Pemerintah Cari Investor Kembangkan Proyek Pesawat BJ Habibie
Rabu, 2 Oktober 2019 | 12:28 WIB
Akhdi Martin Pratama
|
Editor: Sakina Rakhma Diah Setiawan
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana mengembangkan industri aviasi nasional. Salah satunya, dengan meneruskan pengembangan
pesawat R80 yang digagas oleh Presiden RI ke-3
BJ Habibie.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pengembangan pesawat R80 masuk dalam tiga program industri pemerintah.
“Ada program pesawat terbang, ada yang akan dikembangkan oleh Kemenperin, ada yang dikembangkan oleh almarhum Pak Habibie," ujar Darmin di Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Darmin menjelaskan, dalam mengembangkan
proyek tersebut pemerintah mengajak pihak swasta terlibat dalam mendanai proyek tersebut.
Proyek tersebut direncanakan mulai digarap pada 2023.
Baca juga:
Ilham Habibie: Donasi Buktikan Dukungan Rakyat untuk R80
Berdasarkan data dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) pengembangan pesawat terbang R80 membutuhkan dana sebesar Rp 6,75 triliun.
“Kita bangun infrastruktur, kita bisa kumpulkan dana, tapi kepemilkan tetap punya pemerintah sehingga kita bisa tambah pembangunan itu sendiri,” kata Darmin.
KPPIP sendiri mencatat saat ini pemerintah memiliki 223 Proyek Strategis Nasional (PSN) dan tiga program dengan nilai investasi mencapai Rp 4.180 triliun.
Untuk mendanai proyek tersebut pemerintah akan menggandeng para
investor.
Agar investor tertarik, pemerintah telah menyiapkan beberapa program, yakni Viability Gap Fund (VGF),
availability payment dan insentif pajak.
“Sebetulnya ada lagi yang kami kembagkan tapi perumusannya agak lambat. Namanya LCS
(limited concession scheme),” ucap dia
Penulis: Palupi Annisa Auliani
|
Editor: Muhammad Fajar Marta
BJ HABIBIE. “
Dengan pesawat ini, buatan mereka sendiri, seluruh pulau di Indonesia bisa terhubung. Bayangkan infrastruktur yang berkembang, kemajuan ekonomi di pulau-pulau itu. Mereka bisa mandiri. Tapi ternyata bangsa ini tidak mau.”
Kutipan di atas muncul dalam salah satu adegan film Habibie dan Ainun yang tayang pada 2012. Diperankan Reza Rahardian, Habibie terlihat mendatangi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), perusahaan yang sekarang sudah berganti nama jadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Momentum dalam adegan tersebut terjadi setelah pertanggungjawaban Habibie sebagai Presiden Indonesia ditolak MPR pada 20 Oktober 1999. Di situ, Habibie menyambangi pesawat N-250. Kutipan di atas dia ucapkan setelah mengusap debu yang ada di permukaan pesawat tersebut.
(Baca juga:
Habibie: Kalau Saya Bisa Produksi N 250 atau R 80 Tiap Hari...)
Ketika
Kompas.com sempat bertemu Habibie pada 2013, kesan yang sama masih terpancar saat bicara pesawat. Menurut Habibie, momentum N-250 seharusnya sangat tepat untuk titik tolak kejayaan industri dirgantara Indonesia, andai proyek pesawat itu berjalan sesuai rencana.
Visi, tegas Habibie, yang semestinya menuntun arah langkah bangsa ini. Dia menolak menggunakan kata “mimpi”, karena buat dia diksi itu identik dengan angan-angan. Namun, nasi telah menjadi bubur.
Pesawat N-250, ujar dia, sudah kehilangan momentum. Pasar pesawat berpenumpang sampai 60-an orang sudah banyak pesaing dan atau tak lagi ekonomis. Bila hendak kembali berjaya di industri dirgantara, kata dia, Indonesia harus membangun pesawat berkapasitas 80-90 orang.
Pesawat N219 Resmi Terbang Perdana)
R80 yang digagas Habibie sejatinya adalah peluang untuk memastikan generasi dirgantara Indonesia berlanjut. Dia yang sebelumnya berkiprah di IPTN ini pun bertutur tentang salah satu koleganya yang memilih bertahan di dalam negeri lalu berakhir jadi sopir taksi setelah pensiun.
(Baca juga:
Ribuan Engineer Terlibat Dalam Proyek Pesawat R80 Rancangan BJ Habibie)
Padahal, ujar Desra, sang kolega itu pernah jadi manajer material untuk proyek N-250. Dia juga pernah terlibat dalam penggarapan mobil nasional Maleo. Ilmunya yang tak dikuasai sembarang orang akhirnya mangkrak, bahkan berbayang penyesalan karena tak ikut eksodus ketika ada kesempatan pada 20-25 tahun yang lalu.
bagian III dan
IV tulisan berseri ini, dan simak pula bagian pertama serial tulisan yaitu "
Patung Pancoran, Visi Dirgantara, dan Proyek R80 Habibie".
4 Pesawat BJ Habibie yang Bikin Indonesia Bangga
Oleh
Agustin Setyo Wardani pada 12 Sep 2019, 07:33 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Indonesia berduka atas meninggalnya Bapak Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie atau
BJ Habibie. Presiden ke-3 RI ini tutup usia pada Rabu, 11 September 2019 di usia 83 tahun.
BJ Habibie merupakan tokoh yang dikenal karena kepintarannya, terutama dalam inovasi di bidang penerbangan. Berikut adalah sejumlah pesawat hasil karya
BJ Habibie.
1. Pesawat N-250
Pesawat N-250 merupakan pesawat penumpang sipil rancangan asli IPTN yang kini berubah nama menjadi PT Dirgantara Indonesia.
Pesawat ini menggunakan kode N, yang tidak lain adalah Nusantara, memperlihatkan desain, produksi, dan segalanya dikerjakan di Indonesia. Pesawat ini merupakan ide dari
BJ Habibie.
Habibie mempertimbangkan pembuatan pesawat tersebut, salah satunya karena pesawat saingannya Fokker F-50 sudah tidak diproduksi lagi disebabkan perusahaan industrinya, Fokker Aviation telah gulung tikar pada 1996.
Pesawat N-250 diluncurkan pada 1995 dan menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng.
2 of 4
2. Pesawat R-80
Habibie mempresentasikan R-80 di depan Presiden Jokowi (Antara)
Pesawat R-80 dirancang oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI). PT Regio Aviasi Industri (RAI) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan, pengembangan, dan manufaktur pesawat terbang.
Perusahaan ini didirikan oleh BJ Habibie bersama putra sulungnya Ilham Akbar Habibie.
Perusahaan ini khusus mengembangkan pesawat R80 yang merupakan lanjutan dari pesawat N250 yang juga hasil ciptaan Habibie.
Pesawat buatan Habibie direncanakan akan diterbangkan pertama kali di Bandar Udara Internasional Kertajati, Jawa Barat, yang masih dalam tahap pembangunan.
Pesawat ini dirancang dengan teknologi terbaru dan super canggih dengan tingkat keamanan yang tinggi bagi penumpang. Tak seperti pesawat pada umumnya, Pesawat R80 dilengkapi dengan teknologi
fly by wire yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah.
Fly by wire adalah sebuah sistem kendali yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah.
3 of 4
3. Pesawat C-130 Hercules
Hercules C130 milik Amerika Serikat. (Public Domain)
BJ Habibie disebut juga pernah ikut mendesain pesawat angkut militer TRANSALL C-130.
Pesawat tempur ini punya empat turboprop sayap tinggi (
high wing) yang bertugas sebagai pesawat angkut militer utama untuk pasukan militer di banyak bagian dunia. Mampu mendarat dan lepas landas dari
runway yang pendek.
Awalnya pesawat ini adalah sebuah pengangkut tentara dan pesawat kargo yang sekarang ini juga digunakan untuk berbagai macam peran, termasuk infantri
airborne, pengamatan cuaca, pengisian bahan bakar di udara, pemadam kebakaran udara, dan ambulans udara.
Sekarang ini ada lebih dari 40 model Hercules, termasuk beberapa kapal senapan, dan juga digunakan lebih dari 50 negara.
4 of 4
4. Dornier Do 31
BJ Habibie yang menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) menghindari pertanyaan awak media selama upacara perpisahan kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, 1 Maret 1998. (AP Photo/Muchtar Zakaria)
BJ Habibie juga andil dalam pembuatan pesawat Do 31. Pesawat ini merupakan jet transportasi eksperimental VTOL Jerman Barat yang dibangun oleh Dornier.
Pesawat ini adalah pesawat transportasi berbaling-baling tetap pertama yang mampu tinggal landas dan mendarat secara vertikal.
(Tin/Ysl)