INDONESIA
PTDI – VIETNAM TEKEN LOI PEMBELIAN PESAWAT DAN HELIKOPTER
22 OKTOBER 2019 DIANEKO_LC TINGGALKAN KOMENTAR
PTDI melakukan ferry flight 2 (dua) unit pesawat terbang NC212i untuk Angkatan Udara Filipina (8/ 6). (PT DI)
Vietnam telah menandatangani
Letter of Intent (LoI) pembelian produk kedirgantaraan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), kata diplomat RI pada Jumat 18 Oktober 2019.
Dilansir dari laman
Liputan6 (18/ 10/ 2019), Rincian pembelian itu meliputi sebuah
fixed-wing aircraft dan helikopter untuk maskapai Vietstar Airlines.
“(Kami) baru selesai dari PTDI penandatanganan
Letter of Intent (
LoI) pembelian satu pesawat NC212i
40 seaters dan rencana pembelian satu helikopter untuk keperluan evakuasi medis oleh Vietstar Airlines,” kata Fungsi Ekonomi KJRI Ho Chi Minh City, Musa Derek Sairwona.
“Tapi sifatnya masih
LoI, yang kemudian akan dilanjutkan dengan pembahasan teknis pembayaran serta spesifikasi barang,” lanjut Musa yang belum merinci nilai pembelian dan tanggal serah-terima karena masih dalam tataran “negosiasi.”
Ini bukan pertama kalinya Vietnam melirik pesawat PTDI buatan Indonesia.
Pada 15 Mei 2018 lalu, Angkatan Udara Vietnam telah menerima dua unit pesawat NC212i, dan 6 Juni 2018 kembali dikirimkan 1 unit dari total 3 unit yang mereka pesan.
Celah Potensi Ekspor Pesawat Indonesia ke Vietnam Masih Besar
Pada kesempatan terpisah, Duta Besar RI untuk Vietnam Ibnu Hadi menjelaskan, kesepakatan pembelian produk kedirgantaraan itu merupakan tindak lanjut dari temu bilateral antara PTDI, KJRI Ho Chi Minh, dengan pihak Vietnam pada sela-sela Trade Expo Indonesia 2019 pekan ini.
“Pembicaraannya positif dan berbuah hasil konkret,” kata Dubes Ibnu Hadi soal transaksi itu, dalam sebuah pengarahan kepada jurnalis di Jakarta, Jumat 18 Oktober.
Hadi juga menggarisbawahi nilai positif dari transaksi itu, yang menurutnya mampu mendongkrak signifikan
trade value dan
volume Indonesia ke Vietnam.
“
Value-nya besar walaupun cuma satu-dua (pesawat), dibandingkan kita misalnya mengekspor komoditas lain seperti produk barang rumah tangga,” jelas Hadi.
Dubes Hadi juga menjelaskan bahwa potensi PTDI untuk mengekspor lebih banyak lagi produknya ke Vietnam sangat terbuka lebar.
“Untuk perusahaan
mid-tier seperti PTDI, tak banyak saingannya untuk pasar Vietnam. Jadi peluang untuk peningkatan ekspor ke sana masih besar sekali,” kata Hadi.
Editor: (D.E.S)
INDONESIA
LAUT CHINA SELATAN KEMBALI MEMANAS, TNI AL BERSIAGA DI AREA UTARA
22 OKTOBER 2019 DIANEKO_LC TINGGALKAN KOMENTAR
Danlantamal XIII Tarakan Laksamana Pertama TNI Judijanto memberikan penghormatan kepada KRI Teluk Ende 518 di dermaga Tanjung Bara, Selasa (22/ 10/ 2019). (Tribunnews)
Laut China Selatan Kembali Memanas, TNI AL Bersiaga di Area Utara. Beberapa hari ini kondisi perairan Laut China Selatan kembali memanas. Hal tersebut dikarenakan kapal milik Amerika Serikat kembali berlayar di area China.
Dilansir dari laman
Tribunnews (22/ 10/ 2019), Dengan memanasnya politik atas air ini tentu diperhatikan oleh pemerintah Republik Indonesia.
Bahkan pos dan armada laut bersiaga di beberapa lokasi. Salah satunya di perairan laut Ambalat Kalimantan Utara.
Melalu Danlantamal XIII Tarakan Laksamana Pertama TNI Judijanto menjamin dengan memanasnya politik kedua negara tidak berimbas ke Indonesia.
“Barier ibu kota negara ancaman dari luar salah satu isu hubungan China dan Amerika patut kita waspadai dan tidak bisa menghindar. Ini merupakan suatu tantangan yang harus kita hadapi,” ucap Judijanto.
Ia memastikan posisi Indonesia tidak mendukung dari salah satu negara. Hanya saja TNI AL di area Kalimantan Utara khususnya di bawah Lantamal XIII Tarakan tetap siaga di area laut perbatasan.
“Memposisikan kita di posisi tepat. Kita berteman dengan China dan Amerika. Jangan sampai jika terjadi konflik berimbas kepada Indonesia,” kata Judijanto.
Sejak beberapa pekan terakhir, situasi di kawasan tersebut kembali memanas.
Terutama sejak bulan lalu ketika kapal perusak AL Amerika Serikat mulai berlayar di dekat pulau-pulau yang diklaim China
China menyalahkan AS karena telah meningkatkan ketegangan dengan mengirim kapal perang dan pesawat militer ke wilayah tersebut.
Bahkan Malaysia sendiri juga mulai memperkuat armada laut di perairan Malaysia.
Editor: (D.E.S)