What's new

Indonesia Defence Forum

heavy frigatenya apaan? bocoran dong



itu yang bawa bendera siapa ya?

Duterte mas.
DUTERTE_ANTIPOLO_04_ANTE_070316.jpg
 
Udah pernah di share dulu, cuma sebagai pengingat karena Madoka nyebut2 pengadaan OPV. Buatan mana nih kira2?
renstra-ri.png
 
Last edited:
RMAF C130 intercepted by Indonesian fighter jets en route to Labuan
KUALA LUMPUR: The Defence Ministry has received a report that a Royal Malaysian Air Force (RMAF) aircraft was intercepted by Indonesian fighter jets en route to Labuan, Sabah today. The incident happened when the C130 transport aircraft was flying at the airspace near Indonesia's Natuna Island.

Read More :
http://www.nst.com.my/news/2016/06/...epted-indonesian-fighter-jets-en-route-labuan

Dijelaskannya, pesawat Malaysia yang melintasi wilayah Indonesia itu adalah pesawat jenis Hercules C-130. Pesawat Indonesia tidak sampai mengudara untuk memperingatkan
pesawat Malaysia tersebut.
"Jadi kita melalui komunikasi yang stand by di Natuna, kita hanya memperingatkan. Iya, betul (komunikasi radio ke pilot)," ujarnya.
 
Last edited:
how many PKR will be signed in the new contract tant @madokafc?

it's better to choose Iver Huitfeld by the price and by its modularity system.
 
Warta-Kepri-Pesawat-Tempur-f-16-di-Natuna.jpg


WARTAKEPRI.co.id, NATUNA – Pada pukul 10.37 WIB Komandan Skadron Udara 16 menerima perintah dari Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I (Kosekhanudnas I) Jakarta bahwa ada pesawat asing yang melintasi Wilayah Udara Natuna NKRI tanpa izin, Sabtu (25/06/2016).

Kemudian Skadron Udara 16 menindak lanjuti perintah tersebut dan segera menyiapkan pesawat untuk melaksanakan Intersept dengan Crew, Pesawat TS-1608 yang di Piloti langsung oleh Danskadron Udara 16 Letkol Pnb Nur Alimi dan Pesawat TS-1610 oleh Lettu Pnb Nehemia Anang dengan Call sign Rydder Flight dan Airborne pada pukul 10.56 Wib.

Pesawat Tempur F-16 milik TNI AU tersebut langsung menuju kesasaran yang diberikan oleh Satuan Radar 212 Ranai, Natuna.

Selanjutnya pada pukul 11.04 Wib, 2 pesawat Tempur TNI AU berhasil mengidentifikasi satu pesawat asing tersebut dengan jenis C-130 Hercules yang terbang di ketinggian Flight 230 di wilayah barat Natuna.

Rydder Flight mendapat perintah untuk melaksanakan pengusiran dari wilayah teretorial NKRI dan tetap melaksanakan penugasan sampai dengan pesawat asing tersebut benar-benar keluar dari wilayah NKRI.

Setelah melaksanakan pengusiran, Rydder Flight (2 F-16) melaksanakan patroli udara di sekitar wilayah udara diatas perairan Natuna,untuk meyakinkan tidak ada lagi pesawat asing yang masuk NKRI tanpa izin yang jelas dan Rydder Flight (2 F-16) kembali ke Lanud Ranai pada pukul 12.02 Wib.

Komandan Lanud Ranai, Kolonel Pnb Nurtantio Affan, SE.,MH mengatakan, “ Keberadaan Unsur tempur di Lanud Ranai dalam rangka Tangkis Sergap yang diselenggarakan Komando Pertahanan Udaran Nasional Jakarta ini sangat penting berada posisi natuna yang strategis, pesawat tempur F-16 ini dapat kita operasikan bukan hanya mengamati di atas permukaan udara tetapi sampai dipermukan air hingga mampu menjaga wilayah NKRI.” Jelas Danlanud.Pen.Ranai

Tampak gambar: 2 (Dua) Pesawat Tempur TNI AU Jenis F-16 TS-1608 yang di Piloti langsung oleh Danskadron Udara 16 Letkol Pnb Nur Alimi dan Pesawat TS-1610 oleh Lettu Pnb Nehemia Anang dengan Call sign Rydder Flight Pesawat kembali Pangkalan TNI Angkatan Udara Ranai setelah mengusir pesawat asing jenis C-130 Hercules, Sabtu(25/6).(pen.Ranai/rikcy)

- See more at: http://wartakepri.co.id/2016/06/25/...esia-usir-pesawat-asing/#sthash.dCWkyQlI.dpuf


Air Force expels foreign military plane from Natuna airspace

Batam | Mon, June 27 2016 | 12:20 pm
2016_06_24_7046_1466729803._large.jpg


On the frontline: President Joko “Jokowi” Widodo (center), accompanied by Navy chief of staff Adm. Ade Supandi (left) and other senior officials, inspects the KRI Imam Bonjol 383 warship after a Cabinet meeting onboard in Natuna waters, Riau Islands, last Thursday. Of late, Chinese fishing vessels have several times encroached into Indonesia’s waters around the Natunas to catch fish illegally.(Courtesy Setpres/Krishadiyanto)

The visit of President Joko “Jokowi” Widodo to Natuna waters on June 23 has not become a strong signal that Indonesia will never tolerate any intrusion into its territory because a foreign military plane, a Hercules C 130, still dared to fly in Natuna airspace on Saturday.

Two Indonesian F-16 military planes from the Air Force had to chase the foreign plane away from the Natuna airspace.

Ranai Air Base commander Col. Nurtantio Affan told thejakartapost.com on Sunday that his command had got an order from Jakarta to immediately expel the foreign plane that had entered Indonesian territory illegally.

“We did not manage to detect what country the plane came from, but we have sent it away to the north of Natuna Island,” Nurtantio said, adding that the Indonesian plane had tried to communicate with the foreign plane, but the foreign plane did not respond.

Quoting a source from Angkasa magazine, tribunnews.com reported that the plane was a Malaysian plane that was flown from Subang, Malaysia.

The Indonesian F-16s that were tasked to expel the foreign plane were piloted by Air Squadron commander Lt. Col. Nur Alimi and First. Lt. Col. Nehemia Anang. They flew F-16 TS-1608 and TS-1610 planes.

They started to fly at 10:56 a.m. local time and detected the foreign plane at 11:04 a.m.

Nurtantio said that since January, the Indonesian Air Force had ungraded the status of the Ranai Air Base from Type C to B and the commander was also upgraded from a lieutenant colonel to colonel. “Currently, we have four to six planes on standby. We can ask for additional planes from other squadrons if they are needed,” he added. (bbn)

http://www.thejakartapost.com/news/...eign-military-plane-from-natuna-airspace.html
 
Last edited:
bukan, contendernya ada dari Denmark dan India yang jelas

Tan, kenapa ya kalo kapal kita ga pernah ngelirik Rusky ?
Bahkan sampe lontong aja mbulet bertahun-tahun kaga jadi2.
Walau setelah gw pikir2 ga cuma Indonesia aja sih yang begitu. Cuma Viet yang ngambil kapal ke mereka.
 
Saab officially offer JAS39 Gripen to Indonesia
Point of interest:
- 6 of 12 will be assembled in Indonesia
- Involvement of Universities, research institution and defence industries (triple helix)
- contract value for 1 squadron $ 1.14 B, 85% of the value will be transfer of technology & industrial cooperation
- 12 month fighter arrival guarantee after signing
- easy maintenance


Saab Swedia resmi tawarkan JAS39 Gripen kepada Indonesia

Senin, 27 Juni 2016 23:07 WIB | 3.660 Views
Pewarta: Ade Marboen

20160519gripen_ng_4.jpg


Sosok JAS39 Gripen NG saat diluncurkan secara perdana kepada publik undangan, di Lingkoping, Swedia, Rabu waktu setempat. Walau sepintas sama dengan JAS39 Gripen C/D, namun banyak inovasi teknologi terkini disematkan di dalamnya, termasuk teknologi "supercruise" yang memungkinkan dia meningkatkan kecepatan tanpa after burner. Teknologi ini sebetulnya lebih banyak diterapkan pada pesawat tempur mesin ganda, semisal Eurofighter Typhoon. (www.antaranews.com/Ade P Marboen)

Jakarta (ANTARA News) - Pesawat tempur multi peran buatan Saab Swedia, JAS39 Gripen, secara resmi telah ditawarkan kepada pemerintah Indonesia.

“Kami telah mengajukan proposal resmi kepada Kementerian Indonesia pada Februari lalu dan kami menawarkan berbagai pola kerja sama dan transfer teknologi yang baik,” kata Kepala Saab Indonesia, Carl Calqvist, di Jakarta, Senin malam.

Sejauh ini JAS39 Gripen telah dibuat hingga versi JAS39 Gripen A/B, JAS39Gripen C/D, dan JAS39 Gripen NG (E/F) yang teknologinya melongkapi pesawat tempur di kelasnya. Sebagai misal, jarak tempuhnya1.680 kilometer alias berdiameter 3.360 kilometer, atau lebih dari setengah panjang wilayah Indonesia.

Untuk Indonesia, katanya, Saab membuka seluas-luasnya pilihan varian yang diinginkan, apakah JAS39 Gripen C/D atau JAS39 Gripen NG (E/F), yang baru diluncurkan pada 18 Mei 2016 lalu di Linkoping, Swedia.

Saab dari kantor pusatnya di Stockholm, kata dia, menawarkan pola pembelian dan kerja sama serta pengembangan dan teknologi untuk satu skuadron pesawat tempur. Jumlah normatif pesawat tempur dalam satu skuadron adalah 16 unit walau bisa lebih banyak atau lebih sedikit dari angka itu.

“Yang menarik, enam di antara jumlah yang dibeli Indonesia itu nanti akan dirakit di Indonesia. Ini proses penting untuk penguasaan teknologinya,” kata dia.

Pelibatan perguruan tinggi dan institusi penelitian-pengembangan dan industri pertahanan nasional yang terletak di Indonesia juga masuk dalam pasal tawaran proposal itu.

Dia katakan, paling tidak 1.000 tenaga kerja ahli Indonesia bisa turut dalam proyek pengembangan berbasis pembelian JAS39 Gripen dari Saab itu.

Swedia sangat dikenal dengan konsep Triple Helix-nya, di mana pemerintah, institusi pendidikan tinggi-penelitian dan pengembangan, dan industri pertahanan berada dalam visi dan derap langkah yang sama.

“Kami bukan negara super power dan kami sangat sadar itu. Inilah yang membuat kami mengembangkan semuanya secara cerdas dan terpadu dalam sistem yang telah teruji dan kami menaruh perhatian sangat besar pada kualitas SDM,” kata dia.

Sisa dari unit JAS39 Gripen yang dipesan Indonesia, katanya, dibangun di hanggar produksinya di Linkoping, Swedia. “Akan dikerjakan bersama dengan para teknisi dan ahli dari Indonesia dalam proses pembuatan dari awal hingga akhir di hanggar produksinya di Linkoping,” kata Calqvist.

“Semuanya nanti akan menyesuaikan dengan keperluan Indonesia dan kami terbuka untuk berdialog tentang itu,” kata dia.

Dia mengungkap nilai kontrak yang bisa diajukan, yaitu 1,14 miliar dolar Amerika Serikat untuk paket pembelian satu skuadron JAS39 Gripen itu.

“Saya bisa katakan, 85 persen dari jumlah itu akan berupa alih teknologi dan kerja sama industri pertahanan yang produknya bisa dipergunakan untuk kepentingan lain, sesuai keperluan Indonesia,” kata dia.

Jika Indonesia menunjukkan komitmennya, kata dia, salah satu hal penting yang juga Saab ajukan adalah investasi dari sisi Indonesia pada aspek peningkatan kualitas SDM Indonesia untuk bidang teknik dan rekayasa teknologi.

Dia menyatakan, ada beberapa skema dan tahapan yang dirancang dalam pola kerja sama pada proposal itu.

Operator —dalam hal ini TNI AU— di antaranya akan bisa memperbaiki dan mereparasi pada tahap tertentu sehingga menghemat pengeluaran untuk pemeliharaan dan perawatan karena bisa dilaksanakan di Indonesia.

Indonesia berniat mengganti armada F-5E/F Tiger II di Skuadron Udara 14 TNI AU yang telah berdinas lebih dari 30 tahun dan teknologinya sudah jauh ketinggalan. Semula disebut-sebut akan ada beberapa pesawat tempur yang digadang-gadang akan beradu peruntungan.

Mereka adalah F-16 Viper (alias F-16 Block 60 Fighting Falcon) buatan Lockheed Martin, Amerika Serikat, Sukhoi Su-35 (Knaapo, Rusia), EurofighterTyphoon (Airbus Military, konsorsium Airbus), dan JAS39 Gripen C/D dan kini JAS39 Gripen NG (E/F) (Saab, Swedia).

Berbeda dengan yang lain-lain, Saab menjamin unit pesawat tempur bermesin tunggal multi peran (interseptor, serang darat, dan pengamatan-pengendalian tempur) ini bisa mendarat di Bumi Pertiwi hanya 12 bulan setelah kontrak pasti ditandatangani.

Umumnya pesawat tempur baru benar-benar hadir unitnya di negara pemesan antara tiga hingga lima tahun setelah kontrak pasti ditandatangani.

Ekskalasi pertahanan dan politik di Laut China Selatan serta zone ekonomi eksklusif Indonesia di perairan Kepulauan Natuna semakin tinggi dan Indonesia perlu pesawat tempur multi peran yang bisa digelar bahkan dari pangkalan aju dengan dukungan paling minim sekalipun.

Sampai saat ini, JAS39 Gripen NG dan keluarga Gripen secara keseluruhan merupakan “pendatang baru” dalam khasanah pesawat tempur canggih dunia.

JAS39 Gripen diketahui --berdasarkan data teknis dan pengalaman empirik pengguna-- bisa lepas landas dan mendarat pada angka ratusan meter saja di jalan raya selebar 15 meter.

Untuk mendukung operasionalisasi dan perawatan/pemeliharaan lapangan satu skuadron penuh JAS39 Gripen, cukup diladeni belasan teknisi dan peralatan serta suku cadang yang dibawa dalam satu C-130 Hercules.

Dia berhadapan dengan keluarga Sukhoi Su-27, Su-30, dan Su-35, juga dengan keluarga F-16 Fighting Falcon, Eurofighter Typhoon, dan DassaultRafale (Prancis).

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © ANTARA 2016

http://www.antaranews.com/berita/570205/saab-swedia-resmi-tawarkan-jas39-gripen-kepada-indonesia
 
Last edited:
ini namanya visual identification,kalo intercept harus diforce down :D

haha.jpg
 
Last edited:
Minimum Essential Force Batch 2' Budget
Mengintip Budget MEF Tahap 2

Created on Monday, 27 June 2016 16:39
Kabinet kerja pimpinan Presiden Joko Widodo sudah berlangsung hampir 2 tahun. Selama itu pula para antusias pertahanan harap harap cemas akan kelanjutan program Minimum Essensial Forces tahap 2. Hingga kini belum ada informasi sahih mengenai pengadaan alutsista baru. Namun ARCinc mendapatkan data resmi dari Pemerintah terkait kelanjutan MEF tahap 2.

kemhan.jpg




Data itu berupa dana atau budget yang akan disediakan untuk pembangunan pertahanan tahun 2015-2019, bersumber dari Bappenas. Sebagaimana biasanya, sumber dana berasal dari pinjaman dalam negeri serta luar negeri.

Dari dana pinjaman luar negeri, total Kemenhan mendapat alokasi US $ 7,7 miliar, dengan porsi terbesar untuk TNI AU yairu senilai lebih dari 3 miliar dollar. Dilihat dari besaran dana, tampaknya TNI AU akan membeli fighter senilai 1,2 miliar dolar serta pesawat transport senilai 1 miliar dollar. Sementara TNI AL juga menitik beratkan pengadaan peralatan striking dengan membeli kapal selam senilai 1,2 miliar serta kapal perang senilai sekitar 1 miliar dolar. Sementara TNI AD juga mengedepankan pengadaan helikopter dan disusul artileri medan. Untuk jelasnya, simak bagan dibawah ini.

MEF2%201%20copy.JPG


Lalu untuk pendanaan dari pinjaman dalam negeri juaranya adalah TNI AL dengan alokasi dana hampir Rp 7 trilyun. Hampir setengahnya dialokasikan untuk pengadaan KCR-60. Disusul pengadaan kapal OPV senilai 2 trilyun rupiah. TNI AD menjadi urutan kedua dengan alokasi dana pinjaman untuk kendaraan tempur. Sementara TNI AU dengan alokasi sekitar 3 trilyun rupiah, hampir setengahnya akan dibelikan NC-212 versi terbaru. Simak data dibawah ini untuk lengkapnya. Bisa pula disimpulkan pengadaan dari pinjaman dalam negeri lebih banyak diperuntukan untuk industri pertahanan dalam negeri.

MEF2%202%20copy.JPG


MEF2%203%20copy.JPG


Data data yang dikeluarkan bappenas ini tidak semuanya menyebutkan merk dan jenis alutsista tertentu. Utamanya untuk dana yang berasal dari pinjaman luar negeri. Namun dengan alokasi yang ada, bolehlah kita sedikit berharap pembangunan kekuatan TNI masih terus berlanjut.

http://www.arc.web.id/artikel/731-mengintip-budget-mef-tahap-2
 
Last edited:

Any info for this items? What would we get? and how many units?
OPV : $150 million
Striking ship : $1.067 billion

- We'll spend $240 million for KCR-60 Missile boats+SEWACO+R&D. Pretty decent budget. We'll get many of them.
- For striking ships, i think most likely SIGMA frigate, we can get 4 units with that budget, but not fully armed. Then the replacemant program for VS class frigate will be completed.
 
Last edited:
Back
Top Bottom