What's new

Indonesia Defence Forum

Kalau buat operasi di pegunungan nya Papua yach mendingan pakai Tucino karna ada human pilot nya, kalau drone rada ga yakin saya dgn flight control & guidance nya lawan kondisi medannya Papua

Bikin spezial operatie counter insurgency troopen Model Korps Marechaussee te voet.

Dikombo ama pembentukan unit KOTER diseluruh wilayah Rawan, terutama pegunungan tengah, Puncak Haha hingga perbatasan PNG RI. Win the hearts should Be our way to pacify Papua. Pembangunan infrastructure harus terus Jalan, juga pembentukan kurikulum berbasis PPKN harus jadi pedoman bagi pengajaran di Papua sejak Sini.

ch-4-dalam-geladi-bersih-hut-tni-ke-74-ig-adhityaaap.jpg
 

Sekitar Anda

Siapa yang Cocok Gantikan Ryamizard, Ini Pendapat Pakar Militer
POLITIK
3 Oktober 2019, 20:53:14 WIB
kemhan-sebut-belanja-drone-untuk-keperluan-perang-siber_m_-640x446.jpg

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu disebut-sebut akan digantikan oleh sejumlah figur yang telah dipilih oleh Presiden Jokowi. (dok JawaPos.com)


JawaPos.com – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menjadi salah satu pos yang kerap dibahas oleh publik. Begitu pun dengan calon menterinya yang akan menggantikan Ryamizard Ryacudu.

Apalagi dalam hitungan hari, Presiden Joko Widodo akan segera mengumumkan jajaran kabinetnya yang baru. Lalu sosok seperti apakah yang cocok menjadi pembantu presiden, terutama untuk posisi calon menhan.

Pengamat Militer dan Pertahanan Profesor Salim Said mengatakan, yang tahu figur yang cocok untuk menjadi menteri itu semua yang tahu hanya Pak Jokowi. Tentunya Presiden juga sudah bisa melihat siapa yang punya kapasitas dan kapabelitas untuk posisi menhan.

“Karena yang memastikan keterpilihannya hanya pak Jokowi, itu hak prerogatifnya sebagai presiden,” kata Salim Said kepada wartawan, Kamis, (3/10).

Namun, ketika disinggus sosok Letjen TNI (Purn) Profesor Syarifudin Tippe, Salim mengatakan, mantan rektor Universitas Pertahanan itu menilai sosok mantan mahasiswanya adalah seorang yang paham betul strategi pertahanan dan bela negara. Selain itu juga Tippe dikenal sebagai seorang akademisi yang terbiasa berfikir komprehensif.

"Dulu dia adalah mantan mahasiswa saya dan pernah juga jadi atasan saya selaku Rektor Unhan. Saya pikir sangat cocok untuk menduduki kursi Menteri Pertahanan di Kabinet Jokowi Jilid 2. Tentu saya doakan agar Indonesia punya menhan sekelas Tippe,” paparnya.

Salim juga menuturkan, terkait dengan politik pertahanan Indonesia ke depan, karena sebagai negara dengan jumlah militer yang besar, Indonesia harus terus menerus membangun kemampuan pertahanannya dengan baik, serius, dan menjadikan dirinya sebagai Negara yang kuat dari sisi militer, alutsista yang modern, dan industry pertahanan yang lengkap dan strategis.

Karena itu, Salim menyatakan, TNI harus terus menerus latihan berperang, meningkatkan kemampuan perangnya dengan baik, membangun kemampuan intelijen dan industri pertahanan dengan baik, sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang kuat dan tidak dipandang remeh oleh negara lain.

Karena itu, Salim berharap, Menhan ke depan, harus punya koneksi yang luas, dapat meyakinkan pihak luar akan kekuatan Nasional Indonesia dan mampu membangun strategi pertahanan nasional menjadi lebih baik.

“Saya rasa Jenderal Tippe punya kemampuan itu,” katanya.
 
Bikin spezial operatie counter insurgency troopen Model Korps Marechaussee te voet.

Dikombo ama pembentukan unit KOTER diseluruh wilayah Rawan, terutama pegunungan tengah, Puncak Haha hingga perbatasan PNG RI. Win the hearts should Be our way to pacify Papua. Pembangunan infrastructure harus terus Jalan, juga pembentukan kurikulum berbasis PPKN harus jadi pedoman bagi pengajaran di Papua sejak Sini.

Beda keadaan nya sekarang. Kalau jamannya Korps Marechaussee te voet mereka bisa bebas bertindak tanpa kuatir international condemnation, sedangkan kalau kita ga bisa begitu lagi :(. Contoh aja si VK tetep bisa bebas sampai skrg teriak2x di Twitter dan ga bakalan bisa di ekstradisi ke Indonesia, apalagi minggu kmarin Turnbull udah dateng main ke pakde (sambil pakai baju batik) yg tampaknya dlm kapasitas sebgai special envoy. Dan akhir thn ini Mark Rutte juga akan datang yg tampaknya selain nyales Omega class nya Damen juga pasti ada agenda urusan Papua.
 
KNIL, in terms of organization
More organized KNIL
Also
(Pke bhs Indonesia dah lg hut tni wkwk)
Kalau KNIL lbh terorganisir, PETA lbh militan

Nah apakah umpama tni didominasi perwira KNIL akan berbeda kondisinya ?
Ada yang bilang tni skrg ini masih menggunakan doktrin peninggalan lulusan PETA
 
More organized KNIL
Also
(Pke bhs Indonesia dah lg hut tni wkwk)
Kalau KNIL lbh terorganisir, PETA lbh militan

Nah apakah umpama tni didominasi perwira KNIL akan berbeda kondisinya ?
Ada yang bilang tni skrg ini masih menggunakan doktrin peninggalan lulusan PETA
TNI AD pake doktrin Jerman PD II, Organisasi masih bernuansa KNIL (wong aset cem mess jaman Belanda aja masih dipake), cuma disiplin dan keprajuritannya aja yang PETA.
 
INDONESIA
KARYAWAN PTDI DISERET KE MEJA HIJAU
4 OKTOBER 2019 DIANEKO_LC TINGGALKAN KOMENTAR
pt-di.jpg

PT DI (Istimewa)

Lima karyawan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) diseret ke meja hijau di Pengadilan Negeri (PN) Bandung. Pasalnya, mereka diduga menjual suku cadang pesawat milik tempat mereka bekerja, PTDI.

Pada Kamis (3/10/2019), kelima karyawan PTDI tersebut menjalani sidang pembacaan dakwaan oleh jaksa penuntut umum (JPU) di PN Bandung, Jalan RE Martadinata, Kota Bandung.

Dilansir dari laman Sindonews (3/ 10/ 2019), Lima karyawan PTDI tersebut antara lain, Agus Zaenudin dan Indra Nanda Lesmana sebagai staf gudang; Mochamad Randenaswara (staf umum), Dian Hardiansyah yang menjabat sebagai supervisor qulity inspection, dan Wawan Kriswana karyawan kontrak PTDI.

Jaksa penuntut umum (JPU) Luki membacakan kronologi kejadian. Luki mengatkaan, penjualan suku cadang pesawat milik PTDI itu dilakukan lima terdakwa antara Mei hinga September 2018 di Gudang CH, Gudang CG, dan Gudang Ex Repair PTDI.

Kelima terdakwa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang, berupa spare part pesawat terbang yang nilainya mencapai USD374.266,53 atau setara dengan Rp5.426.864.685. Seluruh atau sebagian spare part buatan GE Aviation, Compacnie Deutseh, Simmonds itu adalah milik PTDI.

Dalam kurun waktu itu, kata Luki, kelima terdakwa mengeluarkan spare part pesawat dari tiga gudang tanpa melalui mekanisme seharusnya. Spare part yang dikeluarkan ada 19 jenis, salah satunya untuk pesawat CN 235.

Misalnya, dual distributor, brake temperatur indicator, valve steering preselect, junction box, antiskid control unit, roll trim actuator, dua unit inverter, system test C/U, cargo door C/U. Lalu spare part untuk pesawat NC 212, seperti empat konektor, empat air speed indicator, dan pressure transmitter.

“Perbuatan itu (penjualan suku cadang pesawat) dilakukan saat istirahat dan ketika ruangan sedang sepi. Untuk empat konektor yang disimpan di gudang CH, terdakwa Agus meminta bantuan Indra selaku staf gudang CG untuk mengambil spare part dengan imbalan Rp500 ribu untuk satu konektor. Indra menyanggupi permintaan itu lalu mengeluarkan empat konektor tanpa melalui mekanisme seharusnya,” kata JPU Luki.

Sedangkan terdakwa Randenaswara, ujar JPU, berperan sebagai penjual 18 konektor pada pihak lain di luar PT DI.

“Sebanyak 18 suku cadang dijual bertahap kepada pihak luar, yakni Darmawan, Iwan, dan Beni. Semunya (Darmawan, Iwan, dan Beni) masuk daftar pencarian orang (buron),” ujar Luki.

Adapun satu spare part lagi berupa inverter untuk pesawat CN 235, tutur Luki, dikeluarkan dari gudang CH tanpa melalui mekanisme seharusnya, melibatkan terdakwa Dian Hadiansyah.

“Terdakwa Agus menyerahkan spare part inverter kepada terdakwa Dian Hadiansyah selaku supervisor quality inspection production shp and sub assy dengan imbalan Rp 45 juta. Spare part itu dibawa tanpa mekanisme seharusnya,” tutur dia.

Oleh terdakwa Dian, ungkap Luki, inverter itu diserahkan kepada Wawan Kriswana yang sebelumnya memesan dengan nilai Rp50 juta. “Kemudian, oleh Wawan selaku karyawan kontrak PTDI, suku cadang inverter untuk pesawat CN 235 tersebut dijual Rp 80 juta kepada Benny Sobarna,” ungkap Luki.

Kasus penjualan 19 unit suku cadang pesawat secara ilegal tersebut terbongkar setelah PTDI melakukan audit sesuai nota dinas nomor Nota/R/03a/PIOOOO/02/2019 tanggal 8 Februari.

Isinya tentang laporan penilaian kerugian atas 19 suku cadang hilang yang ditandatangani oleh Kepala Satuan Pengawas Intern PTDI.

“Perbuatan kelima terdakwa diancam pidana dalam Pasal 374 KUH Pidana juncto Pasal 55 ayat 1 KUH Pidana juncto Pasal 64 ayat 1 KUH Pidana dengan pidana paling lama 5 tahun penjara,” pungkas Luki.

Editor: (D.E.S)
 
INDONESIA
KARYAWAN PTDI DISERET KE MEJA HIJAU
4 OKTOBER 2019 DIANEKO_LC TINGGALKAN KOMENTAR
pt-di.jpg

PT DI (Istimewa)

Lima karyawan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) diseret ke meja hijau di Pengadilan Negeri (PN) Bandung. Pasalnya, mereka diduga menjual suku cadang pesawat milik tempat mereka bekerja, PTDI.

Pada Kamis (3/10/2019), kelima karyawan PTDI tersebut menjalani sidang pembacaan dakwaan oleh jaksa penuntut umum (JPU) di PN Bandung, Jalan RE Martadinata, Kota Bandung.

Dilansir dari laman Sindonews (3/ 10/ 2019), Lima karyawan PTDI tersebut antara lain, Agus Zaenudin dan Indra Nanda Lesmana sebagai staf gudang; Mochamad Randenaswara (staf umum), Dian Hardiansyah yang menjabat sebagai supervisor qulity inspection, dan Wawan Kriswana karyawan kontrak PTDI.

Jaksa penuntut umum (JPU) Luki membacakan kronologi kejadian. Luki mengatkaan, penjualan suku cadang pesawat milik PTDI itu dilakukan lima terdakwa antara Mei hinga September 2018 di Gudang CH, Gudang CG, dan Gudang Ex Repair PTDI.

Kelima terdakwa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang, berupa spare part pesawat terbang yang nilainya mencapai USD374.266,53 atau setara dengan Rp5.426.864.685. Seluruh atau sebagian spare part buatan GE Aviation, Compacnie Deutseh, Simmonds itu adalah milik PTDI.

Dalam kurun waktu itu, kata Luki, kelima terdakwa mengeluarkan spare part pesawat dari tiga gudang tanpa melalui mekanisme seharusnya. Spare part yang dikeluarkan ada 19 jenis, salah satunya untuk pesawat CN 235.

Misalnya, dual distributor, brake temperatur indicator, valve steering preselect, junction box, antiskid control unit, roll trim actuator, dua unit inverter, system test C/U, cargo door C/U. Lalu spare part untuk pesawat NC 212, seperti empat konektor, empat air speed indicator, dan pressure transmitter.

“Perbuatan itu (penjualan suku cadang pesawat) dilakukan saat istirahat dan ketika ruangan sedang sepi. Untuk empat konektor yang disimpan di gudang CH, terdakwa Agus meminta bantuan Indra selaku staf gudang CG untuk mengambil spare part dengan imbalan Rp500 ribu untuk satu konektor. Indra menyanggupi permintaan itu lalu mengeluarkan empat konektor tanpa melalui mekanisme seharusnya,” kata JPU Luki.

Sedangkan terdakwa Randenaswara, ujar JPU, berperan sebagai penjual 18 konektor pada pihak lain di luar PT DI.

“Sebanyak 18 suku cadang dijual bertahap kepada pihak luar, yakni Darmawan, Iwan, dan Beni. Semunya (Darmawan, Iwan, dan Beni) masuk daftar pencarian orang (buron),” ujar Luki.

Adapun satu spare part lagi berupa inverter untuk pesawat CN 235, tutur Luki, dikeluarkan dari gudang CH tanpa melalui mekanisme seharusnya, melibatkan terdakwa Dian Hadiansyah.

“Terdakwa Agus menyerahkan spare part inverter kepada terdakwa Dian Hadiansyah selaku supervisor quality inspection production shp and sub assy dengan imbalan Rp 45 juta. Spare part itu dibawa tanpa mekanisme seharusnya,” tutur dia.

Oleh terdakwa Dian, ungkap Luki, inverter itu diserahkan kepada Wawan Kriswana yang sebelumnya memesan dengan nilai Rp50 juta. “Kemudian, oleh Wawan selaku karyawan kontrak PTDI, suku cadang inverter untuk pesawat CN 235 tersebut dijual Rp 80 juta kepada Benny Sobarna,” ungkap Luki.

Kasus penjualan 19 unit suku cadang pesawat secara ilegal tersebut terbongkar setelah PTDI melakukan audit sesuai nota dinas nomor Nota/R/03a/PIOOOO/02/2019 tanggal 8 Februari.

Isinya tentang laporan penilaian kerugian atas 19 suku cadang hilang yang ditandatangani oleh Kepala Satuan Pengawas Intern PTDI.

“Perbuatan kelima terdakwa diancam pidana dalam Pasal 374 KUH Pidana juncto Pasal 55 ayat 1 KUH Pidana juncto Pasal 64 ayat 1 KUH Pidana dengan pidana paling lama 5 tahun penjara,” pungkas Luki.

Editor: (D.E.S)
Who do you think the buyer of those spare parts is?
 
This video is about Multi-Domain Operation (Sea, Air, Land, Space, Cyber), Cross domain manoeuvre, and Integration with interview of USARPAC CG on the matter.

Although this is not Indonesia specific subject, but it's worth the look because its also pertinent to the use of social-media as part of the cyber domain.

 

Pakistan Defence Latest Posts

Back
Top Bottom