Follow along with the video below to see how to install our site as a web app on your home screen.
Note: This feature may not be available in some browsers.
New Recruit
Kapal udh di tahan sejak beberapa hari sebelumnya di batu ampar. Sampe semalam baru di pindahin ke Lanal. Bukan di temukan, Ini kapal emang udh TO1 Ton Sabu Disita dari Kapal Berbendera Singapura, Nilainya Capai Rp 1,5 T
Empat ABK Kapal Sunrise Glory dijaga ketat pasukan KRI Sigurot 864 usai diamakankan kemarin. Tidak saja menggunakan dokumen palsu, kapal ini juga kerap berganti bendera dan memiliki dua nama kapal(KOMPAS.COM/ HADI MAULANA)
BATAM, KOMPAS.com - MV Sunrise Glory, kapal yang diamankan KRI Sigurot 864 sekitar pukul 15.30 WIB, Rabu (7/2/2018) lalu, ternyata mengangkut narkotika golongan I jenis sabu sebanyak 1 ton yang disimpan dalam 41 karung beras.
Nilainya minimal mencapai sekitar Rp 1,5 triliun. Angka tersebut diperkirakan bisa menyelamatkan 5 juta jiwa pengguna narkoba dengan asumsk 1 gram sabu dikonsumsi oleh 5 orang.
Kapal yang dikomandani Mayor Laut Arizzona itu ditangkap di perairan Selat Phillip, perbatasan antara Singapura dan Batam.
Barang haram ini ditemukan di atas tumpukan beras dalam palka tempat penyimpanan bahan makanan dan minuman.
Hal ini terungkap setelah kapal digeser dari Dermaga Batu Ampar ke Dermaga Lanal Batam dan dilakukannya pemeriksaan oleh Tim WFQR Lantamal IV/Lanal Batam, BNN Pusat, Bea Cukai Pusat serta Bea Cukai Batam.
Tepat pada pukul 18.00 WIB, Jumat (9/2/2018) Tim berhasil menemukan barang bukti tersebut
Komandan Lanal Batam, Kolonel Laut (E) Iwan Setiawan membenarkan temuan tersebut. Bahkan ia mengatakan temuan ini akan disampaikan langsung oleh Wakasal.
"Kalau tidak ada halangan pagi ini, Sabtu (10/2/2018) bertempat di Dermaga Lanal Batam, dilaksanakan Pers Conference oleh Bapak Wakasal tentang hasil tangkapan TNI AL dari KRI Sigurot-864, berupa sabu-sabu sebanyak 1 ton dari kapal MV Sunrise Glory berbendera Singapura," kata Iwan, Jumat (9/2/2018) malam tadi.
Pres Conference ini juga akan dihadiri dihadiri Kabareskrim Polri, Ka BNN, Aspam Kasal, Pangarmabar, Kadispamal dan Kadispenal.
Awalnya, KRI Sigurot 864 mengamankan kapal Sunrise Glory karena diduga menggunakan dokumen palsu dan kerap ganti bendera sesuai negara yang dilewati.
Proses penangkapan berawal saat KRI Sigurot-864 sedang patroli di perairan Selat Singapura. Petugas kemudian mendeteksi adanya kapal nelayan berbendera Singapura melintas di luar jalur pelayaran dan memasuki wilayah perairan Indonesia.
Selama proses pemeriksaan awal, ditemukan MV Sunrise Glory merupakan kapal ikan yang mengibarkan bendera Singapura dengan empat orang ABK berkewarganegaraan Taiwan.
Kapal Sunrise Glory seharusnya berbendera Indonesia, karena seluruh dokumen kapal berasal dari Indonesia.
Sesuai informasi dari nahkoda, kapal tersebut berlayar dari Malaysia menuju Taiwan. Namun setelah dicocokkan dengan dokumen Port Clearance, kapal tersebut berlayar dari Malaysia menuju Thailand.
Parahnya lagi seluruh dokumen yang dimiliki kapal hanya foto copy atau tanpa dokumen asli. Dan kapal ini rencananya akan digunakan menangkap ikan di perairan Taiwan.
Kapal ini juga diduga Phantom Ship karena berbendera ganda. Kapal diduga memiliki nama Sun De Man 66.
Itu artinya, kemungkinan kapal memiliki beberapa nama, serta diduga pernah menjadi Target Operasi (TO) karena membawa narkoba atau barang selundupan.
Tidak hanya itu, setelah dilakukan pemeriksaan detail, tak satupun ikan hasil tangkapan yang ditemukan. Bahkan alat tangkap ikan juga tidak ada.
KRI Sigurot 864 of TNI-AL apprehended Singapore Flagged ship carrying 1 tonne of Shabu equal to 1.5 Trillion Rupiah. This 1 tonne shabu could be used by 5 million drug users. Salute!!
http://regional.kompas.com/read/201...l-berbendera-singapura-nilainya-capai-rp-15-t
Navy alone already have more than 20 units and have a plan to get at least around 40 units. While the army also have dozens of these combat boats.View attachment 453043 View attachment 453045 more PT Palindo patrol combat boat for makassar papua patrol area. 18.85 m ... 47 knot
New Recruit
Agree, - a repeated lie can be the truth if left unchallenged -, by saying it is mere under license it negates very much Indonesia's part in developing it. Not every one knows right away what "N" is stands for and usually the article doesn't care to explain it either. Seems little and unimportant thing but enough to make people to sneer at our capability. I know because I had seen examples here on PDF, fortunately there are Indonesian members here to correct them, but what about out there?
We have to admit we are very very weak on this matter, in general, we tend to ignore what other says about us, it is good and bad at the same time.
And our medias are just mbeeehhh..., According to Tempo, we have the most number of media outlets in the world but (ironically) almost never they went out to set/correct things right let alone helping to create a strong positive image of Indonesia.
I disagree. What good is FACT if people don't know it. Apa gunanya fakta kalau yang beredar ( dan dibiarkan beredar ) itu artikel salah ttg CN235? We have to spread the FACTS. Otherwise, we will become the victim of lies. These magazines wrote wrongly about CN235. How will the readers know the fact about CN235 if we don't respond? PTDI has to respond to these articles because they're one of the manufacturers. These are mainstream aviation magazines distributed all around the world. Bukan tabloid aviasi murahan. Bisa cari di toko buku sekelas Periplus. Di bandara Changi, Kansai, di-mana2x ada. Kalo ada majalah setara TIME Magazine bikin artikel salah tentang Indonesia, masak kita nggak respon? Kalo ada TV setara CNN, BBC bikin laporan salah ttg Indonesia, masak pemerintah nggak respon?
Wait., tunggu dulu mas, ini pemberitaannya yg seperti apa dulu, ini kasusnya yg seperti apa? Jangan menyama-ratakan bahwa setiap kasus itu harus diperlakukan sama, karena masing2 butuh perlakuan dan respon yg berbeda tergantung dari analisis dampak yg ditimbulkan., Sebagai contoh, seperti kasus twit dari jurnalis BBC yg memberikan laporan salah tentang bantuan KLB di Asmat, Papua? Tentu pemberitaan semacam ini harus langsung direspon dan ditindak! Karena akan memberikan dampak negatif terhadap pandangan Internasional yg menganggap seolah2 bahwa negara kita gak serius dalam menangani kasus KLB di Papua.. Sekali lg harus dilihat dulu kasus pemberitaannya seperti apa, soalnya yg lg kita bahas ini tentang cn235, jadi biar bahasannya gak melebar kemana-mana...Kalo ada majalah setara TIME Magazine bikin artikel salah tentang Indonesia, masak kita nggak respon? Kalo ada TV setara CNN, BBC bikin laporan salah ttg Indonesia, masak pemerintah nggak respon?