What's new

Indonesia Defence Forum

These medium tanks would probably gonna replace AMX13 and Scorpion.. so that would be around.... 400.. roughly... maybe...
 
Last edited:
Indonesian Navy delegation arrives in Istanbul to study acquisition of AIP submarines
Key Points
  • An Indonesian delegation has arrived in Turkey to consider the acquisition of Type 214 submarines
  • Development could see the Indonesian Navy operate its first air-independent propulsion-equipped boats
p1335028.jpg
A computer-generated image of the Type 214 submarine, which has been offered to meet the Indonesian Navy's requirements. (HDW)

A senior delegation comprising of senior Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Laut, or TNI-AL) officers has arrived in Istanbul to further explore the feasibility of acquiring air-independent propulsion (AIP)-equipped Type 214 submarines from Golcük Shipyard, sources close to the matter confirmed withJane's on 9 May.

The delegation is led by the TNI-AL's Assistant for Logistics to the Navy Chief, Rear Admiral Mulyadi. He is accompanied by the service's Chief of Electronic and Weaponry Service, Commodore Christianto Purnawan, and Chief of Material Service, Commodore Aziz Ikhsan Bachtiar.


Source:IHS Janes
 
Indonesia glances at sweden to find replacement for its obsolete fighter jets and warships

Indonesia berencana mengganti seluruh pesawat tempur dan kapal tempur yang dinilai telah usang atau berusia di atas 30-40 tahun. Realisasi tersebut masih menunggu keputusan Presiden Joko Widodo serta persetujuan dari DPR.

ri1.jpg


Demikian penegasan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Swedia Carl Anders Peter Hultqvist di Kalberg Castle, Stockholm, Swedia, Senin siang (8/5).

Menhan mengungkapkan sangat tertarik dengan sejumlah industri militer Swedia, seperti persenjataan, sistem teknologi militer, termasuk pesawat tempur JAS 39 Gripen yang diproduksi oleh Saab. “Prinsipnya kita akan mengganti alutsista yang sudah tua,” ujar Menhan.

Namun, lanjut Menhan, wacana penggantian alutsista itu tidak bisa dilakukan instan. Ada tahapan yang perlu ditempuh sebelum laporan disampaikan ke Presiden, yakni melalui perundingan terbatas antara sejumlah perusahaan industri pertahanan asal Indonesia dan Swedia.

Kedatangan Menhan ke Swedia merupakan tindak lanjut dari persetujuan kerja sama dalam bidang pertahanan yang telah ditandangani Menhan RI bersama Menhan Swedia di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, pada awal Desember 2016.

“Semoga apa yang dibicarakan ini bisa terlaksana. Sebagai wujud keseriusan kami untuk kerja sama, di sini kita bawa 5 (lima) Direktur perusahaan industri pertahanan lokal dan pejabat utama dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia,” ujarnya.

Menhan Swedia mengapresiasi kedatangan Menhan RI beserta rombongan. Menhan Swedia menilai pertemuan kedua Menhan dapat meningkatkan mutu pertemuan sebagai mitra strategis, khususnya di bidang pertahanan.

“Nantinya kami akan melakukan pertemuan lebih dalam lagi. Kami juga punya banyak agenda dan kerja sama lain. Terimakasih atas dukungan dan kunjungan ini,” lanjut Menhan Swedia.

Hal senada dikatakan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan Dr. Sutrimo Sumarlan. Menurutnya, apabila Indonesia telah memastikan untuk membeli alutsista jet tempur dari Swedia, maka harus ada beberapa hal prasyarat pemenuhan kebutuhan persenjataan yang telah disepakati dalam Memorandum of Undertanding (MoU) akhir 2016.

ri2.jpg


“Sesuai UU Pertahanan Negara, yaitu harus ada kesediaan untuk memberikan produksi offset, koordinasi dengan sistem G to G, dan transfer of technology (ToT),” ungkap Dirjen Pothan.

Syarat lain yang perlu diperhatikan ialah transfer alih teknologi wajib melibatkan industri pertahanan lokal dari BUMN dan swasta. Bahkan, Swedia juga harus memastikan adanya garansi tidak akan terjadi potensi embargo di masa depan serta jaminan kelangsungan suku cadang maupun sistem pemeliharaan alutsista.

Lebih jauh diungkapkan bahwa TNI memiliki banyak perawat tempur berusia di atas 30 tahun serta kapal perang yang berumur lebih 40 tahun. Jika tidak ada aral, maka alutista laut dan udara usang itu akan diganti dengan alustista baru yang dibeli dari Swedia.

“Hanya saja itu masih wacana. Tahun depan baru kita pikirkan mengenai alutista apa saja yang sesuai kebutuhan kita. Intinya segala kemungkinan itu (wacana pembelian) tetap menunggu setelah dilaporkan ke Presiden,” jelas Dirjen Pothan.

Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Laksda TNI Leonardi menambahkan, tujuan kedatangan Menhan Ryamizard Ryacudu dan sejumlah pejabat utama Kemhan ialah untuk menjajaki kerja sama bidang pertahanan bersama stakeholder dari industri pertahanan Swedia.

“Contohnya, Swedia menawarkan kemungkinan kerja sama dalam pengadaan kapal, sementara kita juga sudah punya program-program untuk pengadaan kapal itu. Kita masih memikirkan apakah akan memilih Swedia atau negara lain,” ujar Kabaranahan menutup pembicaraan. (RAF)

https://www.kemhan.go.id/2017/05/09...tempur-dan-kapal-tempur-yang-telah-usang.html
 
Last edited:
Philipphine will order 2 more SSV , one for hospital

PT PAL Akan Buat Kapal Angkut untuk Militer Filipina

Liputan6.com, Jakarta Indonesia melalui BUMN, yaitu PT PAL Indonesia (Persero) telah mengirim kapal perang jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) kedua ke angkatan militer Filipina. Kapal itu dinamakan BRP Davao Del Sur LD 602.

Deputi Bidang Usaha Pertambangan,‎ Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengungkapkan, pesanan kapal dari Filipina tidak berhenti di situ. Harry mengaku Indonesia masih memproses pembuatan kapal pesanan Filipina ke 3 dan ke 4 dengan tipe yang berbeda.

"Sudah ada pembicaraan dengan Filipina, rencana ada SSV 3 dan SSV 4," tegas Harry saat berbincang dengan wartawan di kantornya, Selasa (9/5/2017).

‎Dijelaskannya, meski dua kapal yang dipesan itu memiliki tipe yang sama, namun Militer Filipina menginginkan memiliki fungsi khusus. Satu sebagai kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit, dan satu sebagai markas pasukan.

Dalam kapal rumah sakit ini, nantinya dijadikan cover kesehatan bagi para pasukannya yang tengah melakukan operasi di daerah-daerah pertempuran.‎ Di dalamnya akan ada laboratorium hingga ruang perawatan.

Sementara untuk kapal markas pasukan, nantinya akan digunakan militer Filipina dalam memberantas perompak-perompak di perairannya.

"‎Nanti juga dilengkapi dengan senjata. ‎Filipina ini negara kepulauan seperti Indonesia, sehingga pemberontak-pemberontak akan dimasukkan ke kapal, sehingga tidak perlu turun ke darat. Nah SSV ini cocok," papar Harry. (Yas)

http://bisnis.liputan6.com/read/2945972/pt-pal-akan-buat-kapal-angkut-untuk-militer-filipina


brp-davao-del-sur%2Bupdate.ph.jpg

BRP Davao Del Sur LD 602 [update.ph]

Indonesia, Malaysia conduct joint patrol in Malacca Strait

KRI-Sembilang-850-700x400.jpg

KRI Sembilang-850 [poskota]


Tanjungpinang, Riau Islands (ANTARA News) - Indonesian and Malaysian military personnel are conducting joint patrol and excise code named Patkor Optima-26A/17 in the Malacca Strait.

Commander of the Tanjungpinang Naval Base Colonel Ribut Eko Suyatno, representing the commander of the western Indonesian marine security, opened the event in Batam, Riau Islands province, on Tuesday.

He said that Lieutenant Colonel Totok Irianto enjoyed the trust as the commander of Patkor Optima-26A/17 task force. Irianto will command Indonesian warships KRI Sembilang-850 and KRI Sigurot-864, Maritime Security Board (Bakamla) ship, police ship, Marine and Coast Guard Unit (KPLP) ship, customs and excise ship, and the Fisheries and Maritime Affairs Ministrys ship.

Meanwhile, Malaysia has deployed MV Marlin, MV Danga, MV Satria, PA-51-PDRM, and PA-52-PDRM, among others.

The Indonesian side in the joint patrol and exercise comprise personnel of the Indonesian Navy, the Indonesian Police, the Customs and Excise Office, the Maritime Security Board (Bakamla), and the Marine and Coast Guard Unit (KPLP).

"Marine security is not merely related to sovereignty and law but it also entails understanding that sea must be safe for users and must be free from threat and disturbance to any activity," he remarked.

He added that the sea must be free from the threat of violence such as piracy, sabotage, and terrorism.

Above all, the sea must be free from navigational threat, which may put shipping safety on the line, and must be free from the threat of pollution and marine ecosystem destruction, he stated. (*)

http://www.antaranews.com/en/news/110864/indonesia-malaysia-conduct-joint-patrol-in-malacca-strait
 
Philipphine will order 2 more SSV , one for hospital

PT PAL Akan Buat Kapal Angkut untuk Militer Filipina

Liputan6.com, Jakarta Indonesia melalui BUMN, yaitu PT PAL Indonesia (Persero) telah mengirim kapal perang jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) kedua ke angkatan militer Filipina. Kapal itu dinamakan BRP Davao Del Sur LD 602.

Deputi Bidang Usaha Pertambangan,‎ Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengungkapkan, pesanan kapal dari Filipina tidak berhenti di situ. Harry mengaku Indonesia masih memproses pembuatan kapal pesanan Filipina ke 3 dan ke 4 dengan tipe yang berbeda.

"Sudah ada pembicaraan dengan Filipina, rencana ada SSV 3 dan SSV 4," tegas Harry saat berbincang dengan wartawan di kantornya, Selasa (9/5/2017).

‎Dijelaskannya, meski dua kapal yang dipesan itu memiliki tipe yang sama, namun Militer Filipina menginginkan memiliki fungsi khusus. Satu sebagai kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit, dan satu sebagai markas pasukan.

Dalam kapal rumah sakit ini, nantinya dijadikan cover kesehatan bagi para pasukannya yang tengah melakukan operasi di daerah-daerah pertempuran.‎ Di dalamnya akan ada laboratorium hingga ruang perawatan.

Sementara untuk kapal markas pasukan, nantinya akan digunakan militer Filipina dalam memberantas perompak-perompak di perairannya.

"‎Nanti juga dilengkapi dengan senjata. ‎Filipina ini negara kepulauan seperti Indonesia, sehingga pemberontak-pemberontak akan dimasukkan ke kapal, sehingga tidak perlu turun ke darat. Nah SSV ini cocok," papar Harry. (Yas)

http://bisnis.liputan6.com/read/2945972/pt-pal-akan-buat-kapal-angkut-untuk-militer-filipina


brp-davao-del-sur%2Bupdate.ph.jpg

BRP Davao Del Sur LD 602 [update.ph]

Indonesia, Malaysia conduct joint patrol in Malacca Strait

KRI-Sembilang-850-700x400.jpg

KRI Sembilang-850 [poskota]


Tanjungpinang, Riau Islands (ANTARA News) - Indonesian and Malaysian military personnel are conducting joint patrol and excise code named Patkor Optima-26A/17 in the Malacca Strait.

Commander of the Tanjungpinang Naval Base Colonel Ribut Eko Suyatno, representing the commander of the western Indonesian marine security, opened the event in Batam, Riau Islands province, on Tuesday.

He said that Lieutenant Colonel Totok Irianto enjoyed the trust as the commander of Patkor Optima-26A/17 task force. Irianto will command Indonesian warships KRI Sembilang-850 and KRI Sigurot-864, Maritime Security Board (Bakamla) ship, police ship, Marine and Coast Guard Unit (KPLP) ship, customs and excise ship, and the Fisheries and Maritime Affairs Ministrys ship.

Meanwhile, Malaysia has deployed MV Marlin, MV Danga, MV Satria, PA-51-PDRM, and PA-52-PDRM, among others.

The Indonesian side in the joint patrol and exercise comprise personnel of the Indonesian Navy, the Indonesian Police, the Customs and Excise Office, the Maritime Security Board (Bakamla), and the Marine and Coast Guard Unit (KPLP).

"Marine security is not merely related to sovereignty and law but it also entails understanding that sea must be safe for users and must be free from threat and disturbance to any activity," he remarked.

He added that the sea must be free from the threat of violence such as piracy, sabotage, and terrorism.

Above all, the sea must be free from navigational threat, which may put shipping safety on the line, and must be free from the threat of pollution and marine ecosystem destruction, he stated. (*)

http://www.antaranews.com/en/news/110864/indonesia-malaysia-conduct-joint-patrol-in-malacca-strait
Laris manisss
:yahoo:
 
Indonesia glances at sweden to find replacement for its obsolete fighter jets and warships

Indonesia berencana mengganti seluruh pesawat tempur dan kapal tempur yang dinilai telah usang atau berusia di atas 30-40 tahun. Realisasi tersebut masih menunggu keputusan Presiden Joko Widodo serta persetujuan dari DPR.

View attachment 395791

Demikian penegasan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Swedia Carl Anders Peter Hultqvist di Kalberg Castle, Stockholm, Swedia, Senin siang (8/5).

Menhan mengungkapkan sangat tertarik dengan sejumlah industri militer Swedia, seperti persenjataan, sistem teknologi militer, termasuk pesawat tempur JAS 39 Gripen yang diproduksi oleh Saab. “Prinsipnya kita akan mengganti alutsista yang sudah tua,” ujar Menhan.

Namun, lanjut Menhan, wacana penggantian alutsista itu tidak bisa dilakukan instan. Ada tahapan yang perlu ditempuh sebelum laporan disampaikan ke Presiden, yakni melalui perundingan terbatas antara sejumlah perusahaan industri pertahanan asal Indonesia dan Swedia.

Kedatangan Menhan ke Swedia merupakan tindak lanjut dari persetujuan kerja sama dalam bidang pertahanan yang telah ditandangani Menhan RI bersama Menhan Swedia di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, pada awal Desember 2016.

“Semoga apa yang dibicarakan ini bisa terlaksana. Sebagai wujud keseriusan kami untuk kerja sama, di sini kita bawa 5 (lima) Direktur perusahaan industri pertahanan lokal dan pejabat utama dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia,” ujarnya.

Menhan Swedia mengapresiasi kedatangan Menhan RI beserta rombongan. Menhan Swedia menilai pertemuan kedua Menhan dapat meningkatkan mutu pertemuan sebagai mitra strategis, khususnya di bidang pertahanan.

“Nantinya kami akan melakukan pertemuan lebih dalam lagi. Kami juga punya banyak agenda dan kerja sama lain. Terimakasih atas dukungan dan kunjungan ini,” lanjut Menhan Swedia.

Hal senada dikatakan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan Dr. Sutrimo Sumarlan. Menurutnya, apabila Indonesia telah memastikan untuk membeli alutsista jet tempur dari Swedia, maka harus ada beberapa hal prasyarat pemenuhan kebutuhan persenjataan yang telah disepakati dalam Memorandum of Undertanding (MoU) akhir 2016.

View attachment 395792

“Sesuai UU Pertahanan Negara, yaitu harus ada kesediaan untuk memberikan produksi offset, koordinasi dengan sistem G to G, dan transfer of technology (ToT),” ungkap Dirjen Pothan.

Syarat lain yang perlu diperhatikan ialah transfer alih teknologi wajib melibatkan industri pertahanan lokal dari BUMN dan swasta. Bahkan, Swedia juga harus memastikan adanya garansi tidak akan terjadi potensi embargo di masa depan serta jaminan kelangsungan suku cadang maupun sistem pemeliharaan alutsista.

Lebih jauh diungkapkan bahwa TNI memiliki banyak perawat tempur berusia di atas 30 tahun serta kapal perang yang berumur lebih 40 tahun. Jika tidak ada aral, maka alutista laut dan udara usang itu akan diganti dengan alustista baru yang dibeli dari Swedia.

“Hanya saja itu masih wacana. Tahun depan baru kita pikirkan mengenai alutista apa saja yang sesuai kebutuhan kita. Intinya segala kemungkinan itu (wacana pembelian) tetap menunggu setelah dilaporkan ke Presiden,” jelas Dirjen Pothan.

Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Laksda TNI Leonardi menambahkan, tujuan kedatangan Menhan Ryamizard Ryacudu dan sejumlah pejabat utama Kemhan ialah untuk menjajaki kerja sama bidang pertahanan bersama stakeholder dari industri pertahanan Swedia.

“Contohnya, Swedia menawarkan kemungkinan kerja sama dalam pengadaan kapal, sementara kita juga sudah punya program-program untuk pengadaan kapal itu. Kita masih memikirkan apakah akan memilih Swedia atau negara lain,” ujar Kabaranahan menutup pembicaraan. (RAF)

https://www.kemhan.go.id/2017/05/09...tempur-dan-kapal-tempur-yang-telah-usang.html
It is time to choose Boss, we had wait for so long, espesially on the F5 subtitues and real fregate order signing. We eagerly need your quick action now.
 
FNSS shows Kaplan MT Modern Medium Weight Tank



Kaplan MT Modern Medium Weight Tank

Turkish FNSS Savunma company publicly displayed for the first time its new Kaplan MT Modern Medium Weight Tank prototype at IDEF 2017.

The Modern Medium Weight Tank, also known as the MMWT, is a collaborative tank program between Turkish manufacturer FNSS and Indonesian manufacturer PT Pindad. The governments of Indonesia and Turkey first agreed in May 2015 to jointly develop the MMWT for the Indonesian Army at a reported cost of 30 million US dollars.

The Kaplan MT is an armored fighting vehicle mounting armed with a 105 mm rifled tank gun fitted with a thermal sleeve, fume extractor, muzzle brake and muzzle reference system, which enables the gunner to bore sight the 105 mm gun without leaving the vehicle.

On 1 November 2016, during the 2016 Indo Defence expo, the first model of the tank was unveiled, along with some technical specifications. Most notably, the vehicles overall weight was reported to be around 35 tonnes, and the main armament would be provided by a Belgian-made turret developed by CMI Defence featuring a 105mm rifled barrel, capable of firing a wide range of projectiles.

http://defence-blog.com/army/fnss-shows-kaplan-mt-modern-medium-weight-tank.html
 
India-Indonesia Joint Patrol of Indian Ocean Kicks Off

h1zmCM6_q3Pky_d3KTSEqw-mBTQSplb8JyjucyDj-4UPWgsLlfF7Ix6V5eXP8pI16_jJThTXczhf-oPx5xbaDIyxr_M6dZNT730PqUCUwVHcFMbFwi0-0X10wnfCvs4QOIXKkjZUxGhpZCHJosuSYWfLfCBxiUuAAqUm0z4Ll3BpU_WM=w1200-h630-p-k-no-nu

Indonesia Parchim class


Hoping to win consent from countries patrolling the Strait of Malacca, India and Indonesia have begun coordinated patrol near Andaman and Nicobar Islands. An Indonesian Maritime Patrol Aircraft and naval vessel KRI Sutedi Senoputra have arrived in Port Blair for the 29th series of IND-INDO CORPAT.

NEW DELHI (Sputnik) — Sputnik had reported earlier that India had got a positive response from member countries of Malacca Straits Patrol (MSP) Framework and will join the group. The Malacca Straits link the Indian Ocean with the South China Sea and the Pacific Ocean. Indonesia, Malaysia, Singapore and Thailand launched MSP in 2006 to ensure the security of the Straits of Malacca and Singapore.

"Apart from securing the trade sea route, the Coordinated Patrol (CORPAT) also serves to enhance mutual understanding and interoperability between the two navies. The CORPAT thus reflects the shared concerns between the two countries for a peaceful Indian Ocean for the benefit of the international community," an Indian Navy statement said.


Once India is authorized to patrol Malacca, real-time data of commercial ships and naval platforms will be available. New Delhi can monitor the movement of Chinese Navy in the Indian Ocean as well because India's Andaman Nicobar Islands are some 100 km from the western edge of the Malacca Straits.


The Indonesian Navy and the Indian Navy have been carrying out coordinated patrolling twice a year since 2002 near the International Maritime Boundary Line to keep this part of the Indian Ocean region safe, and secure for commercial shipping and international trade.

https://sputniknews.com/military/201705091053434441-india-indonesia-joint-patrol/
 
Last edited:

Latest posts

Back
Top Bottom