What's new

Indonesia Defence Forum

Pics of operational cars TNI

Banyak avanzah dan innovah


60.-Kunjungan-Pangkostrad-ke-Yonif-Para-Raider-433-Kostrad-3-700x467.jpeg



and this is a rare one :yay:
 
. . .
https://www.beritasatu.com/nasional/543115/steadfast-bangun-2-kapal-tni-al

Pontianak, Beritasatu.com - PT Steadfast Marine Tbk mendapatkan pemesanan 2 Kapal Angkatan Laut (KAL) 28 meter (m) dari TNI Angkatan Laut (AL). Pengerjaan armada tersebut ditargetkan paling lama berlangsung dalam kurun waktu 11 bulan sejak Januari 2019.

Pada 15 Maret 2019 dilakukan kegiatan keel laying atau peletakkan lunas 2 KAL 28 m tersebut di galangan kapal Steadfast Marine di Pontianak, Kalimantan Barat. Berita acara keel laying ditandatangani oleh Kepala Dinas Material Angkatan Laut (Kadismatal) Laksamana Pertama TNI Budi Sulistyo dan Direktur Utama PT Steadfast Marine Rudi Kurniawan Logam.

Rudi memaparkan, kontrak 2 KAL 28 m ini disepakati selama 310 hari. Namun, pihaknya optimistis, pengerjaan dua kapal tersebut bisa diselesaikan dalam kurun waktu 280 hari kerja.

"Pembangunan 2 KAL 28 M ini merupakan yang pertama kalinya kami kerjakan untuk TNI AL. Tapi kami yakin bisa memenuhi setiap standarisasi yang sudah ditetapkan oleh TNI AL," kata Rudi dalam keterangan pers yang diterima Beritasatu.com, Jumat (15/3/2019).

Sementara itu, Kadismatal Laksamana Pertama TNI Budi Sulistyo dalam sambutannya, menyatakan, pihaknya optimistis galangan kapal Steadfast Marine mampu menyelesaikan pembangunan kapal sesuai waktu yang sudah disepakati.

"Saya berharap kegiatan pembangunan KAL 28 meter ini dapat terlaksana dengan baik, lancar, tepat waktu, dan tepat mutu, serta memberi manfaat yang besar dalam upaya mempertahankan NKRI," ungkap Budi.

Dia menambahkan, KAL 28 adalah kapal TNI AL yang memiliki fungsi asasi sebagai kapal patroli yang mampu melaksanakan operasi di wilayah perairan Indonesia.



Sumber: BeritaSatu.com

Navy order two 28 meter patrol boats build by steadfast shipyard.
 
.
Skadron untuk Sukhoi Su-35 Mulai Disiapkan di Lanud Iswahjudi
Yuswantoro
Jum'at, 15 Maret 2019 - 19:18 WIB
skadron-untuk-sukhoi-su35-mulai-disiapkan-di-lanud-iswahjudi-tbo.jpg

Lanud Iswahjudi menyiapkan pembangunan fasilitas Skadron Udara 14, untuk persiapan kedatangan pesawat tempur Sukhoi Su-35. Foto/Ist.

MADIUN - Fasilitas Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, mulai disiapkan untuk menyambut kedatangan pesawat tempur baru, yakni pesawat Sukhoi Su-35 produksi Rusia.

Kehadiran pesawat jet tempur canggih ini, untuk menggantikan keberadaan pesawat F5 Tiger II, yang kini sudah dipensiunkan setelah puluhan tahun mengabdikan diri menjaga kedaulatan langit nusantara.

Baca Juga:


Persiapan pembangunan fasilitas untuk menyambut kehadiran pesawat baru tersebut, akan ditandai dengan upacara peletakan batu pertama pembangunan fasilitas Skadron Udara 14.

"Rencananya pelaksanaan upacara peletakan batu pertama akan dilakukan pada Senin (18/3/2019) oleh Kepala Staf TNI AU (KASAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna," ujar Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi, Letkol. Sus. Hamdi Londong Allo.

Dia menyebutkan, Skadron Udara 14 akan menempati bangunan baru di sebelah barat landasan pacu. Upacara peletakan batu pertama yang dilakukan oleh KASAU, merupakan bangunan untuk hanggar pesawat.
ADVERTISEMENT


"Selain hanggar, fasilitas yang akan dibangun untuk Skadron Udara 14 meliputi taxi way, appron, shelter, dan fasilitas pendukung lainnya," ungkapnya.

Dia juga menyebutkan, untuk tahun 2019 ini pembangunan akan difokuskan untuk penyelesaian taxi way dan appron. Penyelesaian pembangunan dilanjutkan pada tahun 2020, untuk selter dan hanggar, serta fasilitas pendukung lainnya.

https://jatim.sindonews.com/read/84...mulai-disiapkan-di-lanud-iswahjudi-1552651401

Preparation to build new infrastructure for SU35 fleet will commence at Monday
 
.
One can find remnants of Allies tanks like Amtrack in West Papua,

Saksi Bisu Perang Dunia II di Tengah Hutan Papua
Bona - detikTravel

402b8a19-8603-4f68-8e7d-4c5be72c29d4_169.jpeg
Tank sisa Perang Dunia II di Tambrauw (Bonauli/detikcom)
lg.php

Bikar - Tambrauw di Papua Barat, mulai pamer pariwisata. Pernah jadi pangkalan militer Amerika Serikat waktu Perang Dunia II, Tambrauw punya sisa tank di tengah hutan.

Bicara alam, Indonesia timur seperti Papua memang tak ada duanya. Salah satunya Kabupaten Tambrauw di Papua Barat. Selain lekuk alam yang eksotis, Tambrauw punya wisata sejarah yang tak ada di tempat lain.

Dalam Press Tour 2019 bersama Kementerian Pariwisata, detikcom bersama rombongan media dari Jakarta menjelajahi hutan Tambrauw, pekan lalu. Di tengah hutan Distrik Bikar, Kampung Es Mambo,Tambrauw ada sebuah wisata sejarah.



Bukan berbentuk museum, wisata sejarah ini justru ada di tengah hutan. Inilah tank-tank peninggalan Amerika Serikat yang jadi saksi bisu Perang Dunia II saat itu.

Kok bisa ada tank di Papua Barat?

dc6e21d6-d41d-4731-8be5-4bd537fadcd0.jpeg
Foto: (Bonauli/detikcom)


"Tambrauw menjadi pangkalan militer Amerika Serikat di wilayah Samudera Pasifik melawan Jepang," ujar Mesak Matulasak Yekwam, memimpin perjalanan menuju tempat tank.

Menurut cerita, Sekutu mendarat di sepanjang pantai utara Papua Barat untuk menemukan jejak Jepang. Untuk mempersiapkan perang, Sekutu membawa tank dan helikopter ke Tambrauw.

"Dulu tank dan helikopter bisa gampang ditemukan di pinggir pantai atau jalan. Sekarang sudah tidak ada karena dipotong-potong dan dijual oleh warga" ungkap Mesak.

Kini hanya ada 3 titik di Hutan Bikar yang tersisa. Untuk sampai di sini, wisatawan bisa berkendara dari Sausapor selama 40 menit.

Posisi tank berada sekitar 50 meter dari jalan pinggir hutan. Ada sebuah pos jaga yang menjadi tanda pintu masuk menuju tank-tank tersebut.

fa552e1a-5b7a-4c7b-b180-4d89a86afe3b.jpeg
Foto: (Bonauli/detikcom)


Hanya treking selama 5 menit, wisatawan sudah sampai di area tank. Ada beberapa warga yang bekerja sama dengan pemda untuk merawat tank-tank ini.

Salah satunya adalah Ishak Yekese. Ishak menjadi generesi kedua yang tahu soal keberadaaan tank-tank Sekutu di dalam hutan.

"Ayah saya itu direkruit Sekutu untuk jadi tentara mereka membatu mengusir Jepang, " kata Ishak.

Semasa kecil, Ishak sudah mendengar cerita soal Perang Dunia II. Ayah Ishak bercerita kepadanya bahwa saat itu Sekutulah yang membantu penduduk Papua untuk melawan Jepang.

"Jepang itu kasar sekali, suka main pukul. Sekutu membantu masyarakat Papua untuk mengusir Jepang dari sini," cerita Ishak.

Di titik pertama, ada 5 tank yang bisa traveler lihat. Walau sudah tidak utuh, tapi tank ini menjadi bukti kekuatan Sekutu.

Empat tank diduga artileri dan satu tank diduga amfibi. Bagian dalam tank sudah tidak ada, tersisa roda dan gigi rantai saja. Ada juga sebuah botol kaca yang diduga milik sekutu waktu berada di dalam tank.

1ff100f7-65d3-470a-b7ab-f61c498079ff.jpeg
Foto: (Bonauli/detikcom)


"Tank-tank ini memang sengaja dirusak oleh Sekutu. Sehingga tak ada yang datang dan menggunakannya lagi," jelas Wakil Bupati Tambrauw.

Bukti lubang tembakan terlihat jelas di sisi-sisi tank. Salah satu tank bahkan memiliki tali tambang yang diduga menjadi alat bantu untuk membawa tank masuk ke hutan.

Di spot ini, tank-tank sudah lumayan bersih dari tumbuhan. Namun pohon-pohon besar yang sudah ada di tengah tank memang sengaja tidak dihilangkan agar tidak merusak tank.

"Nantinya akan dibangun treking ke sini dan museum. Ada menara pandang jadi wisatawan lihat tank dari atas," ungkap Mesak.

BACA JUGA: Keajaiban Bukit Jaring Laba-laba di Tambrauw

Setelah puas di titik pertama, traveler bisa melanjutkan perjalanan ke spot kedua. Tank di tempat ini tidak jauh berbeda dengan spot pertama.

Juga berjarak 50 meter ke dalam hutan, spot kedua memiliki 4 tank yang ditutupi oleh tumbuhan. Ishak bercerita bagaimana dulu warga sekitar berusaha untuk menjual bagian-bagian tank ini.

"Besi tua kan mahal, jadi warga berebut untuk potong ini tank buat dijual," ungkap Ishak.

Titik terakhir tidak sempat dikunjungi karena berada jauh ke dalam hutan. Untuk bisa sampai di spot ketiga, wisatawanbisa membutuhkan waktu seharian.

Menurut warga, trek yang ada di spot ketiga lebih menantang dan sulit. Selain tank, terdapat juga bangkai helikopter milik Sekutu.

826ee378-c399-4cba-8364-d23bf9c62e1c.jpeg
Foto: (Bonauli/detikcom)


Meskipun masih tahap pengerjaan, namun wisatawan sudah bisa datang dan berkunjung ke sini. Caranya, traveler bisa membeli tiket sebesar Rp 50.000 per orang di Tourist Information Center (TIC). TIC bisa traveler temukan di Bandara Douglas McArthur Werur, Sausapor dan Bandara Domine Eduard Osok, Sorong.

"Masalah akses masuk perlu kehati-hatian, saya keberatan kalau ada alat berat yang masuk nanti merusak. Nanti ada rencana penghubung jalan, warga juga bantu menjaga dan merawat," ujar Abraham Mayor, Kadispar Tambrauw.

46cc69f2-d8fe-4229-8e4f-4c979a54e467.jpeg
Foto: (Bonauli/detikcom)


(wsw/aff)
 
.
Pesawat F-16 TNI AU Diupgrade, Dilengkapi Bom Canggih JDAM

16 Maret 2019



Empat F-16Â/B tengah menjalani program EMLU - Falcon STAR (photo : TNI AU)

TEMPO.CO, Magetan - Sebanyak empat pesawat F-16 A/B Block 15 TNI AU menjalani peremajaan di hanggar Skadron Teknik (Skatek) 042 Lanud Iswahjudi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Satu di antaranya ditargetkan rampung pada Juni – Juli 2019.

Komandan Skatek 042 Lanud Iswahjudi, Mayor Tek Agustinus Subagio, mengatakan bahwa program peremajaan pesawat F-16 itu merupakan proyek Enhanced Mid-Life Update (EMLU) – The Falcon Structural Augmentation Rodmap (Falcon STAR). Pelaksanaannya berlangsung sejak September 2017.

“Ini merupakan dua program yang dijadikan satu agar waktunya lebih efisien,” kata Subagio, Kamis, 15 Maret 2019.

Menurut dia, puluhan teknisi dari TNI Angkatan Udara dan PT Dirgantara Indonesia terlibat dalam proyek tersebut. Para personel itu melakukan sejumlah pekerjaan, seperti pencopotan panel maupun komponen pesawat, melakukan monitoring, kontrol, dan evaluasi.

“Ada dua sampai tiga orang dari Lockheed Martin (produsen pesawat F-16 asal Amerika) yang membantu supervisi,” ujar dia.



GBU-54 bom Laser JDAM (photo : Combat Workshop)

Pekerjaan itu, Subagio melanjutkan, bakal berlangsung selama beberapa tahun ke depan. Sebab, jumlah total pesawat F-16 A/B Block 15 yang harus di-upgrade sebanyak 10 unit. Seluruh alat utama sistem persenjataan itu dibeli dalam Program Peace Bima Sena pada tahun 1989.

“Setelah ini (di-upgrade), usia terbang pesawat akan lebih panjang antara 15,20 bahkan 25 tahun ke depan,” kata Subagio kepada Tempo.

Adapun sistem avionik yang diperbaharui melalui proyek EMLU-Falcon STAR, seperti pemasangan Rudal Beyond Range yang memiliki jangkauan lebih dari 30 kilometer. Juga, Fire Control Radar dan JDAM (Joint Direct Attack Munition) yang merupakan bom dengan dilengkapi pemandu laser.

Untuk pengadaan spare part, Komandan Skatek 042 menjelaskan, ada dua tipe kontrak dalam proyek EMLU-Falcon Star ini. Pertama menggunakan mekanisme dengan mitra alias Direct Commercial Sales (DCS) dan Foreign Military Sales (FMS) atau Government to Government.

Subagio yang juga sekretaris proyek EMLU-Falcon STAR mengaku bangga dengan pekerjaan itu. Sebab, mampu meningkatkan kemampuan para teknisi TNI Angkatan Udara. Apalagi, pekerjaan itu baru pertama dilakukan. “Kalau di luar negeri, pekerjaan ini masuk depot maintenance,” ujar dia.

(Tempo)

mid life upgrade and modernization F16 OCU TNI au including installation of new electronic parts and module along with capability to bring stand off weapons and JDAM
 
.
Indonesia to receive ZOKA torpedo countermeasures for Nagapasa submarines

Ridzwan Rahmat, Singapore - Jane's Navy International
14 March 2019

p1724501_main.jpg

An effector from Aselsan's ZOKA range of torpedo countermeasure jammers and decoys. Source: Aselsan

Key Points

• Indonesia's Nagapasa-class submarines will be equipped with jammers and decoys from Turkish company Aselsan
• The equipment will provide the vessels with protection and deception capabilities against hostile torpedoes

Turkish defence electronics company Aselsan is supplying its ZOKA range of acoustic torpedo countermeasure jammers and decoys for the Indonesian Navy's (Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Laut, or TNI-AL's) submarines, a spokesperson from the company has confirmed with Jane's .

Aselsan declined to reveal the submarine type that the jammers and decoys would be deployed from, but subsequent verifications by Jane's with TNI-AL sources have established that the equipment will go on board the service's Nagapasa (Type 209/1400)-class diesel-electric boats (SSKs)

The ZOKA line of effectors consists of jammers and acoustic decoys that can operate in active, passive, and combined modes. The jammers emit noises that have been designed to saturate the acoustic operating frequencies of known torpedoes, thus masking its host submarine's movements from hostile munitions.

Meanwhile, its decoys can be programmed to simulate the acoustic and hydrographic characteristics of its host submarine, with the aim of deceiving and leading away torpedoes that may have locked on to the boat. These acoustic and hydrographic characteristics can be customised specifically to match those of the host submarine.

Indonesia acquired three Type 209/1400 boats from South Korean company Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) in 2011. The country has received two boats in the class, Nagapasa (403) and Ardadedali (404), and is awaiting launch of the final submarine, Alugoro (405).

The platform has an overall length of 61.2 m, an overall beam of 6.25 m, and a hull draught of 5.5 m. Each boat will be equipped with the ELAC KaleidoScope integrated submarine sonar suite from Wärtsilä ELAC Nautik.


https://www.janes.com/article/87238/indones...pasa-submarines
 
.
Russians are Trying to Squeeze Out Ukrainian Weapons from Indonesia

16 Maret 2019



TNI AU's Su-27 fighter (photo : TribunNews)

Comrade Petukhov strongly warns the Indonesian Marshal against placing in Ukraine orders for the repair of aircraft, including the AL-31F engines for the Su-27. Petukhov said that the certification of Ukrainian enterprises for compliance with the current technical documentation was not made.

Changes and additions to the documentation available at these enterprises, including the AL-31F engine, have not been made since 1991. It is separately emphasized that the Russian side "will not be able to bear responsibility for the operation of such aircraft."

Pavel Bukin, General Director of the Ukroboronprom Group of Companies, considers the assertion about the developer’s exclusive right to influence the maintenance of the implemented aviation technology to be dubious and confirms attempts to put pressure on Ukraine by the Russian Federation.


AL-31F engine for Su-27 fighter (photo : Censor)

“Such letters are an attempt to oust Ukraine from promising international markets,” says the head of the concern. Our country is a strong player in the market for repairing, maintaining airworthiness and modernizing aircraft, including those developed in other states. the plant "Motor" performs a contract for the repair of aircraft engines for the Indonesian Air Force. Therefore, the Russians are trying to put pressure on Ukraine’s friends and partners in Indonesia and other countries.

We have the necessary technical documentation for the maintenance and overhaul, the extension of the flight range of military aircraft of a wide model range - MiG, Sukhoi, Ilyushin, Mil, Kamov. Such rights are not retroactive, and the Russian Federation has no legal basis for requiring additional licensing from Ukraine.

In matters of military aviation regulation, each country-operator establishes its own rules and makes changes to its design. A marker of its independence is the sufficiency of the scientific, technical, design and production potential. Complaints of developers or manufacturers, in this case Russian, are irrelevant.

Let me also remind you of the double standards of the Russian Federation. There, a number of steps were taken in terms of promoting the repair and modernization of the An-family aircraft in the external markets. The Russian Federation approved a general decision of the Ministry of Defense and the Ministry of Industry and Trade, which defines the institutions responsible for the design support in the operation of Ukrainian-made aircraft."

(Censor)
 
. . . . . . .
Back
Top Bottom