What's new

Indonesia Defence Forum

This Year, TNI AU Will Complete All Defense Equipment Procurement in Strategic Plan III
Ery_Apr 9, 2019830


image_750x_5cad4f7bc65e4.jpg

At Air Force Headquarter, Air Force Chief of Staf said it would complete all procurement of defense equipment in Strategic Plan III, Tuesday (9/4/2019). Image source: AVTEN / Ery.
AVTEN - The year 2019 is a strategic and very decisive year for the Indonesian Air Force (TNI AU), because it is the last year of the Strategic Plan III program as well as the Minimum Essential Force (MEF) phase II policy for the 2015-2019 period. Thus, the completion of planning tasks will be carried out entirely.

"Next year we have started Strategic Plan IV in 2020-2024. Of course, in the current strategic plan we must complete the task and also at the same time we must plan for the activities to be carried out, both in air defense development and personnel development," explained the Air Force Chief of Staff, Air Chief Marshal Yuyu Sutisna in Air Force Headquarter, Cilangkap, Jakarta, Tuesday (9/4/2019).

This year, Yuyu was determined to complete all procurement of defense equipment in Strategic Plan III. "So that, the procurement contracts that are now being processed at the Ministry of Defense are expected to be completed in 2019," he said.

He detailing, the contracts to be completed consisted of procurement of generation 4.5 fighter for replacements the F-5 E / F Tiger II, five units of C-130 J Super Hercules, 9 units of NC-212 Aviocar, 8 units H225M Super Cougar helicopters, and 6 units of UAVs MALE (Medium-Altitude Long-Endurance).

Other than that, other aircraft to be purchased are 6 units of Canadair CL-415 SuperScooper Canada's manufacturer, Viking Air Ltd. This aircraft will be used for reconnaissance, search and rescue (SAR) missions, as well as fire suppression.

Other defense equipment that will be completed procurement include Norwegian Advanced Surface to Air Missile (NASAMS), AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile (AMRAAM) and Oerlikon Skyshield air defense cannon.

"That's about the procurement that will be held in 2019. We know that the defense equipment certainly cannot now be ordered, (then) now it comes. Will gradually start at the end of 2020 and so on. So that is what I said we were optimistic that in 2024 MEF Phase III will be achieved, "he said.

In the next strategic plan, Yuyu said that the TNI AU would develop Network Centric Warfare, as well as procuring tankers and AWACS (Airborne Warning and Control System) aircrafts.

"Thus, it is expected that by the end of 2024 or at the end of the Fourth Strategic Plan Indonesia already has a strong Air Force, which can maintain security in the (South-east Asia) region," he closed.
https://avten.asia/this-year-tni-au...0tHjJ_sfZ-fdfbT4A3evBv2-h515vsz9ofoN3uzVdBmV8
 
. .
Who said he wants to kill it?

.. "Dalam pertemuan tersebut, Wiranto membawa pesan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) yang memutuskan melanjutkan program kerja sama pengembangan jet tempur KF-X/IF-X. Keputusan ini dibuat dengan mempertimbangkan hubungan strategis (strategic partnership) antara Indonesia dan Korea Selatan yang selama ini sudah berjalan dengan baik dan semakin erat."

https://www.beritasatu.com/hankam/541673/wiranto-indonesia-lanjutkan-pengembangan-jet-tempur-kfx

.
Well initially, looking at the new terms the Indonesian contingent trying to propose it was as if Indonesia is trying to slowly backing away from the project, but I'm glad to be proven wrong.
 
. . . .
This can be an inspiration for HUMAS TNI on how to made an inspiring vid for milenial generation



Its a complicated discusion sis...
Broadcasting, communication media industry is brand new for the old one, hope they would understand in the future, give more chance to the new concept and younger generation to makeover thing
 
.
This can be an inspiration for HUMAS TNI on how to made an inspiring vid for milenial generation



Nah, TNI will not bother to improve or 'modernize' their current recruitment videos/posters style since they never short on new recruits
 
. .
Hawk TNI AU Kemungkinan Diganti F-16V, Skadron Tempur Baru Akan Dibentuk di Kupang
April 10, 2019 Artikel, Berita No comments
F-16-Viper-Angkasa-Review-e1543898566963.png
Lockheed Martin
ANGKASAREVIEW.COM – TNI Angkatan Udara telah merencanakan penggantian pesawat tempur taktis Hawk 100/200 yang kini masih dioperasikan oleh Skadron Udara 1 Lanud Supadio di Pontianak dan Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin di Pekanbaru.

Secara bertahap pesawat tempur buatan BAE System, Inggris yang digunakan oleh TNI AU sejak 1995 ini akan diganti dengan pesawat baru. Tahun depan, armada Hawk 100/200 TNI AU berusia pakai 25 tahun atau berusia pakai 30 tahun pada 2025.

Penggantian armada Hawk 100/200 di dua skadron operasional TNI AU tersebut, akan dilaksanakan secara bertahap pada pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) TNI AU ke-4 periode 2020-2024. Hal ini pun sudah masuk dalam pengajuan pemenuhan kebutuhan pokok minimal (MEF) Tahap IV untuk periode yang sama. Sementara hingga akhir tahun ini, TNI AU masih menuntaskan pelaksanaan Renstra ke-3 periode 2015-2019.

Tautan: KSAU: Masih Proses Pengadaan, Banyak Pesawat Baru Akan Lengkapi TNI AU

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna mengatakan, rencana ke depan Hawk 100/200 di Skadron Udara 1 “Elang Khatulistiwa” akan digeser penempatannya ke Skadron Udara 12 “Black Panther”. Sehingga, semua armada Hawk 100/200 TNI AU akan berada di Skadron Udara 12 Pekanbaru.

BAE-Hawk-200-Angkasa-Review.png
Rangga Baswara Sawiyya
Sementara Skadron Udara 1, akan diisi oleh pesawat tempur baru berdasarkan spesifikasi teknis yang diajukan oleh TNI AU.

“Jadi rencananya begitu, pesawat Hawk 100/200 Skadron Udara 1 akan digabung ke Skadron Udara 12 di Pekanbaru. Nah, Skadron Udara 1 akan diisi oleh pesawat tempur baru,” ujar Yuyu Sutisna kepada Angkasa Review di Jakarta, Selasa (9/4/2019) malam.

Tautan: Mencoba F-16 Viper, Penempur Baru Calon Pengganti Hawk 100/200

Saat ditanya pesawat baru yang dimaksud adalah apa, Yuyu tidak mengatakan secara gamblang.

Screen-Shot-2018-02-27-at-10.12.47.png
Penlanud RSN
Namun demikian, dari testimoni-testimoni yang didapat Angkasa Review dari sumber-sumber di lingkungan TNI AU, kemungkinan besar mengarah kepada pesawat tempur F-16V yang ditawarkan Lockheed Martin.

“Ya, nanti kita tunggu. Bisa jadi,” kata KSAU sambil tersenyum.

Skadron tempur baru di Kupang

Sementara itu, pada Renstra ke IV TNI AU juga telah merencanakan pembangunan satu skadron tempur baru di Lanud El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pesawat yang akan ditempatkan di skadron tempur baru ini nantinya sama dengan pesawat baru yang akan digunakan oleh Skadron Udara 1.

“Ya, kita sudah merencanakan pembangunan skadron tempur baru di Kupang. Ini masuk dalam Renstra ke IV periode 2020-2024,” jelas KSAU.

Tautan: Fardinal “Fidelle” Capai 2.000 Jam Terbang di Hawk 100/200

Dengan demikian, kata Yuyu, untuk melengkapi kekuatan Skadron Udara 1 dan skadron tempur baru di Kupang, TNI AU butuh dua skadron pesawat tempur baru.

“Kalau Hawk 100/200, memang pada saatnya nanti semua akan diganti, namun bertahap. Maka dari itu kita butuh pesawat tempur untuk Skadron Udara 1 sekaligus untuk skadron tempur baru di Kupang,” jelas Yuyu.

F-16-Viper-demo.png
F-16V Demo Team
Kembali ke sumber-sumber lain, disebutkan bahwa TNI AU berharap mendapat tambahan 32 pesawat F-16 Viper untuk mengisi dua skadron. Masing-masing skadron dilengkapi 16 unit F-16V.

Tautan: BAE Hawk 200, Cabe Rawit Inggris (Bagian 1)

Lanud El Tari Kupang, saat ini berada di bawah Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) III dan statusnya akan ditingkatkan menjadi Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Tipe A yang dipimpin oleh seorang perwira tinggi berpangkat bintang satu.

Pangkoopsau III yang baru, Marsma TNI Andyawan M.P di acara yang sama kepada Angkasa Review mengatakan, di jajaran Koopsau III akan dibangun tiga skadron baru.

CN295-TNI-AU.jpg
Rangga Baswara Sawiyya
Ketiga skadron dimaksud adalah Skadron Udara 27 di Biak dengan pesawat CN235/CN295, Skadron Udara 9 di Jayapura dengan helikopter Cougar/Caracal, dan skadron pesawat tempur baru di Kupang.

Tautan: TNI AU Akan Tambah 3 CN295, Bangun Skadron Udara 27 di Biak

“Untuk Skadron Udara 27 sudah hampir selesai dan akan segera diresmikan oleh KSAU,” ujar penerbang F-16 alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) 1989 yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Koopsau I ini.

Roni Sontani
 
.
Kemhan Teken Kontrak Jual Beli Helikopter Super Puma NAS-332 C1+ dengan PT DI
Jumat 12 April 2019, 11:46 WIB


WhatsApp%20Image%202019-04-12%20at%2010.46.34.jpeg

Redaksi Oleh : Denis Pebrian
Foto Oleh : Dokumentasi PT DI

BANDUNG, (PRFM) - PT Dirgantara Indonesia melakukan penandatanganan Kontrak Jual Beli dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia untuk pengadaan 1 unit Helikopter Super Puma NAS-332 C1+ yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Badan Sarana Pertahanan Kemhan RI, Brigjen TNI Bambang Kusharto dan Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PT DI), Irzal Rinaldi Zailani.

Penandatanganan Kontrak Jual Beli ini disaksikan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu dan Direktur Utama PTDI, Elfien Goentoro.

Dalam siaran pers yang diterima PRFM, kontrak Jual Beli Helikopter Super Puma NAS-332 C1+ antara Kementerian Pertahanan RI dan PTDI untuk TNI Angkatan Udara dengan materiil kontrak meliputi 1 (satu) unit Helikopter ini juga termasuk Pelatihan untuk Penerbang dan Teknisi, Publikasi Teknis dan Suku Cadang.

Helikopter Super Puma NAS-332 C1+ merupakan produk PTDI yang dilengkapi dengan Avionic Glass Cockpit, disertai sensor optik AHRS (Attitude Heading and Reference System), teknologi FMS (Flight Management System), instrumen yang digunakan pilot untuk mengatur rencana terbang (Flight Plan) meliputi jalur yang akan dilewati helikopter, SAR Direction Finder untuk menangkap sinyal ELT (Emergency Locator Transmitter), NVG (Night Vision Goggle), Weather Radar dan Emergency Floatation untuk melakukan pendaratan darurat di atas air. Helikopter Super Puma NAS-332 C1+ dapat terbang selama 4 (empat) jam dengan kecepatan maksimum 306 km/jam.

Helikopter yang mampu mengangkut 18 pasukan dan 3 crew (Pilot, Co-Pilot dan Juru Mudi Udara) ini merupakan heli angkut berat multipurpose yang dapat digunakan untuk military transport, cargo, paratroop transport, medical evacuation, serta VIP. Helikopter Super Puma NAS-332 C1+ akan dilengkapi dengan Hoist untuk menarik/mengevakuasi korban pada sisi pintu kanan. Selain itu, helikopter ini juga memiliki sling yang berfungsi untuk membawa barang atau kendaraan taktis dengan beban maksimal 4,5 ton.

“Penandatanganan kontrak ini merupakan komitmen PTDI untuk dapat selalu memenuhi kebutuhan operasi serta tugas pokok dan fungsi TNI AU yang merupakan wujud dari peningkatan kemandirian industri pertahanan dalam negeri,” jelas Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro.

http://www.prfmnews.com/berita.php?...-helikopter-super-puma-nas332-c1-dengan-pt-di

MoD buy additional 1 unit of helicopter from PTDI (Indonesian Aircraft Industry)
 
.
Kemhan Tandatangani Kontrak Alutsista Rp 2,1 Triliun dan 1,4 Miliar Dollar AS
Jumat, 12 April 2019 | 11:24 WIB
3199702304.jpg


Sementara itu, Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose dalam sambutannya mengapresiasi penandatanganan kontrak tersebut sebagai dukungan pemerintah kepada industri pertahanan nasional.

Menurut dia, penandatangan kontrak kali ini yang tercepat dan yang terbesar dengan melibatkan pihak BUMN maupun badan usaha swasta nasional.

Sementara itu, ke-18 kontrak alutsista tersebut untuk pengadaan alutsita diantaranya kendaraan tempur infanteri (PT Pindad), MKK (PT Pindad), Jatri Infanteri (PT Pindad), kendaraan alat khusus nubika (PT Merpati Wahana Raya), Kendaraan Jihandak (PT Merpati Wahana Raya).

Kapal Selam Elektrik Diesel (PT PAL yang bekerja sama dengan Daewoo), Kapal Motor Commando (PT Megah Perkasa), Kapal AT 8 dan 9 (PT Bandar Abadi), Infrastruktur Simulator Sukhoi (PT LEN), Heli NAS 332C1 (PT LEN dan PT DI), Bom P 250 Live (PT Dahana), Kendaraan Decon Truck (PT Merpati Wahana Raya), Ran Shop Contract Maintenance (PT Prasanda Dumayasa).

Sementara tujuh kontrak untuk pengadaan konstruksi senilai Rp 106 miliar adalah pembangunan lanjutan Rumah Sakit TNI AL dr Komang Makes Lantamal I Belawan, pembangunan lanjutan gedung sarana dan prasarana Pasmar I, pembangunan lanjutan Mess TNI AU di Jl Budi Kemuliaan, Jakarta.

Pembangunan lanjutan Lapangan Udara R Sajad Ranai, pembangunan lanjutan sarana dan prasarana Yon Armed 10/2/1 Kostrad Bogor, pembangunan lanjutan garasi dan gudang Alberzi serta prasarana PRCPB dan perbatasan Kodam XII/Tpr Mempawah, pembangunan lanjutan garasi dan gudang Alberzi serta prasarana PRCPB dan perbatasan Kodam VI/Mlw Samarinda.


https://nasional.kompas.com/read/20...utsista-rp-21-triliun-dan-14-miliar-dollar-as

Sah:yahoo::yahoo::yahoo::welcome::welcome:

Indonesia just finalized contract for three more submarine U209 class, with This around 2025-26 we will operate around 8 submarine, and there is contract for IFV and helikopter unit
 
. . . .
Back
Top Bottom