What's new

Indonesia Defence Forum

. . .
Supadio Air Force Base & 51st Squadron. Credit to Pentak Lanud Supadio dan Skadron 51.

26805499_1366157356825937_7519001172596284388_n.jpg


https://www.facebook.com/lembagakeris/

I think this is an old video by looking at the position of the bridge in the video that is located lower just above the hull compared to the new version which is much higher because of the gun placement.

Saab_PT_Lundin_Stealth_Fast_Attack_Craft_Trimaran_CGI.jpg
 
Last edited:
. . . . . .
PT DI Bangun Prototipe Drone MALE Untuk TNI AU Dari Basis TAI Anka-B
indomiliter | 18/01/2018 | Berita Matra Udara, Berita Update Alutsista, Dari Ruang Tempur, Drone, Prototipe| No Comments
FacebookTwitterWhatsAppLineCopy LinkEmail

Anka_TAI_MALE_Medium_Altitude_Long_Endurance_UAV_Unmanned_Aerial_Vehicle_Turkey_Turkish_640_001.jpg


Indomiliter.com pada Juli 2017 pernah mengulas tentang Watchkeeper WK450, drone alias UAV (Unmanned Aerial Vehice) dengan kemampuan MALE (Medium Altitude Long Endurance) besutan Thales UK yang ditawarkan kepada TNI AU. Dan merujuk ke pemberitaan terbaru, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Turkish Aerospace Industries (TAI) dikabarkan dalam tahap finalisasi kerjasama pengembangan drone MALE untuk kebutuhan TNI AU.

Baca juga: Pilah Pilih Drone Tempur Produksi Cina Untuk Indonesia

Mengutip sumber dari Janes.com (18/1/2018), kedua manufaktur aviasi tengah menggodok rancangan UAV MALE yang diambil dari basis UAV Anka, drone MALE produksi TAI yang saat ini sudah digunakan AU Turki dan Kepolisian Negeri Otoman tersebut. “Kami berharap prototipe drone MALE tersebut bisa diperlihatkan kepada TNI AU dalam 12 bulan kedepan,” ujar Arie Wibowo, direktur produksi PT DI. Arie menambahkan, prinsip yang digunakan adalah basis dari drone Anka, namun ditambahkan beberapa perangkat tambahan yang spesifik sesuai kebutuhan TNI AU.

Dan yang menarik, antara drone Anka dan Watchkeeper WK450 punya desain yang relatif mirip, terutama pada model fuselage dan sayap utama serta sayap vertikalnya, terutama pada varian Anka-B. Sejatinya kesepakatan kerjasama pengembangan drone MALEantara PT DI dan TAI telah dituangkan dalam MoU pada perhelatan International Defence Industry Fair (IDEF) 2017 yang diselenggarakan pada 9-12 Mei 2017 di Istanbul, Turki.

Anka yang nama jenis burung dalam bahasa Turki, dihadirkan oleh TAI dalam beberapa varian. Dan diantara varian Anka, Anka Block B (Anka-B) adalah yang paling potensial dan dipandang pas untuk kebutuhan TNI AU. Menyandanh status MALE, Anka-B dapat terbang hingga ketinggian maksimum 9.144 meter, terbang dengan endurance 26 jam dan punya jangkauan terbang 200 km.

TAI-ANKA-UAV-FAR14-3659.jpg


Payload yang dibawa pastinya beragam, namun yang jadi andalan adalah SAR (Synthetic Aperture Radar dan Ground Moving Target Indicator. Misi utama yang diemban Anka adalah intelligence, surveillance, target acquisition and reconnaissance (ISTAR). Selain SAR radar, payload lain yang bisa dibawa adalah electro-optic, FLIR (Forward Looking Infrared serta laser range finder.

Baca juga: TNI AU Ditawari Watchkeeper WK450, Drone Battle Proven di Afghanistan

1279731722_pic030-web.jpg


Anka-B berhasil menyelesaikan penerbangan perdana, termasuk autonomous flight capability serta Automatic Take-off and Landing pada 30 Januari 2015. AU Turki telah memesan 10 unit Anka-B pada tahun 2013, yang keseluruhan pesanann akan diterima pada tahun ini.

Dirunut dari spesifikasi, drone Anka-B ini punya panjang 8 meter, lebar bentang sayap 17,3 meter dan tinggi 3,4 meter. Anka-B menggunakan mesin propeller dengan tiga bilah baling-baling. Drone yang punya kecepatan 217 km per jam ini punya bobot 1.600 kg. (Gilang Perdana)

Indonesian made UAV will be based on Turkish TAI ANKA B variant
 
.
Males...ada satu orang yang slalu cynical sm setiap pendapat orang...dah kayak paling bener aja dia...
Tiap ada pendapat...dia ejek habis2an seakan-akan dia the owner of the forum...
Dan debat disitu...sorry to say...dah gak sehat...

Sori kl ada yang tersinggung...beberapa member disini jg aktif disana..tapi jelas bukan yang nyebelin itu...hehe

Betul....saya juga sudah 4 tahun vakum disana. Sebelumnya vakum setahun, tau2nya udah ada orang itu bersama para kroco2nya. Pendapat2 saya yang direspons bersahabat sebelumnya, jadi sumber hujatan. Formil Kaskus bukan lagi sarana berbagi informasi, tapi sarang pemaksaan pendapat.

Mending ngobrol di forum2 militer FB, lebih dinamis.
 
. . . .
Indonesia puts KC-46A Pegasus, Airbus A330 in frame for aerial tanker requirement

Indonesia is studying the Boeing KC-46A, and the Airbus A330 MRTT to improve its aerial refueling capabilities. The Indonesian Air Force has begun a study to expand the service’s aerial refueling capabilities, with a view on establishing a formal acquisition program for two airframes by 2024, a TNI-AU official told Jane’s on 18 January.

kc-46_003.jpg


The aircraft types that are being compared in this study are the A330 multirole tanker-transport (MRTT) from Airbus, and what the Indonesians allude to as a militarised version of the Boeing 767 tanker, in reference to the KC-46A Pegasus.

Issues that will be scrutinised in the study include suitability for Indonesian operational requirements, compatibility of refuelling methods with the TNI-AU’s fleet of aircraft, interoperability with existing and future assets, and life-cycle costs.

Also to be considered are possible local and foreign funding options that can be tapped upon, and potential for transfer-of-technology arrangements with local companies such as state-owned aircraft manufacturer PT Dirgantara Indonesia (PTD), said the TNI-AU official.

A completion of this study will then pave the way for a definition of programme parameters, and the TNI-AU is expected to launch a formal acquisition programme, and funding request from the Indonesian Ministry of Defence, in the 2020–24 timeframe.

Prior to June 2015, the TNI-AU operated a fleet of two pod-equipped KC-130Bs, which were delivered in the early 1960s. One of these aircraft crashed in Medan on 30 June of that year after developing engine troubles, and since then the TNI-AU has had to rely on a single airframe of the type for its aerial refueling needs. The sole KC-130B is currently stationed with the TNI-AU’s Aviation Squadron 32 at the Abdul Rachman Saleh airbase in Malang.

http://www.janes.com/article/77173/...s-a330-in-frame-for-aerial-tanker-requirement
 
.
Back
Top Bottom