Kamis 24 Aug 2017, 21:24 WIB
Jurus Jokowi Genjot Daya Saing Infrastruktur RI
Dana Aditiasari - detikFinance
Foto: Ray Jordan
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus menggenjot pembangunan infrastruktur nasional. Pasalnya, saat ini Indonesia masih tertinggal daya saing infrastrukturnya. Saat ini daya saing infrastruktur RI ada di peringkat 60, kalah dari Malaysia hingga Singapura.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, untuk mengejar ketertinggalan tersebut, butuh kerja ekstra. Selain terobosan dari sisi regulasi, salah satu yang dilakukan kementerian PUPR adalah dengan mengoptimalkan hasil riset dalam pembangunan infrastruktur.
"Untuk tetap kompetitif dalam konteks global, produk/jasa kita harus lebih cepat, lebih bagus dan lebih murah. Kita menyadari sepenuhnya bahwa infrastruktur yang andal merupakan kunci utama dalam meningkatkan daya saing Indonesia," jelas dia di Aula Barat ITB, Bandung, Kamis (24/8/2017).
Baca juga: Jokowi Bakal Bangun 9 Pos Perbatasan Baru Lagi, Ini Lokasinya
Pernyataan itu, disampaikan Basuki saat menyampaikan makalah ilmiah dengan tema "Terobosan dalam Pembangunan Infrastruktur untuk Mengejar Ketertinggalan" pada Sidang Terbuka ITB Peringatan 97 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia (1920-2017).
Pada acara tersebut Menteri Basuki juga menerima penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama dari Institut Teknologi Bandung (ITB) atas jasa dan pengabdian yang luar biasa bagi kemajuan bangsa Indonesia bersama dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Disampaikan Basuki bahwa menempatkan infrastruktur dalam posisi prioritas pembangunan nasional merupakan pilihan yang logis dan strategis, jika menilik daya saing Indonesia kini masih berada pada peringkat 41.
Baca juga: Cara Jokowi Percepat Pembangunan Tol Trans Sumatera
Sedangkan peringkat daya saing infrastrukturnya walaupun naik namun masih berada pada peringkat 60 saat ini.
Pembangunan infrastruktur PUPR juga menjadi tulang punggung untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan di atas 5% setiap tahunnya, penciptaan lapangan kerja, serta upaya untuk meningkatkan Indeks Daya Saing Global dan Peringkat Investasi secara berkelanjutan.
"Tidak ada pilihan lain kecuali bekerja dengan ritme Rock-n-Roll. Pekerjaan dilakukan 7 hari seminggu dengan tiga shift jika kita ingin mengejar ketertinggalan," jelasnya.
Percepatan Dengan Dukungan Hasil Riset dan Teknologi
Di hadapan civitas akademika ITB, Basuki menyampaikan 5 (lima) terobosan yang dilakukan Kementerian PUPR agar dapat melaksanakan amanat yang cukup berat tersebut.
Terobosan tersebut mulai dari aspek regulasi dan hukum, sumber daya manusia, pendanaan inovatif, kepemimpinan dan penerapan hasil riset dan teknologi.
Basuki menyampaikan bahwa penerapan teknologi hasil penelitian dan inovasi telah diimplementasikan pada berbagai proyek infrastruktur yang dibangun Kementerian PUPR dan mampu menghasilkan infrastruktur yang lebih berkualitas, lebih cepat, dan lebih murah.
Baca juga: Rahasia Jokowi Hidupkan Proyek Mangkrak 40 Tahun
Di bidang sumber daya air telah diterapkan teknologi beton pracetak untuk bendung, pengendali dasar sungai, saluran irigasi dan pintu-pintu air untuk mengoptimalkan pemanfaatan air dan sistem irigasi hemat air.
Selain itu digunakan Sistem Modular Wahana Apung, antara lain pada Hunian Terapung Rumah Baca dan Balai Pertemuan Warga Terapung Tambak Lorok, Semarang dan Jembatan Apung di Cilacap.
Untuk teknologi bidang jalan dan jembatan Kementerian PUPR melalui Balitbang telah menghasilkan lebih dari 25 jenis teknologi guna mendukung kebutuhan konektivitas diantaranya Teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP) yang menghemat biaya sampai 70% dan waktu pengerjaan sampai 50%.
Teknologi tersebut dipakai saat membangun Flyover Dermoleng, Klonengan, Kesambi, dan Kretek yang diselesaikan dalam waktu lebih kurang 4 bulan.
Dalam pembangunan jalan di atas tanah lunak, digunakan teknologi Vacuum Preloading guna menaikkan tegangan efektif tanah dan mempercepat proses konsolidasi tanah lunak.
Teknologi ini telah diterapkan pada pembangunan Jalan Tol Palembang-Indralaya dan tengah diaplikasikan di Jalan Tol Pemalang-Batang.
Baca juga: Foto : Gaya Blusukan Jokowi Cek Proyek Infrastruktur
Beberapa teknologi lain yang telah dimanfaatkan untuk mengatasi tanah lunak dan muka air yang tinggi adalah penggunaan struktur slab on piles sebagai sistem bentang sederhana dan atau sistem bentang terintegrasi (menerus/ integral).
Teknologi ini telah menunjukkan kinerjanya, antara lain, pada Jalan Tol Bali- Mandara yang indah menyusuri pantai dan Jalan Tol Sedyatmo.
Pilihan teknologi lain perkuatan tanah lunak dengan mini piles dan plate load transform berupa geogrid dengan pasir batu dengan ketebalan tertentu. Teknologi ini antara lain diaplikasikan pada Jalan Tol Pekanbaru-Dumai.
Teknologi lain yang telah berhasil diterapkan untuk membangun struktur jalan susun di tengah kondisi lalu lintas yang padat adalah Teknologi Sosrobahu, yang telah digunakan pada struktur Jalan Tol Wiyoto Wiyono, Tol Metro-Manila dan akan diterapkan pada Jalan Tol Elevated Jakarta-Cikampek II.
Di bidang Perumahan dan Permukiman, sistem modular juga akan digunakan dalam membangun rumah susun mulai tahun 2018. Keunggulannya dari segi biaya lebih hemat 19 persen dan teknologinya sederhana sehingga memudahkan pengendalian kualitas.
Menteri Basuki juga meminta dukungan seluruh elemen bangsa termasuk civitas akademika ITB dan mahasiswa dalam upaya mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur.
Dirinya juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa ITB untuk melakukan
training ground pada proyek-proyek yang tengah dikerjakan Kementerian PUPR.
"Tinggal pilih saja mau mendalami aspek pembangunan bendungan, jalan tol, perumahan, atau lainnya, tidak perlu ke luar negeri," pungkasnya.
(dna/hns)