What's new

Indonesia Defence Forum

Ssst... Erdogan Bakal Bantu RI Bikin Pesawat!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
NEWS

01 August 2020 07:02

seorang-pria-mengibarkan-bendera-turki-di-hagia-sophia-era-byzantium-di-distrik-bersejarah-sultanahmet-istanbul-saat-akan-mela_169.jpeg

Foto: Seorang pria mengibarkan bendera Turki di Hagia Sophia
lg.php

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Industri dan Teknologi Turki, Mustafa Varank.

Pertemuan tersebut dilakukan secara dalam rangka melakukan penjajakan bidang kerja sama potensial guna memperkuat hubungan bilateral kedua negara dalam bidang riset dan inovasi.

Salah satu yang dibahas adalah kerja sama pengembangan industri kedirgantaraan, antara lain kerjasama pesawat N-219 dan R-80. Negara yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut berkomitmen mendukung penuh Indonesia.

"Pembahasan kerja sama ini sangat relevan dan signifikan dalam pengembangan hubungan bilateral Indonesia-Turki khususnya dalam bidang penguasaan riset, teknologi dan inovasi," kataBambang seperti dikutip Sabtu (1/8/2020).

34fe091a-85a1-4cef-a694-abdbe84fa987_169.jpeg
Foto: Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar and President Recep Tayyip Erdogan.(Turkish Defence Ministry via AP, Pool)

Hubungan kerja sama Indonesia dan Turki dalam bidang kedirgantaraan memang sudah terjalin sejak lama. Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan Turki telah melakukan pendekatan secara politis kepada Indonesia untuk melakukan kerja sama pengembangan civilian aircraft project atas pesawat tipe N-219, N-245, dan R-80.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI), Elfien Goentoro, menjelaskan bahwa saat ini PT DI telah memiliki MoU dalam bidang manufaktur dan produksi bagian pesawat tipe N-219 dan N-245 dengan Turki, yang mana saat ini pengembangan pesawat N-219 sudah siap untuk tahap komersialisasi.

Sementara itu untuk proyek pesawat R-80, Direktur Utama PT Regio Aviasi Indonesia (RAI), Agung Nugroho, mengenang masa-masa pertama kali PT RAI didirikan pada tahun 2012, Turki adalah negara pertama yang dikunjungi Pendiri PT RAI kala itu (alm.) Prof. BJ Habibie, Menristek RI dan Presiden RI ke 3 saat itu, untuk melakukan penjajakan kerja sama teknologi mesin pesawat.

Lebih lanjut Agung mengatakan bahwa pesawat R-80 saat ini sudah mampu memenuhi kapasitas penumpang 90-100 orang.

Berbeda halnya dengan Indonesia, industri kedirgantaraan Turki memang memprioritaskan pengembangan dan produksi pesawat tempur untuk kebutuhan militer negaranya, mengingat Turki termasuk negara maju di Kawasan untuk bidang pengembangan teknologi pesawat tempur.

Presiden Turkey Aerospace Industry (TAI) mengatakan bahwa dirinya melihat adanya potensi besar untuk dapat mengkolaborasikan kepentingan Turki dan Indonesia, sehingga Turki ke depannya dapat mengembangkan program passenger aircraft military program.

Akan tetapi, Menteri Turki tetap akan melihat kemungkinan kerjasama untuk pengembangan pesawat penumpang dengan Indonesia.

Selanjutnya, diterangkan oleh PT DI bahwa Indonesia akan mencoba memasuki pasar komersil terhadap pesawat N-219 yang lebih besar untuk penggunaannya di wilayah Eropa, melalui langkah awal sertifikasi pesawat RI-68, RI-80 dan R-90 di Turki.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200801064839-4-176789/ssst-erdogan-bakal-bantu-ri-bikin-pesawat
Eh whats up with cnbcindonesia? Now run by those clickbite professor? This title remind me of those junk local military youtube channel. "Diam-diam...", "China panik, Indonesia beli..." :lol::lol:
 
.
Missiles will be removed
I understand that it would be like that, however it is also not that easy to integrate european made missiles to a system made for US missiles. I believe it would take a considerable amount of money to upgrade the subsystem to be able to wield European made missiles and armaments.
 
.
there's recently reported new Anoa batch on pindad with different camo scheme with RCWS installed, i hope this will be standarized for all anoa fleet.
 
Last edited:
.
This rumour about code has been lingering for years without us knowing is it true or not.
@Chestnut is it true?
I'll answer it with a question, if you need launch codes to launch missiles, then how did Pakistan launch their AMRAAMs at the Indians over Kashmir?

Also, a Javelin isn't THAT advanced to the point you'd need US codes to fire them. That's just retarded and Alman shouldn't be writing stuff like this that can be easily misconstrued.
 
. .
I'll answer it with a question, if you need launch codes to launch missiles, then how did Pakistan launch their AMRAAMs at the Indians over Kashmir?

.

Simple, it means the US has given the codes, most probably before the planes are flying. The tension is already hot before with India has already bombed inside Pakistan several days or weeks before.
 
.
You only need the source code if you're trying to integrate it to something else, not to fire missiles.
 
. . . . .
yang bener sourche code to intergrate bukan to launch
code to launch for accuring target with inbound missle system is another story dont know about amraam more over javelin apalagi permit utk memiliki udh punya. but for tomahawk it's have also a self distruct makanisme .
kl drone well thats why we have wingloong and not herone regard
 
.
We firing our Sidewinder and Maverick from the same rack used for firing Amraam
That man tweets though; he's clearly being too much for The French & Dutch that sometimes things he speak of are beyond rationale thoughts or occasionaly combining facts with things he's promoting. I understand in our arms acquisition, it needs to satisfy the whole factions means a single state can't have the whole pie, certain slices must go to others. This men however, idk he represents of, but clearly he wishes the whole for his interest group
 
.
Kalau performance mesin memang ga mungkin bisa ngalahkan barang Eropa (apalagi cewe basis Eropa :cheesy:), tapi yg perlu diketahui dgn mobil Jepang adalah margin toleransi nya jauh lebih besar dibandingkan mobil Eropa atau Amerika sekalipun. Sebenarnya kalau kita buka (bongkar) mesn Eropa, performance mereka dapatnya hanya karena margin toleransi nya sangat kecil yg akibatnya masa pakai bin maintenance jauh lebih berat dibadingkan mobil Jepang. Sebagai contoh mesin mobil Eropa kalau sudah usia dekat 10 tahun siap2x aja "mbubut" itu silinder yg tentunya ngerubah (nurunkan) performance mesin. Dan hal ini juga penyebab yg sering kita lihat mobil Lamborghini yg terbakar. Sebenarnya bukan karena mesin nya jelek, tapi kondisi mesin sudah melewati margin toleransi. Hal yg sama juga dgn F-150, saya kebetulan ga pernah punya mobil Ford jadi ga bisa detail, cuma setau saya F-150 kurang lebih memang margin toleransinya mirip dgn Toyota, sedangkan utk performance mobil Amerika filosofis nya adalah dengan "brute force" alias kapasitas mesin yg dibesarkan.

my point exactly...
 
.
That man tweets though; he's clearly being too much for The French & Dutch that sometimes things he speak of are beyond rationale thoughts or occasionaly combining facts with things he's promoting. I understand in our arms acquisition, it needs to satisfy the whole factions means a single state can't have the whole pie, certain slices must go to others. This men however, idk he represents of, but clearly he wishes the whole for his interest group

Sales at their best, in the past i got such tendency.
 
.

Pakistan Affairs Latest Posts

Back
Top Bottom