What's new

Indonesia Defence Forum

Everything can be wrong in this case, like bad weather, human error, manufacturing defect and so on
 
.
Everything can be wrong in this case, like bad weather, human error, manufacturing defect and so on
The plane asked to be allowed to return to Jakarta before dissappear from radar, thats mean something went wrong and the crews noticed it, probably mechanical failure? the pilot must have inform ATC why he request to return to Jakarta right?

From the news
It seems that the plane had a "technical problem" on a previous flight.
 
. .
89acacf3-ff61-46e1-9877-3dd906b783f6.jpeg
 
. .
Everything can be wrong in this case, like bad weather, human error, manufacturing defect and so on

The weather is pretty clear, not sure about the plane maintenance though. One thing for sure, Boeing do seems pretty nervous about this accident.

Metars:
WIII 290130Z VRB04KT 8000 SCT020 29/25 Q1011 NOSIG=
WIII 290100Z VRB03KT 8000 SCT020 28/25 Q1011 NOSIG=
WIII 290030Z VRB03KT 8000 SCT020 27/25 Q1011 NOSIG=
WIII 290000Z VRB03KT 8000 SCT020 27/25 Q1011 NOSIG=
WIII 282330Z 16003KT 8000 SCT020 27/25 Q1010 NOSIG=
WIII 282300Z VRB02KT 8000 BKN022 26/25 Q1009 NOSIG=
WIII 282230Z VRB04KT 8000 SCT020 26/25 Q1009 NOSIG=
WIII 282200Z VRB04KT 9000 SCT020 26/25 Q1009 NOSIG=
WIII 282130Z 17004KT 9000 SCT020 26/25 Q1009 NOSIG=
WIII 282100Z 13004KT 9000 SCT020 26/25 Q1009 NOSIG=
WIII 282030Z VRB02KT 9000 SCT020 26/25 Q1009 NOSIG=
WIII 282000Z 16002KT 9000 SCT020 26/25 Q1009 NOSIG=
 
. .
Pindad tingkatkan kandungan lokal produk alat berat

Rabu, 31 Oktober 2018 13:33 WIB

3A7B729D-F403-4E1B-9962-DBB0D57777DD.jpeg

Heru Puryanto, Chief Business of Industrial Product Officer PT Pindad (Persero), saat ditemui usai peluncuran produk Excavator Amphibious di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, Rabu. (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)

Kami targetkan hingga 55 persen TKDN pada 'excavatot amphibious'
Jakarta (ANTARA News) - PT Pindad (Persero, produsen alat utama sistem senjata (alutsista), mesin dan alat berat, berupaya meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) produk alat berat.

"Kami targetkan hingga 55 persen TKDN pada 'excavatot amphibious',” kata Chief Business of Industrial Product Officer PT Pindad Heru Puryanto di Jakarta, Rabu.

Menurut Heru, alat berat yang baru diluncurkan Pindad tersebut merupakan satu-satunya produk buatan dalam negeri dengan TKDN di atas 42 persen saat ini.

“Pindad berusaha menorehkan sejarah baru dalam kancah alat berat dengan kandungan lokal yang tinggi karena diproduksi di Indonesia, tepatnya di Bandung,” ungkap Heru.

Diketahui, Excava Amphibious dilengkapi dengan undercarriage khusus untuk beroperasi lebih optimal di area yang berair seperti rawa dan sungai.

Pada bagian undercarrige yang terpasang di produk ini, pontoon dapat melebar dan mengecil yang berfungsi saat mobilitas di medan yang sempit atau luas.

Dalam memproduksi alat berat terbaru itu, perusahaan milik negara ini tak menambah alat produksi, melainkan menggunakan alat yang telah tersedia.

“Kami hanya menambah lahan untuk memproduksi ini. Karena hidrolik kita sudah punya, yang lain juga sudah adq,” ujar Heru.

https://www.antaranews.com/berita/763642/pindad-tingkatkan-kandungan-lokal-produk-alat-berat
 
.
Apparently LEN is able to develop 2D radar system

Len Industri Hadirkan Excelen: Inovasi untuk Negeri, Sinergi BUMN Membangun Negeri
Len Industri Hadirkan Excelen: Inovasi untuk Negeri, Sinergi BUMN Membangun Negeri

Bandung, 31 Oktober 2018 – Dalam rangka hadir 27 tahun menjadi bagian dari perusahaan teknologi negara, Len Industri merealisasikan misi BUMN “Hadir untuk Negeri” dengan menyelenggarakan acara Excelen: Inovasi untuk Negeri, sebuah persembahan dari generasi penerus bangsa untuk Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh Menteri BUMN Republik Indonesia Rini Soemarno yang meluncurkan produk-produk inovasi Len Industri dan melakukan pelepasan produk ekspor dari PT Pindad, PT Dahana dan PT Bio Farma yang merupakan bagian dari sinergi BUMN untuk membangun negeri.



Excelen: Inovasi untuk Negeri juga memamerkan produk-produk karya anak bangsa mulai dari sistem transportasi, energi terbarukan, teknologi navigasi, teknologi informasi dan komunikasi serta elektronika pertahanan.



“BUMN harus menjadi pelopor produk dalam negeri untuk mengurangi impor dan sebagai upaya dalam meningkatkan daya saing bangsa. Untuk itu pemerintah menaruh harapan besar pada Len Industri karena kemampuan inovasi teknologi yang dimiliki. Len Industri yang didukung sebagian besar engineer muda menjadi harapan bangsa dalam mencapai cita-cita nasional untuk melahirkan produk-produk nasional berkualitas karya anak bangsa yang mampu bersaing di dunia internasional,” ungkap Menteri Rini Soemarno.

Len-Industri-Hadirkan-Excelen-Inovasi-untuk-Negeri.jpg


Len Industri juga meluncurkan sebuah produk inovasi sistem solar PV untuk perumahan dan perkantoran yang bernama LenSOLAR. Produk ini hadir untuk turut menyukseskan target pemerintah Indonesia mengubah 23% dari total pasokan energi menjadi energi terbarukan pada tahun 2025. Peluncuran LenSOLAR kedepannya akan diiringi dengan edukasi berkesinambungan mengenai energi terbarukan pada masyarakat dan pelaku usaha, bukan hanya mengenai penghematan namun juga manfaat jangka panjang dari penggunaan energi tenaga terbarukan.



“Peluncuran LenSOLAR ini menjawab tantangan terhadap Len Industri untuk menjadi perusahaan yang tidak hanya mampu bersaing di pasar business to business (B2B) tetapi juga di pasar business to consumer (B2C)”, ungkap Menteri Rini Soemarno.



Selain itu turut pula diluncurkan Len Rescue, sebuah peralatan Fast Emergency Responder (Perespon darurat cepat) yang dapat menyediakan sumber energi dan perlengkapan darurat dalam keadaan emergency, misalnya dalam kondisi sepeti bencana alam. Pada acara ini Menteri BUMN Rini Soemarno memberi nama untuk peralatan tersebut. Dalam bidang transportasi, akan diluncurkan sistem traksi Len Dynatron. Sebagai pionir di bidang sistem traksi elektrik nasional, Len Industri juga mengembangkan sistem traksi elektrik untuk diimplementasikan pada lokomotif, LRT, electric bus dan sepeda motor listrik. Sementara itu untuk mendukung kemandirian bangsa dalam mewujudkan kedaulatan negara, Len Industri meluncurkan inovasi elektronika pertahanan yaitu Radar Len-S200, Radio Militer LenSTRAD-M5 (Handheld) dan Len HDR20-M (Manpack).



“Kiprah Len Industri saat ini tak lepas dari peran anak bangsa dengan semangat dan komitmen untuk selalu berinovasi menjadikan Len Industri sebagai perusahaan teknologi kelas dunia. Semua bentuk teknologi dan inovasi yang kami ciptakan di Len Industri untuk negeri tak lepas dari peran tim di Len Industri. Perlu disadari bahwa generasi milenial adalah generasi harapan, generasi penerus bangsa, innovator yang mampu bersaing dan mandiri dalam teknologi. Para anak bangsa inilah roda utama dari pembangunan dan inovasi untuk negeri ini.Tanpa keberadaan mereka, tanpa idealisme dan tanpa semangat mereka roda inovasi kami tidak akan pernah berputar dan mencapai titik saat ini. Len Industri ingin menjadi pelopor perusahaan teknologi yang mengutamakan kecepatan, ketepatan dan disiplin tinggi. Karena bagi kami speed is the new currency of business” ujar Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Zakky Gamal Yasin.

Len-Industri-Hadirkan-Excelen-Inovasi-untuk-Negeri-1.jpg


Sebanyak 70% karyawan Len Industri merupakan generasi muda penerus bangsa yang terus ditumbuhkan dan didorong semangatnya untuk berinovasi. Untuk menumbuhkan semangat tersebut, Len Industri menyelenggarakan Len’s Breakthrough, Milenovation Award 2018, sebuah kompetisi internal untuk berkreasi dan berinovasi. Program ini menjadi salah satu upaya Len Industri untuk mengembangkan visi dari industri elektronika menjadi industri teknologi kelas dunia yang berdaya saing global.

https://www.len.co.id/len-industri-...i-untuk-negeri-sinergi-bumn-membangun-negeri/


https://www.indomiliter.com/pt-len-industri-luncurkan-2d-air-surveillance-radar/
 
. . .
Indo Defence 2018: France eyes Indonesian submarine expansion
1st November 2018 - 16:46 GMT | by Beth Maundrill in London
https://www.shephardmedia.com/news/imps-news/feed/
Indonesia has its sights set on the acquisition of additional attack submarines beyond the three Nagapasa-class boats that are currently being delivered.

One company that is looking to fulfil this requirement is France's Naval Group which will be present at Indo Defence 2018 to promote its Scorpene submarine.

In 2011 the Indonesian Navy selected the three Chang Bogo class, known as the Nagapasa-class in Indonesia, which is based on the German Type 209 hull design and built under license in the Republic of Korea by DSME.

While no formal decision has been made it is understood that a targeted fleet of ten to 12 submarines is desired by the Indonesian Navy. Currently, it has four submarines in its fleet and one Nagapasa-class still to be delivered.

‘Naval Group, as a recognised naval platform designer and manufacturer together with its unique experience of Transfer of Technology in export programme, is ready to offer the Scorpene class submarine together with adapted Transfer of Technology in accordance with the New Defence Bill issued by the Indonesian government,’ said a Naval Group spokesperson.

The company is also looking at the potential of building in-country and said that its main industrial partner will be the state-owned shipyard PT PAL.

Members of the PINHANTANAS (Private Defence Industry Association) could be suitable industrial partner the spokesperson said.

‘The operational requirements of the Indonesian Navy tend to be oceanic with shallow waters capabilities. Our Scorpene-class submarine offers unmatched capabilities in both oceanic and shallow water,’ he added.

While the company has not built the latest batch of submarines for the South East Asian nation the company is well implemented in the region with the active P-75 programme in India. This will provided six Scorpene diesel-electric submarines to the Indian Navy.

Thyssenkrupp Marine Systems TKMS, the design owner of the Type 209 which it acquired after the merger of TKMS and Howaldtswerke-Deutsche Werft, is also set to be at Indo Defence and will likely be vying for the same opportunities as Naval Group.

https://www.shephardmedia.com/news/imps-news/indo-defence-2018-france-eyes-indonesian-submarine/
 
. .
France Eyes Indonesian Submarine Expansion

02 November 2018



Scorpene 2000 Submarine with Cruise Missile and AIP technology (photo : Navy Recognition)

Indonesia has its sights set on the acquisition of additional attack submarines beyond the three Nagapasa-class boats that are currently being delivered.

One company that is looking to fulfil this requirement is France's Naval Group which will be present at Indo Defence 2018 to promote its Scorpene submarine.

In 2011 the Indonesian Navy selected the three Chang Bogo class, known as the Nagapasa-class in Indonesia, which is based on the German Type 209 hull design and built under license in the Republic of Korea by DSME.

While no formal decision has been made it is understood that a targeted fleet of ten to 12 submarines is desired by the Indonesian Navy. Currently, it has four submarines in its fleet and one Nagapasa-class still to be delivered.

‘Naval Group, as a recognised naval platform designer and manufacturer together with its unique experience of Transfer of Technology in export programme, is ready to offer the Scorpene class submarine together with adapted Transfer of Technology in accordance with the New Defence Bill issued by the Indonesian government,’ said a Naval Group spokesperson.



MBDA's Naval Cruise Missile scale model (photo : Navy Recognition)


The company is also looking at the potential of building in-country and said that its main industrial partner will be the state-owned shipyard PT PAL.

Members of the PINHANTANAS (Private Defence Industry Association) could be suitable industrial partner the spokesperson said.

‘The operational requirements of the Indonesian Navy tend to be oceanic with shallow waters capabilities. Our Scorpene-class submarine offers unmatched capabilities in both oceanic and shallow water,’ he added.

While the company has not built the latest batch of submarines for the South East Asian nation the company is well implemented in the region with the active P-75 programme in India. This will provided six Scorpene diesel-electric submarines to the Indian Navy.

Thyssenkrupp Marine Systems TKMS, the design owner of the Type 209 which it acquired after the merger of TKMS and Howaldtswerke-Deutsche Werft, is also set to be at Indo Defence and will likely be vying for the same opportunities as Naval Group.

(Shephard)
 
.
PT Len Industri Luncurkan LenStrad-M5, Radio Taktis Handheld Anti Jamming Dan Anti Intercept
indomiliter | 31/10/2018 | Berita Matra Darat, Berita Update Alutsista, Radio | No Comments
FacebookTwitterWhatsAppLineCopy LinkEmail

ht-2.jpg


Sistem komunikasi personal pada prajurit merupakan tantangan tersendiri yang harus dipenuhi guna mewujudkan konsep future soldier. Bicara tentang hal tersebut, kebutuhan radio militer model genggam (handheld) tak bisa lagi dikesampingkan lagi, dari unit radio handheld yang kini sudah digunakan pada level regu misalnya, dipandang tak mencukup untuk mendukung kelengkapan prajurit yang secara kuantitas cukup besar.

Baca juga: PT Len Industri Luncurkan 2D Air Surveillance Radar

Berangkat dari misi untuk mewujudkan kemandirian perangkat elektronik pendukung alutsista, PT Len Industri (Persero) telah merilis beberapa tipe radio handheld dan manpack untuk kebutuhan pasukan TNI. Dan bersamaan dengan peluncuran 2D Air Surveillance Radar di Bandung, Rabu (31/10) turut diluncurkan produk radio militer handheld terbaru, yang diberi label LenStrad-M5.

Sebagai radio genggam yang dioperasikan perorangan, wujud LenStrad-M5 tak ubahnya radio HT biasa, meski ukurannya terbilang lebih panjang, dilengkapi display monitor dan antena yang cukup panjang untuk menjangkau coverage luas.

LenStrad persisnya adalah singkatan dari Len Software Tactical Radio, yang merupakan implementasi dari software defined radio yang digunakan untuk radio taktis. Sementara M5 adalah singkatan dari multiband dengan power maksimum 5 Watt. Radio taktis perorangan ini dapat menunjang komunikasi suara dan data, dan mampu diintegrasikan dengan Battlefield Management System (BMS).

ht-1.jpg


Baca juga: Battlefield Management System CY-16H – Telah Terpasang di 120 Panser Anoa, MBT Leopard dan IFV Marder

Sebagai perangkat komunikasi militer, LenStrad-M5 sudah dibekali keamanan transmisi (transec) dan keamanan komunikasi (comsec). Radio ini berjalan pada frekuensi VUHF 30 Mhz sampai 512 Mhz. Dengan lebarnya rentang frekuensi pada radio ini, maka radio ini disebut sebagai radio multiband yang anti jamming dan anti intercept. Lebih teknis lagi, band frekuensi pada radio ini adalah VHF low band 30 – 108, GTA 118 – 137, VHF high band 140 – 300, dan UHF 300 – 512 Mhz.

Radio ini ditunjang dengan antena whip 38 cm dan 84 cm. Sebagai sumber tenaga adalah baterai isi ulang lithium ion 14.4 Volt. Preset channel yang dapat di setting mencapai 1300 channel. Dirancang digunakan pada medan berat, LenStrad-M5 sudah mengadopsi standar Mil-STD 810D. Tempratur operasi radio ada di rentang -40 sampai 60 derajat celcius. (Haryo Adjie)


Indonesia PT LEN launch new radio handheld tactical for armed forces
 
.
Back
Top Bottom