Pasukan Militer Berkaki Empat dari Indonesia, Satu-satunya di Asia Tenggara
Dalam satuan pasukan TNI AD, ada yang dinamakan Detasemen Kavaleri. Detasemen ini umumnya identic dengan kendaraan tempur lapis baja seperti tank, panser, dan sebagainya. Namun, Detasemen Kavaleri yang satu ini cukup berbeda. Di wilayah Bandung Barat, terdapat sebuah Detasemen Kavaleri yang dikhususkan untuk pasukan berkuda.
Detasemen Kavaleri Berkuda atau Denkavkud merupakan Satuan Operasional yang ada di bawah Pusat Kesenjataan Kavaleri Kodiklat TNI AD. Pasukan kuda yang jadi satu-satunya di Indonesia dan Asia Tenggara ini punya tugas pokok melaksanakan tugas militer dan non militer. Satu penampilan tugas Denkavkud yang pernah kita saksikan adalah pada saat upacara penjemputan Bendera Pusaka saat peringatan HUT 17 Agustus di Istana Negara yang lalu.
Tak hanya itu, terkadang detasemen ini juga dilibatkan dalam ajang kejuaraan olah raga baik nasional maupun internasional seperti PON dan Asian Games. Dari Denkavkud ini telah melahirkan atlit-atlit berkuda berprestasi yang mengharumkan negeri seperti Serka Yudi Irianto yang meraih medali emas pada kejuaraan Show Jumping tahun 1996 di Malaysia dan Kopda Jamhur Hatta yang meraih juara III tim PON XVII 2008 di Kalimantan Timur.
Pasukan berkuda TNI AD ini juga dipersiapkan untuk turun ke medan perang dengan daerah yang tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan taktis (source: vivanews.co.id)
Selain itu, Detasemen ini juga menyelenggarakan pembinaan dan pendidikan kuda militer dan personil, menyiapan Satuan Kavaleri Berkuda untuk kodam-kodam, menyelenggarakan peternakan kuda serta menyelenggarakan tugas-tugas protokoler dan pengembangan olah raga berkuda nasional.
Menurut sejarahnya, satuan kavaleri berkuda ini terbentuk sejak adanya kuda hasil rampasan selama perang kemerdekaan di akhir Desember 1949 dan awal 1950. Kala itu, ada 20 ekor kuda yang diserahkan oleh bekas pasukan KNIL kepada Satuan Kavaleri Tentara Nasional Indonesia.
Saat ini, Denkavkud memiliki 240 ekor kuda pilihan yang didatangkan langsung dari Eropa dengan diperkuat oleh 335 personil baik dari prajurit TNI maupun pegawai negeri sipil.
"Detasemen kami bergerak dalam tiga hal, pelatihan kuda, peternakan kuda, dan operasi TNI. Dalam peternakan kuda itu dipilih untuk regenerasi untuk alutsista di masa selanjutnya, untuk pelatihannya kita juga menggelar pelatihan untuk militer dan olahraga," kata Komandan Detasemen Kavaleri Berkuda Mayor Solikhin.
Pasukan ini juga dibelaki dengan rompi anti peluru dan helm, senapan SS1 5.56 milimeter dan pistol P1 pindad. Terkadang, di beberapa kondisi prajurit juga dibekali dengan pedang untuk mengatasi tentara musuh dan melucuti senjata tanpa harus turun dari kuda.
I don't know its right or not for journalist claim, that we the olny in SEA.
viva.co.id