What's new

Indonesia Defence Forum

.
Talking about international relationship, the latest big news is about 13 Thai soccer boys rescued from cave after 17 days trapped in there. Several countries sent help and the usual ones are always strong countries like UK and US. But I later found out from local Thai news that Laos, Myanmar, and Philippines sent help. Laos and Myanmar are poorer ASEAN countries and they help their ASEAN neighbour. Even Israel, small country and far away, sent help. Thai Navy SEAL got help from these countries. I doubt Laos and Myanmar have SAR agency. But we do. Laos and Myanmar don't have navy SEAL divers. We have. Where is Big Brother of ASEAN?

And why should we play Big Brother of ASEAN?! :what: What benefits we intend to gain from doing so?! :what:. If you actually believe those countries that sent "humanitarian aid" actually doing so because they were driven by "the goodness of their heart" than your delusional.

Really?? How many navy divers do we have? Are we in shortage navy divers because of two boat accidents? In that case, we don't have to send divers. Plan B was to evacuate the kids from the mountain top and our mountain SAR personnel is the most experienced in the region. Don't tell me we're running out SAR personnel because of 2 boats incident too.

Our relation with ASEAN should be beyond ministerial summits. Big brother should show compassion. No, KM Sinar Bangun & KM Lestari shouldn't an excuse. How many divers and mountain SAR personnels do we have? Anybody?

Judging from your previous comments I can see clearly that you don't have any knowledge of underwater operation let alone any experience of it (particularly technical diving), and worse of all you also clearly doesn't have any knowledge of mountaineering & caving in tropical environment :hitwall:.

In case you're interested in underwater activities, I highly recommend you first take recreational diving course and earn your C-card.

Plan B was to drill the mountain and evacuate the kids from the mountain top. How about our land/mountain SAR personnel? They're not diving right?

Before you express your opinion regarding any news subject, it is best practice to always do independent check / verification regarding the 5W+H aspects of it (Who, What, When, Where, Why, How). Boring trough the mountain not only take time, but also risking collapsing the section (or some) passage and the remaining air bubble altogether.
Just in case your asking how do I know this, wel it's because I have access to magical maps, and I also know how to read topo, nautical, and aviation map (which is something that most people lack of)

we have plenty of SAR personnel but not many qualified diver, cave diving especially stay underwater for hours really different thing. And that is not an excuse, we are talking priority here. And we dont need to play 'Big Brother' shit since none of our ASEAN fellow seeing us as Big Brother anymore. this is not 1980's era.

Excellent points there :tup:

There is no such thing as ASEAN brotherhood. This is not EU

Another good point there :tup:. ASEAN isn't EU, which is why ASEAN still relevant, unlike EU that is currently on the verge of collapse under it's own weight.

Menyedihkan!

Instead of talking, why don't you try to go there yourself and help around?! Although if your thinking of going inside flooded cave you might wanna have all your worldly affair set in order beforehand (life insurance & will / testament)

Even though we are facing two tragic incidents at the same time that caused of nearly 200 peoples died, but we are not that blind and deaf to what is happening in Thailand. As a neighbors, of course we also give an offers for support and assistance as best as we can through diplomatic way, even before you ranting here we've done it first.! But the decisions however are on their government's hand. You can not just jumped in as like as you want without any request from Thailand side, there's still a diplomatic norms and ethics that you must to obey..
Sama hal nya dgn Malaysia & Singapore, coba kamu lihat ada gak bendera mereka terpampang disitu sebagai negara yg ikut berkontribusi?? Klo pun gak ada, lantas apa kamu pikir mereka itu cuek atau pura2 bego?? Karena mereka juga dalam posisi menunggu request dari pihak Thailand. We are all on standby mode as a backup!

Jadi gak usahlah pake acara heboh segala macem dimari dan menganggap seolah-olah cuma kamu disini yg peduli.!

He just another "Pahlawan Kesiangan"
 
.
35334382_442332172899434_7111893731057336320_n.jpg

pindad.jpg
 
. . . . .
dari kaskus.....beneran nih????
5154905_20141023052901.jpg
if its komar class, yes is true back on 60's seangkatan ma kapal torpedo boat yg terkenal karena insiden laut aru, one of the ship double 30mm canon still used on krait class patrol class
 
. .
Kostrad third division is in progress

2 Batalyon Kodam XIV/Hasanuddin Diambilalih Divisi III Kostrad
Kamis, 12 Juli 2018 21:11

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe

TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Komando dan Pengendalian (Kodal) Brigif 20/IJK Dam XVII Cendrawasih, Yon Armed 6/105/TRK/TMR dan Yon Arhanud 16/SBC Dam XIV Hasanuddin, diambilalih oleh Kostrad Kariango, Kamis (12/7/2018).

Alih kodal yang digelar di Markas Kostrad Kariango, Mandai, Maros, itu dipimpin Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Mulyono.

Alih kodal Brigif 20/ IJK DAM XVII diserahterimakan oleh Pangdam XVII Cendrawasih, Mayor Jenderal TNI Supit.


Sementara, Pangdam XIV Hasanuddin, Mayor Jenderal TNI, Agus Surya Bhakti menyerahkan Yon Armed 6/105/TRK/TMR dan Yon Arhanud 16/SBC DAM XIV Hasanuddin.

Baca: 40 Prajurit Militer Asing Datangi Makodam XIV Hasanuddin, Ini Tujuannya

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono memimpin langsung upacara pengalihan komando dan pengendalian yang dihadiri Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Agus SB. Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI D Supit dan Panglima Divisi III/Kostrad Mayjen TNI Ahcmad Marzuki di Kostrad Kariango, Desa Sudirman, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Kamis (12/7). (sanovra/tribuntimur.com)
yon-armed_20180712_211102.jpg


Panglima Divisi III Kostrad Kariango, Mayor Jenderal TNI, Ahmad Marzuki yang menerima penyerahan alih kodal tersebut.

Kasad Jenderal TNI Mulyono mengatakan, alih kodal dilakukan, sebagai bentuk penataan organisasi, pengembangan dan pembangunan kekuatan prajurit TNI AD.

"Ada beberapa satuan yang dilebur untuk bergabung ke Divisi tiga Kostrad. Makanya kekuatannya semakin maksimal. Setelah divisi dibentuk, maka satuan pendukung dan kekuatannya harus ditata kembali," katanya.

Alih kodal harus dilakukan demi mempercepat proses operasional dari Devisi III.

Personel Devisi III berasal satuan gabungan yakni Brigif 20/ IJK DAM XVII Cendrawasih, Yon Armed 6/105/TRK/TMR dan Yon Arhanud 16/SBC DAM XIV Hasanuddin

http://makassar.tribunnews.com/amp/...-xivhasanuddin-diambilalih-divisi-iii-kostrad
 
.
Pengerjaan Lebih Cepat 6 Bulan, PTDI Akan Serahkan CN295 Polisi Udara Akhir Juli Ini
Juli 13, 2018 Berita No comments
CN295-Polisi-Udara-Angkasa-Review.png
Rangga Baswara Sawiyya
ANGKASAREVIEW.COM – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan menyerahkan pesawat angkut medium CN295 pesanan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) pada akhir bulan ini (Juli 2018). Pesawat saat ini sudah berada di hanggar Delivery Center PTDI dan siap dikirimkan.

Dari pantauan tim redaksi Angkasa Review langsung di PTDI pada minggu ini, tampak pesawat berkelir Direktorat Polisi Udara (Ditpolud) pesanan Polri yang pertama ini sudah siap digunakan. Pesawat pun sudah menjalani beberapa kali penerbangan uji dipimpin Kepala Pilot Uji PTDI Capt. Esther Gayatri Saleh.

Capt. Esther mengatakan, pesawat saat ini sedang persiapan untuk menjalani IMAA Acceptance danCustomer Acceptance yang akan dilaksanakan minggu depan. “Kami sedang menyiapkan hal itu agar semua berjalan working properly,” ujarnya.

Manajer Program CN295 PTDI Ibnugroho Onto Wicaksono mengatakan, sebelum diserahterimakan CN295 Polisi Udara akan melewati proses IMAA (Indonesian Military Airworthiness Authority) Acceptance oleh Kementerian Pertahanan. “Polri memang meminta bantuan Kemhan untuk proses IMAA CN295 ini,” ujar Ibnu.

Menilik tampilan dari luar, tidak ada beda dari sisi konstruksi antara CN295 Polisi Udara dengan sembilan unit CN295 yang lebih dahulu dimiliki oleh TNI Angkatan Udara. Hanya coraknya saja yang beda. Sementara untuk kabin, Polri memesan konfigurasi 50 tempat duduk (2-2 berderet ke belakang). Konfigurasi ini merupakan konfigurasi passenger(penumpang).

Polri sendiri memesan empat modul konfigurasi untuk kabin CN295-nya, terdiri dari modul VIP, Passenger, Paratroops, dan Medivac. Modul-modul ini telah disiapkan oleh PTDI dan akan diserahkan bersamaan dengan penyerahan pesawat.

Sobat AR, Ibnugroho kepadaAngkasa Review menjelaskan, keempat modul kabin dapat dibongkar-pasang untuk digunakan sesuai kebutuhan. Penggantian modul ini bersifat quick-change, hanya butuh waktu 2-3 jam saja dan dapat dilakukan dengan mudah.

Ibnu-cn295-2.jpg
JR Nugroho
“Kecuali untuk mengubah konfigurasi dari passenger keparatroops, butuh waktu lebih lama karena harus mencopot bagian lapisan dinding kabin terlebih dahulu,” ujarnya. Bila kapasitas untuk modul passenger adalah 50 orang, maka dengan modulparatroops kapasitas menjadi 70 orang dengan konfigurasi duduk menyamping tiga deret ke belakang.

Yang membanggakan, dalam pengerjaan pesanan CN295 Polisi Udara ini, tim PTDI ternyata berhasil menyelesaikannya enam bulan lebih cepat dari waktu yang ditentukan.

“Pengerjaan untuk Polisi Udara ini lebih cepat 6 bulan dari jadwal yang ditentukan. Dalam kontrak, kita harus menyerahkan pesawat ini ke Polri pada Januari 2019. Namun harapan kami, pada 30 Juli ini pesawat sudah bisa kami serahkan,” ujar Ibnu.

Ibnu mengakui, CN295 bukan sepenuhnya buatan PTDI. Berbeda dengan CN235 dan NC212i yang produksinya kini sudah sepenuhnya dilaksanakan di Bandung, untuk produksi CN295 ini PTDI masih bekerja sama dengan Airbus Defence and Space (ADS) di Spanyol.

Kru-CN295-Polud-Angkasa-Review.png
Rangga Baswara Sawiyya
“Jadi 295 ini merupakan kolaborasi antara PTDI dan ADS. Untuk sub-assembly dilakukan di Spanyol dan memakan waktu selama satu tahun. Kemudian setelah sub-assy ini selesai, maka untuk final-assy-nya dikirim ke indonesia. Nah ini butuh waktu enam bulan sampai diserahkan kepada pemesan. Sehingga total pengerjaan 18 bulan,” terangnya.

Ditambahkan, PTDI berkontribusi membuat komponen untuk CN295 ini sebanyak 25%. Setelah menjalani pengecekan akhir di Spanyol, seluruh komponen CN295 ini dikirim dalam bentuk gelondongan ke Bandung menggunakan kontainer-kontainer besar via laut. Di Kota Dirgantara inilah CN295 ini menjalani perakitan akhir, uji terbang, acceptance, hingga diserahkan kepada pemesannya dalam hal ini Polri.

Roni Sontani

http://www.angkasareview.com/2018/0...n-serahkan-cn295-polisi-udara-akhir-juli-ini/

Join production of 1 unit CN295 with paratroopers transport and medivac ability for Indonesian Police.

According to the article : Product will be delivered end of July 2018.
 
.
if its komar class, yes is true back on 60's seangkatan ma kapal torpedo boat yg terkenal karena insiden laut aru, one of the ship double 30mm canon still used on krait class patrol class
that's not komar, that's an osa class......it's obvious from its quadruple missile launcher instead of twin launcher found in most komar class, and its guns uses 23mm gun instead of the 25mm guns in komar
https://en.wikipedia.org/wiki/Osa-class_missile_boat
 
. . . .
Back
Top Bottom