What's new

Indonesia Defence Forum

Jokowi Jajal Panser Anoa Amfibi
Presiden Joko Widodo menaiki panser Anoa Amfibi saat akan menghadiri rapat pimpinan TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (16/1/2017). Panser Anoa Amfibi buatan PT Pindad tersebut melintasi danau Mabes TNI menuju Gedung Aula Gatot Subroto, tempat dilaksanakan Rapim TNI tahun 2017. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

anoa_1.jpg

anoa_2.jpg

anoa_3.jpg
 
Gunner cockpit view of the Indonesian Army Aviation Mi-35P Hind helicopter live firing test of its 30mm twin barrel cannon and rockets. Credit to Indomiliter.

 
Indonesia hints at submarine fleet mix that includes midget boats
Ridzwan Rahmat, Singapore - IHS Jane's Defence Weekly
17 January 2017
The Indonesian Navy's (Tentera Nasional Indonesia - Angkatan Laut: TNI-AL's) plans to operate a fleet of 12 submarines by 2024 may include a number of midget boats, said Commodore Muhammad Ali, commander of the service's maritime security task force, on 17 January.

The commodore was speaking at the UDT Asia 2017 undersea defence conference in Singapore, during which he gave an update on the TNI-AL's modernisation efforts, including its anti-submarine warfare (ASW) capabilities.

Indonesia currently operates a fleet of two Cakra (Type 209/1300)-class diesel-electric submarines (SSKs), and is currently anticipating the delivery of three DSME Type 209/1400 boats from South Korea.

http://www.janes.com/article/66999/indonesia-hints-at-submarine-fleet-mix-that-includes-midget-boats
 
Indonesia focuses on UAV development for border security
Selasa, 17 Januari 2017 00:53 WIB - 0 Views

Makassar, S Sulawesi (ANTARA News) - Minister of Research and Technology Mohammad Nasir said that the government is focused on the development of Unmanned Aerial Vehicles (UAV) (drones) to strengthen the defence and security at the nation's border.

"The Ministry of Research and Technology is focused on its development, while the Ministry of Defence will be in charge of its application," Minister M. Nasir said here on Monday.

The Ministry of Research and Technology is working, together with Bandung Institute of Technology, National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN), and Technology Assessment and Application Agency (BPPT), in developing the technology and innovations used in the UAV.

Meanwhile, PT Pindad and PT Dirgantara Indonesia will be in charge of the production of the UAV.

The innovations and advanced technology of the UAV are expected to significantly improve security at the border area and along Indonesias outer islands, as well as to maintain the nation's sovereignty, the minister said.

reporting by Abd Kadir

(Uu.A059/INE)
Editor: Suryanto

COPYRIGHT © ANTARA 2017

http://m.antaranews.com/en/news/108972/indonesia-focuses-on-uav-development-for-border-security
 
Two new AS550 C3 Fennec Light Attack Helicopters of the Indonesian Army Aviation Skadron 12/Serbu Waytuba Lampung. Credit to Tom.

16122920_773835852792356_8649741573510135808_n.jpg


https://www.instagram.com/p/BPU5QbjDJGc/
These arent Fennecs... but
Eurocopter AS350 Écureuil

1506078.jpg



FENNEC ---

Z4xdMwj.jpg
Cse9t1z.jpg
DIGIT-03193.jpg

Fennecs have wings/pylons... for weapons and mounted FLIRs etc... their distinguishing feature.
 
View attachment 369191
View attachment 369192 View attachment 369193
more than 200 Arisgator will be procured in near future, it will increase the total number of Army M113 family to more than 300 units

Supporting News

TNI AD Akan Beli Kendaraan Angkut Arisgator, Apa Hebatnya?
October 24, 2016


TNI AD sedang dalam proses mengakuisisi kendaraan angkut pasukan M113, yang jika ditotal jumlahnya akan mendekati 200 unit, atau setara dengan kekuatan untuk tiga batalion mekanis. Pertanyaan selanjutnya, apa yang akan dilakukan dengan M113 tersebut?

M113 sendiri memang ikonik. Digunakan secara meluas sejak Perang Vietnam, kendaraan angkut pasukan ini terkenal bandel, mudah dirawat, dan cocok digunakan di medan berlumpur maupun di jalan raya. Daya apungnya juga sangat bagus, karena bentuknya yang kotak dan sederhana.

Bicara soal daya apung, satu-satunya kekurangan M113 hanya sistem propulsinya yang terlalu sederhana. Walaupun bisa mengapung di permukaan air, kecepatannya relatif rendah karena hanya mengandalkan gerakan dari rantainya saja. Andaikan M113 bisa bergerak cepat di dalam air, tentu kendaraan angkut pasukan darat ini bisa jadi hidup di dua alam sebagai kendaraan angkut pasukan amfibi.

Nah, pemikiran inilah yang melandasi modifikasi yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan Italia bernama ARIS (Applicazioni Rielaborazioni Impianti Speciali) SpA dalam konsep Arisgator. Ide dasarnya adalah modifikasi dan pembenahan pada M113 pada sektor daya apung dan propulsi sehingga M113 dapat bersalin rupa menjadi kendaraan pendarat amfibi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, ada sejumlah kit modifikasi yang disiapkan, yaitu moncong tambahan pada M113 berbentuk haluan kapal (atau malah moncong buaya) yang berisi gabus dan karet khusus yang ringan dan dapat meningkatkan daya apung, plus panel pembelah ombak yang dapat dibentangkan saat mengarung air. Panel tambahan serupa yang ditempelkan di bagian belakang kendaraan yang sekaligus menjadi rumah bagi sistem waterjet. Kotak penambah daya apung serupa dapat dipergoki di sisi kiri-kanan Arisgator.

arisgator8-1024x439.jpg


Pada bagian atas, exhaust atau knalpot dipanjangkan dengan menggunakan snorkel pada sisi kanan atap. Grille untuk lubang masuk udara mesin juga diberi penutup yang lebih tinggi dari kendaraan agar tidak kemasukan air pada saat mengarungi permukaan sungai dan laut.

Untuk sistem propulsi di dalam air, dua buah propeller hidrostatik dipasang di bagian belakang bawah dengan ukuran yang besar, yang mampu mendorong kendaraan dengan kecepatan 5 knot di permukaan air. Sistem propeller ini dapat digerakkan secara independen untuk membuat Arisgator berbelok saat bermanuver di permukaan air.

Kemampuan amfibi yang prima tersebut membuat Arisgator dapat digunakan untuk melakukan operasi pendaratan amfibi, dilepaskan dari kapal LPD untuk kemudian berenang, mencapai permukaan, dan bertempur. Modifikasi Arisgator sendiri tidak mempengaruhi kemampuan manuvernya di darat jika dibandingkan dengan M113. Untuk urusan persenjataan juga sama, Arisgator hanya menyediakan sistem kubah dan dudukan dengan dinding penahan cipratan ombak, plus dudukan untuk senapan mesin M2HB atau pelontar granat 40mm Mk19 Mod 0.

arisgator6-f-1024x439.jpg


Secara keseluruhan, M113 yang bersalin rupa menjadi Arisgator boleh dibilang mirip dengan kendaraan pendarat amfibi LVTP-7, namun berukuran lebih mini. Sosoknya jelas bertambah panjang dibandingkan M113 yang berbentuk bak kotak sabun, dan kemampuan amfibinya jadi cocok untuk operasi pendaratan amfibi ataupun operasi di alur sungai dan muaranya.

Di Italia, Arisgator diberi nama resmi VAL dan digunakan oleh Batalion San Marco dari Resimen Pendarat AL Italia. Di Indonesia, konsep Arisgator sudah beberapa kali ditawarkan ke TNI AD, terhitung sejak awal tahun 2000. Seiring dengan akuisisi M113 oleh TNI AD, kabarnya saat ini sedang dijajaki kembali mengenai kesesuaiannya dengan kebutuhan TNI untuk dukungan operasi mekanis.

Spesifikasi M113 Arisgator
Kecepatan : 60km/ jam (darat); 5-6 knot (air)
Jarak tempuh : 500km
Panjang : 7,2m
Lebar : 2,9m
Tinggi : 2,4m
Bobot : 13 ton

http://angkasa.co.id/info/militer/tni-ad-akan-beli-kendaraan-angkut-arisgator-apa-hebatnya/
 
These arent Fennecs... but
Eurocopter AS350 Écureuil

Fennecs have wings/pylons... for weapons and mounted FLIRs etc... their distinguishing feature.
The pylons for gun & rocket pods can be intalled/uninstalled.

The same Indonesian Army AS550 C3 with pylon & gun pod.

2058574_20161201082124.jpg


The two Fennec with pylon at the left corner background with another two still unpainted (yellow) further back at PT DI facility.

15056592_702533309909628_904769014482337792_n.jpg


All photos credited yo Haryadi Dwi.
 

Pakistan Affairs Latest Posts

Back
Top Bottom