What's new

Indonesia Defence Forum

Panglima TNI kunjungi Divisi Infanteri II Kostrad
Sabtu, 29 Februari 2020 18:48 WIB

IMG-20200229-WA0014_5.jpg

Jakarta (ANTARA) - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto didampingi Ketua Umum Dharma Pertiwi Ny. Nanny Hadi Tjahjanto melaksanakan kunjungan kerja ke Divisi Infanteri II Kostrad di Singosari Malang, Jawa Timur, Sabtu.

Tiba di Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang Panglima TNI disambut langsung oleh Panglima Divisi 2 Kostrad Mayjen TNI Tri Yuniarto.

Saat memasuki Mako Divisi Infanteri II Kostrad, Panglima TNI disambut dengan tarian selamat datang dari ibu-ibu persit juga atraksi drumband, pencak silat dan Yel-yel semangat dari Prajurit Divisi Infanteri II Kostrad.

Baca juga: Pasukan Katak dan Polair sterilkan Ring 2 lokasi observasi 188 WNI

Dalam kunjungan kali ini Panglima TNI melaksanakan peninjauan ke Gedung Wind Tunnel Sky Diving Centre dan peninjauan Fasilitas latihan Gedung Wind Tunnel Sky Diving Centre Divif 2 Kostrad.

"Saya berharap agar fasilitas yang telah diberikan (Wind Tunnel Sky Diving Centre) bagi Prajurit Divif II Kostrad dapat dipergunakan sebagaimana mestinya, guna menunjang dan selalu meningkatkan Profesionalisme Prajurit Divisi Infanteri-II Kostrad," kata Panglima TNI dalam keterangan tertulisnya.

Menurut dia, setiap anak yang dilahirkan adalah emas, sehingga menjadi semua prajurit bagaimana mendidik dan menjaga agar anak tersebut menjadi emas yang berkilau.

Baca juga: Seluruh protokol kesehatan WHO diminta Panglima TNI untuk diikuti

Tampak hadir dalam kunjungan kali ini Pangkogabwilhan III Mayjen TNI Ganip Warsito, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Tiopan Aritonang, Aslog Panglima TNI Marsda TNI Kukuh Sudibyanto, Aslog Kasau Marsda TNI Abdul Wahab beserta segenap Pejabat TNI lainnya.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Chandra Hamdani Noor
COPYRIGHT © ANTARA 2020

https://m.antaranews.com/berita/1327278/panglima-tni-kunjungi-divisi-infanteri-ii-kostrad

Btw look like Jokowi is focusing much toward TNI infrastructure and facilities like training center, Hospital and other, border post, Air Force base and other

Cant blame him, logistick support and chain of command is very vital in archipelago country like us
 
.
starstreak-1-1-jpg.610413

starstreak-1-2-jpg.610414

starstreak-1-3-jpg.610415

starstreak-1-4-jpg.610416

starstreak-1-5-jpg.610417

eodadovuuae1udh-jpeg.601006

eodaedsueaau-0l-jpeg.601004

 

Attachments

  • STARStreak -1 (1).jpg
    STARStreak -1 (1).jpg
    227.5 KB · Views: 3,053
  • STARStreak -1 (2).jpg
    STARStreak -1 (2).jpg
    422.2 KB · Views: 3,079
  • STARStreak -1 (3).jpg
    STARStreak -1 (3).jpg
    294.9 KB · Views: 3,077
  • STARStreak -1 (4).jpg
    STARStreak -1 (4).jpg
    352.7 KB · Views: 3,082
  • STARStreak -1 (5).jpg
    STARStreak -1 (5).jpg
    416.6 KB · Views: 3,099
  • STARStreak -1 (6).jpg
    STARStreak -1 (6).jpg
    384.6 KB · Views: 39
. .
Kapal Tanker KRI BONTANG-907 Resmi Pekuat KOARMADA I

Kapal Tanker KRI Bontang 907 (photo : TNI AL)

KRI BONTANG-907 Karya Anak Bangsa Resmi Pekuat Unsur Satban KOARMADA I

Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Muhammad Ali, S.E., M.M., menyambut kedatangan KRI Bontang-907 yang merupakan karya anak bangsa diproduksi PT. Batamec Shipyard, menjadi salah satu kapal tanker terbesar kedua produksi nasional, di Dermaga JITC II Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (28/2/2020).

Pangkoarmada I dalam sambutannya menyampaikan bahwa kehadiran KRI Bontang-907 yang merupakan kapal jenis Bantu Cair Minyak (BCM) secara resmi memperkuat jajaran Satuan Kapal Bantu (Satban) Koarmada I yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Jerry Henry Manuhutu, M.Tr.Hanla, sangat dibutuhkan oleh Koarmada I untuk menjadi perkuatan dalam melaksanakan tugas-tugas operasional karena kapal-kapal TNI Angkatan Laut yang sedang beroperasi dan tetap berada di laut tanpa harus kembali ke pangkalan untuk mengisi bahan bakar dan mengangkut kebutuhan lainnya.

Lebih lanjut disampaikan bahwa kita harus berbangga karena indrustri pertahanan dalam negeri kita telah mampu membangun alutsista yang kita butuhkan seperti KRI Bontang-907. Diharapkan dengan kemandirian indrustri pertahanan dalam negeri, TNI Angkatan Laut dapat memenuhi kebutuhan alutsista produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap produksi asing.



Kapal Tanker KRI Bontang 907 yang diproduksi galangan kapal Batamec (photo : Navy Recognition)


“Ke depan tantangan tugas yang dihadapi Koarmada I semakin kompleks, dan besar kemungkinan kapal BCM akan dilibatkan secara aktif dalam tugas-tugas operasional dan latihan sesuai dengan visi pemimpin TNI Angkatan Laut yang akan menjadikan TNI AL berkomitmen global dan berkemampuan regional. Diharapkan kehadiran KRI Bontang di jajaran Koarmada I akan membantu mewujudkan visi tersebut, ujar Laksda Muhammad Ali.

KRI Bontang-907 memiliki spesifikasi panjang mencapai 125,5 meter, tinggi 30 meter dengan kapasitas minyak 5.500 mᵌ, kecepatan maksimal dapat mencapai 18 knots, dan sanggup berlayar selama 30 hari non stop dengan membawa 109 orang awak.

Hadir dalam kegiatan ini, Kepala Staf Koarmada I Laksma TNI Bambang Irwanto, M.Tr.(Han), Danguspurla Koarmada I Laksma TNI Didong Rio Duta, Komandan Lantamal III Brigjen (Mar) Hermanto, S.E., M.M., Pejabat Utama Koarmada I, serta ABK KRI Bontang-907.

https://koarmada1.tnial.mil.id/tabid/71/articleType/ArticleView/articleId/11128/Default.aspx
 
.
Kapal Tanker KRI BONTANG-907 Resmi Pekuat KOARMADA I

Kapal Tanker KRI Bontang 907 (photo : TNI AL)

KRI BONTANG-907 Karya Anak Bangsa Resmi Pekuat Unsur Satban KOARMADA I

Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Muhammad Ali, S.E., M.M., menyambut kedatangan KRI Bontang-907 yang merupakan karya anak bangsa diproduksi PT. Batamec Shipyard, menjadi salah satu kapal tanker terbesar kedua produksi nasional, di Dermaga JITC II Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (28/2/2020).

Pangkoarmada I dalam sambutannya menyampaikan bahwa kehadiran KRI Bontang-907 yang merupakan kapal jenis Bantu Cair Minyak (BCM) secara resmi memperkuat jajaran Satuan Kapal Bantu (Satban) Koarmada I yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Jerry Henry Manuhutu, M.Tr.Hanla, sangat dibutuhkan oleh Koarmada I untuk menjadi perkuatan dalam melaksanakan tugas-tugas operasional karena kapal-kapal TNI Angkatan Laut yang sedang beroperasi dan tetap berada di laut tanpa harus kembali ke pangkalan untuk mengisi bahan bakar dan mengangkut kebutuhan lainnya.

Lebih lanjut disampaikan bahwa kita harus berbangga karena indrustri pertahanan dalam negeri kita telah mampu membangun alutsista yang kita butuhkan seperti KRI Bontang-907. Diharapkan dengan kemandirian indrustri pertahanan dalam negeri, TNI Angkatan Laut dapat memenuhi kebutuhan alutsista produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap produksi asing.



Kapal Tanker KRI Bontang 907 yang diproduksi galangan kapal Batamec (photo : Navy Recognition)


“Ke depan tantangan tugas yang dihadapi Koarmada I semakin kompleks, dan besar kemungkinan kapal BCM akan dilibatkan secara aktif dalam tugas-tugas operasional dan latihan sesuai dengan visi pemimpin TNI Angkatan Laut yang akan menjadikan TNI AL berkomitmen global dan berkemampuan regional. Diharapkan kehadiran KRI Bontang di jajaran Koarmada I akan membantu mewujudkan visi tersebut, ujar Laksda Muhammad Ali.

KRI Bontang-907 memiliki spesifikasi panjang mencapai 125,5 meter, tinggi 30 meter dengan kapasitas minyak 5.500 mᵌ, kecepatan maksimal dapat mencapai 18 knots, dan sanggup berlayar selama 30 hari non stop dengan membawa 109 orang awak.

Hadir dalam kegiatan ini, Kepala Staf Koarmada I Laksma TNI Bambang Irwanto, M.Tr.(Han), Danguspurla Koarmada I Laksma TNI Didong Rio Duta, Komandan Lantamal III Brigjen (Mar) Hermanto, S.E., M.M., Pejabat Utama Koarmada I, serta ABK KRI Bontang-907.

https://koarmada1.tnial.mil.id/tabid/71/articleType/ArticleView/articleId/11128/Default.aspx

PT PINDAD should reverse engineering multi purpose caliber cannon like 25 mm or 30 mm cannon derivative for AA point defense or ground attack, the need is great in number and we can put them on platform like IFV or warship like this oiler or small patrolship or OPV.
 
. . .
KRI tarakan 905

kri-usman-harun-359-dan-kri-tarakan-905-for-ras-excercise-4-copy.jpg


KRI sungai Gerong 906

KRI_Sungai_Gerong_(906).jpg


KRI Bontang 907
EQeDt-4UYAAMHGB.png


KRI arun 903

10440816_527780214023989_5643671267186330195_n.jpg


KRI Sorong 911

kri-sorong-911.jpg


Glad to see we are getting more RAS capability with the inclusion of Tarakan and Bontang hope more to joint soon, logistick support is very vital
 
. .
You'd think they'd just stick to a singe common 4x4 design and adapt it to different scenarios instead of basically making a new, one-off, vehicle for every single scenario under the sun.

Lol, look like South African manufacturer habit
 
.
Lol, look like South African manufacturer habit
I wish we actually did it like that. 1 chassis, multiple loadouts. Might make it harder ti design but would really make the chassis marketable and simplify maintenance somewhat.

Imagine using the medium tank chassis we have for APC, mortar carrier, IFV, mobile ambulance, and other configuration.
 
.
I wish we actually did it like that. 1 chassis, multiple loadouts. Might make it harder ti design but would really make the chassis marketable and simplify maintenance somewhat.

Imagine using the medium tank chassis we have for APC, mortar carrier, IFV, mobile ambulance, and other configuration.

For medium tank we are projected toward that way, well more like Anoa APC which had Apc, recovery, command vehicles, ambulance and finally fire support variant like Badak. High capacity 4X4 seems just ended in Komodo and their variants

The problem is for small 4X4 utility vehicles, seems TNI AD and other supplier still cant found fit for all candidate. They had taking samples from indonesian light strike vehicle, P2 Pakci, URO Vamtac, trying Humvee, and other.... seems no end.

Well Turangga is made for Air Force requirement not the Army though
 
.
You'd think they'd just stick to a singe common 4x4 design and adapt it to different scenarios instead of basically making a new, one-off, vehicle for every single scenario under the sun.
Lol. Actually i was expecting this as i saw some All Terrain Vehicle 3D drawings in Windu Paramarta IG.
 
Last edited:
.
after seeing the SAA army equipment and it's air defence getting ashamed and wrecked like hell in a recent battle , i think we shall do more TOT for turkish drone and munition knowledge/technology .

even though i believe an assault like that , requires more than just a technologically advanced drone .
 
.
For medium tank we are projected toward that way, well more like Anoa APC which had Apc, recovery, command vehicles, ambulance and finally fire support variant like Badak. High capacity 4X4 seems just ended in Komodo and their variants

The problem is for small 4X4 utility vehicles, seems TNI AD and other supplier still cant found fit for all candidate. They had taking samples from indonesian light strike vehicle, P2 Pakci, URO Vamtac, trying Humvee, and other.... seems no end.

Well Turangga is made for Air Force requirement not the Army though
Its not that they can't find a fit, it's because small tactical vehicle programs are easier to corrupt than large scale ones (e.g. the general that got caught misappropriating funds for the Apache)

after seeing the SAA army equipment and it's air defence getting ashamed and wrecked like hell in a recent battle , i think we shall do more TOT for turkish drone and munition knowledge/technology .

even though i believe an assault like that , requires more than just a technologically advanced drone .
It's not that Russian equipment is terrible or Turkish equipment is unfathomably good, it's that the Syrians are just badly trained and led in general.
 
.

Latest posts

Back
Top Bottom