Nike
ELITE MEMBER
- Joined
- Mar 28, 2013
- Messages
- 13,867
- Reaction score
- 24
- Country
- Location
What program will get cut? Any info
Kfx maybe
Follow along with the video below to see how to install our site as a web app on your home screen.
Note: This feature may not be available in some browsers.
What program will get cut? Any info
What program will get cut? Any info
Well half billion dollars is a lot in this country's defense budget. Especially if cut from belanja alutsista.Surprisingly govt only cut Rp 8,7T from 2020's defense budget (walaupun bisa jadi biaya operasional TNI naik karena penanggulangan covid ini)
better to make it a thread, in china&far east forum.https://www.scmp.com/news/china/pol...-zhiqiang-under-investigation-communist-party
not related with indonesia whatsoever , but interesting development nonetheless , looks like the CPC party started to have internal problem , now one of their member which also a real estate conglomerate are dare criticized and point fingers at their own Chairman (xi jinping), even though were arrested by authorities.
yeah i think my post is misplaced , going to delete it .better to make it a thread, in china&far east forum.
Even during this pandemic crisis, Jakarta should consider to send help to Fiji and other Pacific nations they got hit by cyclone.
Considering that the government already create Indonesia Aid and aims to provide aid to Pacific nations, and during his speech in Australian parliament Jokowi said that he want to work together with Australia to achieve that.
that's really hard choice between wedgtail and SAAB for me , the saab offer could help our airframer to gain knowledge for AEW/AWACS development for our cn-235.Saab
Tiga pesawat AEW&C incaran TNI AU dalam MEF IV
CategoryAngkatan UdaraPosted onApril 9, 2020AuthorRangga Baswara SawiyyaLeave a comment
Catatan pendahuluan: Kami tidak bekerja sama dengan akun YuoTube mana pun yang sering menggunakan konten-konten Airspace Review untuk dijadikan bahan narasi YouTube dan mendapatkan hasil yang banyak dari kegiatan tersebut. Kami punya akun YouTube sendiri: Airspace Review. Terima kasih.
AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Di hari jadinya yang ke-74 pada 9 April 2020 ini, TNI AU masih memiliki pekerjaan rumah yang masih banyak, terutama mendapatkan alutsista (alat utama sistem persenjataan) baru untuk menggantikan armada yang mulai uzur.
Salah satu yang begitu dinantikan dan diperbincangkan publik di Tanah Air adalah jet tempur pengganti F-5E/F Tiger II buatan Northrop yang tak kunjung terealisasi.
Ada juga pengadaan pesawat baru dalam rensta (rencana strategis) TNI AU MEF IV (Minimum Essential Forces ke-4) tahun 2020-2024.
Pertama adalah mencari pengganti pesawat intai maritim Boeing B727-2X9 Surveiller yang hampir memasuki usia empat dasawarsa.
Selanjutnya pengadaan tanker udara baru serbaguna bermesin jet untuk menambah kekuatan armada tanker C-130B Hercules yang tinggal satu unit. Seperti kita ketahui, satu unit tanker C-130B lainnya mengalami musibah jatuh di Medan, Sumatera Utara pada 30 Juni 2015.
Pengadaan alutsista strategis lainnya adalah pesawat peringatan dan kontrol udara atau populer disebut AEW&C (Airborne Early Warning & Control System) yang pertama untuk TNI AU bila terwujud.
BACA Dua Pembom Strategis ‘Angsa Putih’ Siap Bergerak ke Afrika Selatan
Nah, berbicara mengenai pesawat AEW&C ini, TNI AU sendiri telah mengevaluasi tiga pesawat. Mereka adalah Boeing 737 AEW&C (E-7A Wedgetail), Airbus C-295 AEW&C, dan terakhir Saab 2000 Erieye.
Pilihan atas ketiga pabrikan besar dunia ini disampaikan langsung oleh KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna kepada wartawan di Ruang VIP Lanud Adisutjipto, Yogyakarta pada 19 Maret 2019 silam.
Pesawat AEW&C digunakan untuk mendeteksi keberadaan dan pergerakan pesawat, kapal, dan kendaraan lawan dalam jarak jauh.
Kemudian melakukan komando dan kontrol ruang pertempuran dalam operasi udara dengan mengarahkan pesawat tempur ke sasaran yang telah dikunci.
RAAF
Dari ketiga pesawat tersebut, Boeing E-7A adalah yang terbesar dan bermesin jet. Pesawat dibekali radar Northrop Grumman MESA (multirole electronic scanned array) yang dipasang di punggung belakang pesawat.
Radar ini mampu melakukan pencarian udara dan laut secara simultan, kontrol tempur dan pencarian area dengan jangkauan maksimum lebih dari 600 km (look-up mode).
Saat beroperasi dalam mode look-down terhadap target jet tempur lawan, jarak maksimumnya lebih dari 370 km.
BACA Menanti Il-112V, Pesawat Angkut Medium Ringan Penantang C-295 dan C-27J
Ketika digunakan melawan target maritim, jarak maksimumnya lebih dari 240 km untuk target ukuran sebesar kapal fregat.
Hebatnya radar MESA ini mampu secara simultan melacak 180 target bersamaan dan melakukan 24 intersepsi sekaligus.
Pesawat E-7A sendiri terbilang laku, saat ini telah opernasional oleh AU Australia, AU Turki, AU Korea Selatan dan AU Inggris. E-7A juga telah diminati oleh AU Italia, Uni Emirat Arab dan Qatar.
Pesawat peringatan dini kedua adalah C-295 AEW&C garapan Airbus Defense and Space.
Pesawat dibekali kubah radar putar 360 derajat di punggungnya dengan mengusung radar AESA (active electronically scanned array) EL/W-2090 buatan IAI, Israel.
Saat ini C-295 AEW&C sendiri masih gencar ditawarkan oleh Airbus Defence and Space, namun belum mendapatkan pelanggan.
Selanjutnya pesawat ketiga buatan Saab Defense Systems dari Swedia di mana pihak Saab memberi kemudahan pelanggan untuk memilih platform pesawatnya sendiri.
Airbus
Seperti AU Brazil yang menyandingkan Erieye dengan pesawat jet Embraer R-99 (E-145). Juga tersedia berbasis jet Bombardier Global 6000 yang dikenal sebagai Globaleye.
Saab sendiri lebih menawarkan paket Erieye dengan pesawat bermesin turboprop Saab 340 atau Saab 2000 yang lebih besar buatannya.
BACA Tiga Helikopter Andalan Ditampilkan Russian Helicopters di MAKS-2019
Radar Erieye menyediakan cakupan 300 derajat dan memiliki jangkauan instrumental 450 km dan jangkauan deteksi 350 km dalam lingkungan peperangan elektronik yang padat.
Saat ini sistem Erieye telah digunakan oleh AU Swedia, AU Brazil, AU Yunani, AU Meksiko, AU Pakistan, AU Arab Saudi, AU Uni Emirat Arab, dan AU Thailand.
Lalu pesawat AEW&C mana yang akan menjadi pilihan TNI AU? Tentunya sudah ada pertimbangan strategis, baik dari kemampuan maupun anggaran yang tersedia.
Mari kita nantikan bersama, apapun pilihannya tentunya pesawat AEW&C ini akan menjadi daya gentar baru TNI AU di kawasan.
Rangga Baswara Sawiyya
editor: ron
https://www.airspace-review.com/2020/04/09/tiga-pesawat-aewc-incaran-tni-au-dalam-mef-iv/