Target KSAU Setelah Alutsista Ditambah: Cetak 52 Penerbang per Tahun
Ristu Hanafi - detikNews
Foto: Tim aerobatik TNI AU Jupiter Aerobatic Team (JAT). (Dok. Tim JAT)
Sleman - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Yuyu Sutisna, berharap TNI AU setiap tahun mampu mencetak minimal 52 penerbang. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan seiring dengan penambahan alutsista.
"Saya berharap setiap tahun tak kurang dari 52 penerbang yang dicetak dari setiap angkatan," kata Yuyu di sela acara Tupdik dan Wisuda Sarjana Taruna Tk.IV 2019 Akademi Angkatan Udara (AAU) di Gedung Sabang Merauke (GSM) Kampus AAU, Yogyakarta, Kamis (20/6/2019).
Yuyu menjelaskan, kebutuhan penerbang TNI AU sudah hitung sampai renstra keempat yang akan dimulai tahun 2020-2024. "Saat ini berada di akhir renstra ketiga, tak hanya penerbang, tapi juga teknisi, pendukung, semuanya kita hitung," ujarnya.
"Dengan penambahan alutsista, banyak pengadaan alutsista di renstra ketiga ini, pesawat tempur, pesawat angkut, helikopter, rudal, pesawat tanpa awak, itu akan tiba mulai 2021 awal. Penambahan personel sudah kita perhitungkan," lanjutnya.
Baca juga: Balon Udara Liar Juga Ganggu Latihan Sekbang Lanud Adisutjipto
Yuyu menambahkan, terkait wisuda sarjana Taruna Tk IV ini, dia mengingatkan bahwa tantangan bagi TNI AU ke depan semakin kompleks seiring dengan perkembangan di bidang teknologi, sumber daya dan peralatan yang semakin canggih.
"Harus dijawab dengan kualitas pendidikan yang memadai. Sehingga alutsista bisa diawaki SDM yang memadai," kata Yuyu.
"Tantangan revolusi industri perlu diantispiasi dengan sebaik mungkin, terlebih AU, pesawat tempur sudah generasi terbaru, harus lebih meningkatkan kualitas pendidikan dan mengarahkan ke tantangan tersebut, buka lagi program yang normatif," sambungnya.
Baca juga: KSAU Resmikan 2 Skadron Baru di Wilayah Timur Indonesia
Dalam wisuda ini, AAU meluluskan 99 orang sarjana bergelar Sarjana Terapan Pertahanan dari 3 program studi, yakni studi Aeronautika Pertahanan, Elektronika Pertahanan, dan Teknik Manajemen Industri Pertahanan. Seluruhnya lulus dan 15 di antaranya berpredikat cumlaude.
"Lulusan tahun ini jauh lebih baik peningkatannya dibandingkan tahun-tahun lalu. Lulusan 2019 ini insyaallah dilantik bapak presiden menjadi letnan dua pada 16 Juli di Jakarta, mudah-mudahan mereka bisa mengisi organisasi di AU dan menjawab tantangan yang akan dihadapi AU ke depan," imbuhnya.
(mbr/mbr)
Additional 52 new pilots per annual is needed by our air force.
All equipments including fighters, helicopters, drones, missiles, transport aircrafts will arrive starting from 2021.
My prediction :
Arrival of equipment = 2021 to 2025
Year from now 2019 to 2025 = 2025 - 2019 = 6 years
52 = 12 + 16 + 24
24 pilots x 6 years = 144 new pilots
16 pilots x 6 years = 96 new pilots
12 pilots x 6 years = 72 new pilots
Transport aircraft needs 3 crews (pilot, co-pilot and navigators)
Each transport aircraft will be served by 3 crews multiply with 3 shifts a day.
72 pilots divided by (3 x 3 = 9) pilots per aircraft equals to 8 transport aircraft.
Each Helicopter needs 2 crews (pilot and co-pilot) per shift and there will be 3 shifts a day.
Thus each helicopters needs 6 pilots.
96 pilots divided by 6 pilots per helicopter equal to 16 helicopters.
Each fighter needs minimum 1 pilot per shift and there will be 3 shift a day.
1 pilot x 3 shift = 3 pilots a day.
144 pilots divided with 3 pilots equals to 48 fighters aircraft.
Conclusion :
Our Air Force will have additional 8 new transport aircrafts, 16 new helicopters, 48 new fighters.