What's new

Indonesia Defence Forum

FB_IMG_1533009474112.jpg
FB_IMG_1533009459480.jpg
 
Last edited:
. . .
MALE Nasional yang Ditunggu Itu
Juli 31, 2018 Artikel, Berita No comments
PTTA-MALE-PTDI-Angkasa-Review.png
PTDI
ANGKASAREVIEW.COM – Sobat setia AR, banyak penggemar alutsista tentunya penasaran dengan progres pengembangan drone nasional jenis MALE (Medium Altitude Long Endurance) yang proyeknya telah disiarkan sejak tahun 2016 silam.

Rasa penasaran itu juga dirasakan awak Redaksi Angkasa Review yang akhirnya terjawab sudah saat kami mengunjungi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) pada 10 Juli lalu. Informasi resmi disampaikan langsung oleh Nainar, Project Engineer PTTA (Pesawat Terbang Tanpa Awak) PTDI yang menjadi nara sumber wawancara kami.

Pengembangan PTTA MALE ini mulai di canangkan pada 2015 silam yang merupakan tindak lanjut dari kesuksesan proyek PUNA/PTTA Wulung untuk TNI AU.

Proyek drone MALE ini juga dijalankan oleh tim yang sama seperti proyek Wulung. Yaitu kolaborasi antara Kementerian Pertahanan, TNI AU, PTDI, BPPT, PT LEN Industri, dan ITB (Institut Teknologi Bandung).

Kali ini kinerjanya dan perannya akan jauh lebih ampuh dibanding Wulung yang durasinya hanya maksimal empat jam dan berperan sebagai drone pengawasan (surveillance) saja. Sedangkan PTTA MALE dapat beroperasi enam kali lipatnya dan menjalankan misi ISR penuh (intelligence, surveillance, reconnaisance).

Seperti diutarakan Nainar, MALE Nasional ini dirancang untuk dapat beroperasi selama 24 jam dengan ketinggian maksimum hingga 7.000 m dan jangkauan jelajah operasi sejauh 5.000 km.

1-Drone-MALE-PTDI-Angkasa-Review-copy.jpg
PTDI
Nainar juga mengungkapkan, drone MALE ini akan dibangun dalam empat fase atau yang disebut sebagai ‘Block’. “Pertama adalah Block O, lalu Block L, selanjutnya Block D, dan terakhir Block C,” ujarnya.

Pada fase awal atau Block O (O=kosong) sang MALE belum dilengkapi sistem misi. Fase ini adalah pembuktiaan konsep (proof of concept) apakah MALE bisa terbang sesuai dengan target atau kinerja yang ditentukan sebelumnya. Lalu fase kedua atau Block L (L=LEN) mulai menerapkan sistem misi yang dikembangkan oleh PT LEN Industri.

Selanjutnya dalam Block D (D= Data link-BLOS), MALE akan dilengkapi sistem terkait dengan perannya sebagai pesawat ISR penuh. Untuk mendapatkan sistem yang telah proven, PTDI dan Tim akan mencari mitra dari negara lain.

Baik dalam Block O dan Block L, MALE yang akan dibangun oleh PTDI ini sistem roda pendaratnya masih belum dimasukkan ke dalam badan pesawat (fixed landing gear). Baru pada tahap ketiga dan keempat sistem roda sudah dirancang bisa masuk ke dalam yang juga akan meningkatkan aerodinamis pesawat.

Nainar-Project-Manager-PTTA-PTDI-Angkasa-Review.png
Rangga Baswara Sawiyya
Seperti yang diungkap Nainar, setidaknya telah ditetapkan tiga mitra sebagai pemasok sistem misi ISR tersebut, yaitu dari perusahaan asal Cina, Turki dan Perancis.

Meski tidak mengungkapkan secara detail, dari banyak berita yang beredar di dunia maya, sistem ini akan serupa dengan milik drone CH-4 dari Cina, Anka dari Turki, dan drone Patroller buatan Safran-Perancis. Namun dipastikan oleh Nainar, MALE tetap murni rancangan Indonesia, hanya sistemnya saja yang akan diambil dari luar.

Sampai saat ini progres PTTA MALE yang belum mendapatkan nama ini telah masuk detail desain untuk pembuatan purwarupa. Diharapkan tahun 2019-2020 telah menjalani penerbangan perdananya. Dua tahun selanjutnya proses untuk mendapatkan sertifikasi sehingga tahun 2022 sudah bisa masuk jalur produksi.

RANGGA BASWARA SAWIYYA

http://www.angkasareview.com/2018/0...mpakan-drone-male-nasional-yang-ditunggu-itu/

Indonesia MALE drone program take a milestone. Engineering design detail phase is in progress, at least first prototype will fly in 2019-2020.
 
. .
aerostar-4.jpg

INDONESIA
EMPAT SKUADRON AKAN PERKUAT KOOPS AU III
30 JULI 2018 DIANEKO_LC 1 KOMENTAR
Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Koops AU) III segera diperkuat dengan sejumlah skuadron. Diantaranya skuadron tempur, skuadron helikopter, skuadron angkut, dan skuadron pesawat tanpa awak atau drone.

Dilansir dari laman Sindonews (30/ 07), KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna mengungkapkan hal tersebut saat memperingati Hari Bakti Ke-71 TNI AU serta gugurnya Marsda TNI Anumerta Agustinus Adisucipto dan Marsda TNI Anumerta Abdulrachman Saleh di Lapangan Dirgantara, Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta, kemarin.

“Kita berencana menempatkan skuadron pesawat helikopter, kemudian ke depan secara bertahap akan menempatkan skuadron tempur maupun skuadron angkut,” ujar Yuyu. Saat ini pihaknya telah menaikkan dua lanud tipe B yakni Lanud Silas Papare di Jayapura dan Manuhua, Biak menjadi tipe A dan akan dipimpin oleh perwira tinggi bintang satu.

Sementara lanud tipe C yang naik menjadi tipe B yakni Lanud Johanes Abraham Dimara, Merauke dan Lanud Yohanis Kapiyau, Timika. “Koops III sudah dibentuk, dua hari lalu saya melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan markas komando (mako). Termasuk perumahan untuk anggota di sana. Kondisi di Biak yang ada landasan udara (lanud) dan komando sektor (kosek) sudah penuh,” kata mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pang kohanudnas) ini.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Nov – yan Sam yoga mengakui, untuk mem perkuat operasional Koops III akan dilengkapi se – jum lah skuadron.

Meski begitu, penambahan kekuatan tersebut masih menunggu kesiapan fasilitas seperti hanggar dan sebagainya. Saat ini TNI AU masih melakukan kajian lokasi yang tepat untuk pembangunan skuadron tersebut. “Untuk hanggar, begitu diputuskan akan dibangun di mana, baru pembangunan dimulai. Jadi tinggal keputusan penentuan di mananya karena itu yang sangat-sangat pentingnya di situ,” katanya.

Dia menyebutkan, ada beberapa lokasi yang memungkinkan untuk penempatan semua skuadron tersebut seperti di Biak, Jayapura, atau Sorong. Penen tuan lokasi tersebut didasarkan atas kesiapan pangkalan dan tingkat ancamannya.

“Jadi ada skuadron tempur, skuadron heli, skuadron UAV, bahkan skuadron angkut semua akan digeser ke timur. Untuk pembentukan skuadron heli, skuadron tempur, dan sebagainya itu, pesawatnya sudah ada. Namun, perlu ada hanggar. Jadi menunggu kesiapan fisiknya. Untuk kantor rencananya diresmikan pertengahan 2019,” ucapnya.

Terkait dengan pembentukan skuadron pesawat tanpa awak, Samyoga menegaskan, hal itu sudah masuk dalam program pengadaan sebab tidak mungkin semua kekuatan ditumpuk di wilayah bagian barat. “Ini merupakan skuadron kedua setelah Skuadron 51 Pontianak, Kalimantan.

Jadi skuadron kedua akan dibangun di wilayah timur, Papua sana. Sebenarnya alat utama sistem persenjataan (alutsista) itu tinggal menunggu ketetapan dari fasilitas. Heli sudah ada dan pesawat tempur sudah banyak,” tegasnya. Dalam kesempatan itu, Samyoga juga menyatakan, ada rencana perubahan nama Rumah Sakit Umum Sleman, Yogyakarta menjadi Marsda TNI Anumerta Abdulrachman Saleh. Penggantian nama terse but sebagai bentuk penghargaan atas jasanya saat melawan agresi militer Belanda. “Ada wacana untuk mengubah nama Rumah Sakit Umum Sleman itu menjadi Rumah Sakit Profesor Doktor Abdurachman Saleh, ini sangat positif,” katanya.

Abdulrachman Saleh tidak hanya merupakan seorang pahlawan Angkatan Udara, tapi juga merupakan seorang pionir Ilmu Faal. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) bahkan sudah menjadikan sosok Abdulrachman Saleh sebagai seorang pahlawannya. “Memang beliau ini seseorang yang sangat luar biasa dan pada saat kejadian itu kebetulan Bapak Profesor Doktor saat itu berdinas di daerah Yogyakarta khususnya di Sleman ini sehingga ada keinginan untuk menggantikannya,” ungkapnya.

Hanya, perubahan nama tersebut masih memerlukan proses karena tetap harus melalui persetujuan DPRD dan sebagainya. “Kami dari Angkatan Udara tentu berharap agar proses ini bisa berjalan dengan mulus sehingga nama beliau bisa diabadikan di rumah sakit umum tersebut,” ucapnya.
 
.
Indonesia restores damaged sonar on Diponegoro-class corvette


p1356034_main.jpg

The Indonesian Navy's Diponegoro (Sigma)-class corvette, KRI Frans Kaisiepo. Source: Damen

The Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut: TNI-AL) has restored the hull-mounted sonar system of its Diponegoro (Sigma)-class corvette that ran aground in January 2015.

The vessel, KRI Frans Kaisiepo (368), ran aground while navigating the Surabaya Western Shipping Route (Alur Pelayaran Barat Surabaya, or APBS).

Frans Kaisiepo was on its way to the Java Sea to relieve sister ship KRI Sultan Hasanuddin (366) in search operations for downed Air Asia airliner QZ8501, a TNI-AL source told Jane's at the time.

Besides sustaining damage to its hull, the corvette’s Thales Kingklip hull-mounted sonar system was adversely affected in the grounding.

Thales has since restored the sonar's functionalities, and updated the ship’s operator console and signal processing systems. The company worked with an Indonesian industrial partner, PT Dharma Satya Nusantara (DSN), during the repairs as part of a technology transfer programme.

Want to read more? For analysis on this article and access to all our insight content, please enquire about our subscription options at ihs.com/contact






To read the full article, Client Login
(165 of 218 words)

https://www.janes.com/article/82081/indonesia-restores-damaged-sonar-on-diponegoro-class-corvette
 
. . . .
Four jet fighters to greet Asian Games torch
Selasa, 31 Juli 2018 16:00 WIB - 1 Views

Reporter: Antara

20171024logo-asian-games-003xxxx3.jpg

Logo of the Asian Games 2018 (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Four jet fighters from Squadrons 16 and 12 of the Roesmin Nurjadin Airbase, Riau, are ready to greet the Asian Games 2018 torch expected to arrive in the provincial capital of Pekanbaru on Aug 1.

"Our jet fighters will escort the arrival of the Asian Games torch from Silangit, North Sumatra," Major Sus Rindar, chief of the airbase`s information center, stated in Pekanbaru on Tuesday.

The torch will be flown from the Silangit International Airport in North Sumatra to the Roesmin Nurjadin Airbase in Riau aboard a Hercules C-130 aircraft of the Indonesian Air Force (TNI AU), he stated.

The Hercules aircraft will fly from North Sumatra to Riau under the escort of two jet fighters, F16 Fighting Falcon and Hawk 100/200, he revealed.

Commander of the Roesmin Nurjadin Airbase Colonel Ronny Irianto and communication forum of regional heads (Forkompinda) will greet the torch upon arrival at the airbase, he noted.

On a separate occasion, Doni Aprialdi, chief of the Riau provincial youths and sports office, made assurance that preparations to greet the torch are 100 percent complete.

Secretary of the Riau Provincial Government Ahmad Hijazi remarked that the torch is scheduled to arrive in Pekanbaru on Wednesday evening, and the Riau governor and Forkopimda will greet it.

"The torch will be taken to Siak at night," he said, adding that the torch will be taken back to Pekanbaru to be kept at the Regional Building on Gajah Mada Street.

The torch will be taken to Puncak Lawang, Bukittinggi, West Sumatra, on Thursday (Aug 2).

Reporting by Anggi Romadhoni
Editing by Suharto, Andi Abdussalam
Editor: Fardah Assegaf

COPYRIGHT © ANTARA 2018
 
. . .
Antasena, Tank Boat Pertama di Dunia Buatan Indonesia, Dipesan Rusia
HANKAM
29/07/2018, 12:59 WIB | Editor: Ilham Safutra
https://www.jawapos.com/nasional/ha...rtama-di-dunia-buatan-indonesia-dipesan-rusia

JawaPos.com - Kemampuan Indonesia dalam merancang alat pertahanan atau persenjataan semakin tidak diragukan lagi. Terbaru, PT Pindad memproduksi Kapal Antasena. Kapal itu tidak cuma bisa dioperasikan di laut, tetapi juga di sungai, muara, bahkan rawa.

Antasena ini memadukan teknologi tank dan boat. Kapal dengan spesifikasi seperti itu belum pernah diproduksi sebelumnya oleh industri kapal dunia.

Antasena juga multifungsi. Di antaranya, untuk berpatroli dan mengangkut pasukan serta logistik. Ia juga bisa lincah mengejar perompak yang melarikan diri dari laut menuju sungai atau rawa-rawa.

Seperti dilansir Jawa Pos Radar Banyuwangi, tank boat made in Banyuwangi, persisnya di PT Lundin Industry Invest, itu telah dipesan Kemenhan. PT Lundin berkolaborasi dengan PT Pindad serta industri pertahanan asal Belgia CMI Defence.

Kemarin Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal TNI (pur) Ryamizard Ryacudu meninjau langsung produksi kapal dan meresmikan prototipe kapal tersebut di PT Lundin, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Ryamizard didampingi Bupati Abdullah Azwar Anas.

"Hasilnya sangat baik, sangat membanggakan. Bangsa kita mampu membuat kapal bagus, bahkan sudah banyak dipesan negara lain," ujarnya.

Salah satu pemesannya, kata Ryamizard, adalah Rusia. "Kami targetkan tahun depan kapal sudah bisa dioperasikan. Kapal ini nanti dioperasikan di wilayah yang daerahnya memiliki banyak sungai dan rawa, seperti Kalimantan dan Papua," imbuhnya.

Ryamizard menambahkan, program pengembangan tank boat tersebut sudah dimulai setahun lalu. Industri kapal di Banyuwangi dipercaya untuk memproduksi kapal bersama PT Pindad karena dinilai telah berpengalaman membuat kapal berteknologi canggih.

Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan industri perkapalan Banyuwangi berdasar rekomendasi Kemenhan. Industri Banyuwangi memproduksi kapalnya, sedangkan Pindad membangun persenjataannya.

"Jadi, ini memang produk baru yang belum pernah ada di dunia. Kapal tank ini dilengkapi canon kaliber 105 mm yang pas diajak berakselerasi dan menghancurkan kapal musuh," ujarnya.

Sementara itu, Direktur PT Lundin Liza Lundin mengatakan, tank boat tersebut dibuat dengan hull ganda atau disebut sebagai catamaran. Dimensi bagian bawah kapal dibuat hanya setinggi 1 meter sehingga bisa masuk ke perairan kecil seperti sungai dan rawa.

"Ini tank, tapi bentuknya boat (kapal) sehingga menjadi kapal tempur yang fleksibel," katanya.

Dia memberi contoh, kalau dulu ketika mengejar perompak, kapal patroli mengalami kesulitan saat perompaknya dari laut masuk ke sungai. Sebab, kapal patroli terlalu besar. "Nah, tank boat ini bisa mengejar hingga ke sungai," terangnya.

Bupati Azwar Anas menyampaikan terima kasih kepada Kemenhan yang telah memercayakan produksi alutsista negara di Banyuwangi. "Produksi tank boat ini membuktikan industri kapal dalam negeri punya daya saing tinggi di kompetisi global sekaligus mendukung visi kemaritiman Presiden Jokowi," katanya.

__________________________________

PN: Good to know that the project is moving along smoothly!

Now lets see what the media in New Zealand focus on...
__________________________________

New Indonesian military tank-boat to be used in Papua
4:05 pm on 30 July 2018

A new tank-like military vessel under development in Indonesia is being targetted for use in provinces including Papua.

eight_col_Antasena_tank_boat.jpg

Antasena tank boat Photo: Youtube

Production of the Antansena combat vessel began last year by East Java high-tech shipping company PT Lundin.

Antara news agency reports the Defense Minister Ryamizard Ryacudu saying the vessels will be complete next year.

He said they are to be used in regions with many rivers and swampy areas such as Papua and Kalimantan.

PT Lundin describes the vessel as "a tank in the form of boat", flexible enough to pursue pirates up narrow rivers that can't be accessed by wider bodied patrol boats.

The minister said orders for the tank boat have been received from military forces of other countries such as Russia.
______________________________

:coffee:
 
. .
Back
Top Bottom