What's new

Indonesia Defence Forum

Medium battle tank offered by Rheinmetall : chasis Marder 1, turret Hitfact II
MBTMarder4985_zpscceb8deb.jpg

MBTMarder4895_zpsa4e4e769.jpg
 
. . . .
From the sticker and logo on the windshield looks like the company is Tugas Anda.

http://tugasanda.com/
A bit of unrealistic wish but...

I hope this thing will eventually see the light of the day as a part of our Armed Forces...

Or....

Make it into one of a hella cool basis for vigorous looking, genuinely made civilian SUV..
 
. . . .
been mentioned...Turangga...mean horse or kuda in sancrit
it should be strong and run fast.

eerr.. i was talking about "TugasAnda" or literally translated as "YourTask" in english. This is such a wierd and unusual name for company brand. :D

Tank Boat taking its final shape
tank-boat.jpg


Busy time for PINDAD
komodo-pindad2.jpg

komodo-pindad.jpg


SBS light tracked armored vehicle at the background, ready for the show
pindad.jpg


Being readied for Indo Defence 2016
indo-defence.jpg
 
Last edited:
.
eerr.. i was talking about "TugasAnda" or literally translated as "MyTask" in english. This is such a wierd and unusual name for company brand. :D


oh i isee...
i think its been known as...the name of a car body workshop company that produce public passenger car. seem they expand to produce military product.
Ohya there is one similar name company...TugasKita...:D


Seems we will have many short range air defense komodos.
On the right column are like to be mistral platform.
 
. .
Gaya Diplomasi PWI, Lagu Arirang di Korea Aerospace Industries
Oleh Atal S Depari30 Oktober 2016 01:11 WIB
SUASANA sontak hening ketika Ramon Damora, sastrawan muda pers Indonesia, tiba-tiba mendendangkan lagu Arirang. Tanpa diminta apalagi diiringi musik, lagu rakyat Korea Selatan (Korsel) itu mengalir liar di seluruh sudut salah satu ruangan Korea Aerospace Industries, Ltd, Selasa (26/10).

Puluhan orang hadirin hanyut terbuai. Sesekali Lee, Dong Shin, Executive Presiden & General Manager Government Program Division KAI menoleh pelan ke belakang untuk melihat dengan jelas siapa gerangan pria duduk santai yang berdendang itu.

Ramon, Ketua PWI Kepri, adalah bagian dari 13 orang rombongan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat yang selalu menghidupkan suasana kunjungan ke sejumlah tempat strategis di Korea, 20-27 Oktober, atas undangan Journalist Association of Korea (JAK).

Suara Ramon, yang pasti, jauh di bawah standar lengkingan Jang Sa-ik, sang pencipta dan penyanyi kondang Korsel. Juga tidak ada apa-apanya untuk menyandingkannya dengan cengkok merdu suara Song Sohee, penyanyi wanita hebat Korsel.

Tapi dendangan Ramon terasa amat kental untuk lebih merajut suasana keakraban. Begitu Ramon mengakhiri bait-bait lagu singkat Arirang, dengan bersemangat Lee, Dong Shin dan pentolan KAI pun memecah keheningan untuk kembali tos-tosan secara bergantian dengan rombongan PWI Pusat.

Selain Ramon, di sana ada Teguh Sentosa, Ketua Bidang Luar Negeri PWI Pusat, Agus Sudibyo (PWI Pusat), Tarmilin Usman (Ketua PWI Aceh), Basyir Basar (PWI Sumbar), Mursid Sonsang (Jambi), Jacky Abdullah (Bengkulu), Firdaus (Banten), Mirza Zulhadi (Jabar), Amir Mahmud (Jateng), Dwikora Putra (Bali), dan Endro S Efendi (Kaltim).

Suasana keakraban itu membuat Jung Kyu-sung, Presiden JAK, tanpa ragu juga kembali membuka lembaran pembicaraan tentang poligami di Indonesia. Jung Kyu-sung, bahkan Lee, Dong Shin ngakak dengan roman tertarik mendengar penjelasan runtun Firdaus, Ketua PWI Banten.

Di Korea, doktrinnya istri memang satu, tapi selingkuhan boleh tanpa batas. Mendengar poligami, Sang Choiau pun seakan tidak sabar lagi segera terbang ke Jakarta untuk job utamanya mengawal pameran produk pesawat tempur Korsel dalam Indo Defence 2016 yang akan berlangsung, 2-5 Novemer.

Keakraban sesungguhnya sudah terbentuk sejak kehadiran kami pertama di Seoul sampai tiba di kawasan industri pesawat tempur Korsel di Sacheon, Provinsi Geyongsang Selatan itu. Kami bebas menyaksikan seluruh proses pembuatan fisik pesawat dari jenis helikopter sampai jet tempur.

Kami juga difasilitasi untuk bercengkrama dengan Gatot Pribadi Mulia, leader 90 orang teknisi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yang tengah berada KAI untuk merancang pembuatan pesawat tempur KFX/IFX generasi 4.5, kerja sama Indonesia dengan Korsel, yang memiliki kemampuan di atas F16, generasi 4.

Sharing cost antara Indonesia dan Korsel dalam pembuatan pesawat itu 20:80 persen. Tapi untuk transfer knowledge dari pengembangan, Indonesia mendapat 100 persen.

Hingga dua tahun pertama, PTDI akan belajar teknologi dan culture development Korsel, salah satunya dengan mengirim total 200-300 teknisi Indonesia secara bertahap ke Negeri Ginseng itu.

“Kami terus mempelajari teknik pengembangan pesawat tempur itu. Pengalaman kami selama ini lebih fokus pada pesawat sipil,” tutur Gatot, didampingi sekitar 20 teknisi muda dan senior dari PTDI di KAI.

Sebuah pengalaman yang amat berharga bagi teknisi PTDI mengingat tidak semua Negara menerima tenaga asing di industri strategis semacam pesawat tempur. “Di Amerika, sekalipun sudah mendapat green card, tidak bisa bekerja di pabrik pesawat tempur,” kata Gatot.

Kerja sama Indonesia dengan Korsel merupakan rintisan yang membanggakan. Sebuah lompatan besar untuk membawa Indonesia kelak tidak lagi selalu bertindak sebagai pembeli, melainkan berharap menjadi produsen industri pesawat tempur.

Dan, lagu Arirang masih mengiang sampai saat ini dari ruangan perjamuan makan malam di KAI. Ada yang menerjemahkan Ari berarti indah, rang bermakna cantik.

Semoga gaya diplomasi rombongan PWI dengan lantunan lagu Arirang mampu menambah energi persahabatan yang lebih indah dan lebih cantik antara Indonesia dan Korsel menyambut kelahirkan dahsayatnya pesawat tempur KFX/IFX tahun 2025. ***
http://m.suarakarya.id/2016/10/30/gaya-diplomasi-pwi-lagu-arirang-di-korea-aerospace-industries

Another Story from IF-X Project.. :D
 
. . . .
Back
Top Bottom