What's new

Indonesia Defence Forum

Rajawali 720, Bukan Sekedar Drone


UAV berbentuk unik itu mulai meraung. Kecepatannya bertambah dan kemudian akhirnya lepas landas. Inilah UAV besutan PT. Bhineka Dwi Persada, yang diberi nama Rajawali 720. Selain bentuknya yang tidak biasa, spesifikasi UAV ini bisa dibilang lebih besar dibanding UAV lokal lainnya.

DRONEKEMHAN-5-copy.jpg

Secara umum, Rajawali 720 memiliki panjang 4 meter dan rentang sayap 7 meter. Dengan payload 100 kg, UAV ini memiliki kecepatan jelajah hingga 135 km/jam. Namun yang istimewa adalah ketahanan terbangnya yang bisa mencapai lebih dari 20 jam. Sementara jarak terbang Line of sight, masih di angka 150an km. Angka ini bisa bertambah jika Rajawali 720 bisa terkoneksi dengan kendali melalui satelit.

drone%2B5.jpg

Namun bukan hanya UAV yang ditawarkan. PT. Bhineka dwi persada juga merancang sistem integrasi antara UAV dan Prajurit di lapangan dalam sebuah Mobile Command Control Vehicle. MCCV ini murni desain PT. Bhineka bekerja sama dengan Balitbang Kemhan. Kendaraan truk ini, bukan hanya sebagai pengendali UAV, tapi juga sebagai mobil komando lapangan.

2017-07-27-12-59-52-1.jpg

Data dari UAV Rajawali nantinya bisa secara real time diteruskan ke prajurit di garis depan. Sebuah mobil kontrol, bisa mengendalikan hingga 64 prajurit sekaligus. Selain itu, prajurit juga nantinya dibekali kamera serta peralatan lain yang bisa dimonitor oleh komandan di dalam truk. Sistem pengantaran data sendiri menggunakan jaringan LTE buatan sendiri atau radio link yang tertutup sehingga dijamin keamanannya. PT. Bhineka menyebut sistem ini sebagai Indonesia Future Soldier. Menarik bukan? Semoga saja inovasi ini dilirik oleh Kemhan dan TNI.

ARC
 
Latihan Demo Tempur Laut



Ditinjau PangarmatimFormasi KRI persiapan HUT TNI ★

Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda (Laksda) TNI Darwanto, S.H.,M.A.P., meninjau langsung Gelar Kesiapan Latihan Pendahuluan Demo Aksi Tempur Laut dalam rangka peringatan HUT TNI Ke – 72, bertempat di perairan Laut Jawa tepatnya di Pantai Banongan Situbondo, Jawa Timur. Kamis (27/7/2017).

Latihan Demo Tempur Laut yang dimulai dari tanggal 25 Juli dari Pangkalan Surabaya menuju Pantai Banongan Situbondo, selama berlayar Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang terlibat latihan melakukan berbagai manuver dan serial latihan sesuai pada pelaksanaan Demo HUT TNI yang akan digelar pada tanggal 5 Oktober 2017 di Cilegon, Banten.

Dalam kesempatan tersebut Pangarmatim menyampaikan keberhasilan pelaksanaan latihan bukan hanya ditentukan oleh kemampuan dan kemahiran masing-masing personel, melainkan juga karena terciptanya suatu kerja sama tim yang kompak.

Pahami fungsi dan tugas masing-masing, jalin kekompakan antar prajurit dan bangun kesatuan komando untuk mewujudkan kesamaan pola pikir dan pola tindak dan perhatikan keamanan latihan dengan menepati semua prosedur, serta mekanisme latihan melalui perhitungan cermat, pertimbangan tepat dan pengawasan ketat untuk mencapai zero accident”, ujar Pangarmatim.

Selama pelaksanaan latihan mulai dari Pangkalan Surabaya sampai daerah latihan, Komandan Guspurlatim Laksamana Pertama (Laksma) TNI Rachmad Jayadi, M.Tr. (Han)., selaku Komandan Gugus Tugas (GT) Demo Tempur Laut onboard di KRI Dr Soeharso – 990 sebagai Kapal Markas.

Latihan ini bertujuan untuk menumbuhkan motivasi bagi seluruh prajurit TNI AL yang terlibat Demo Alutsista TNI AL dalam mendukung HUT TNI Ke-72. Dalam latihan ini TNI AL melibatkan 23 Unsur KRI, 6 Pesawat Udara (Pesud) dan 8 Kendaraan Tempur (Ranpur) Marinir.

Kegiatan latihan manuvra lapangan ini diikuti oleh seluruh unsur-unsur peserta latihan Pendahuluan Demo Aksi Tempur Laut Peringatan HUT TNI Ke-72. (Am)
 
Everyone's worrying about China influence, but no one's worrying about Arab influence. So sad. I guess nobody is watching the news about our current national security problem that is encroaching our youngsters and even people in the village

They're small players. They can't even match what US and China can do in a very short time. Surely there are a lot of bad Arab influences, but it won't be as critical and influential as those big powers.
 
Latihan Demo Tempur Laut



Ditinjau PangarmatimFormasi KRI persiapan HUT TNI ★

Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda (Laksda) TNI Darwanto, S.H.,M.A.P., meninjau langsung Gelar Kesiapan Latihan Pendahuluan Demo Aksi Tempur Laut dalam rangka peringatan HUT TNI Ke – 72, bertempat di perairan Laut Jawa tepatnya di Pantai Banongan Situbondo, Jawa Timur. Kamis (27/7/2017).

Latihan Demo Tempur Laut yang dimulai dari tanggal 25 Juli dari Pangkalan Surabaya menuju Pantai Banongan Situbondo, selama berlayar Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang terlibat latihan melakukan berbagai manuver dan serial latihan sesuai pada pelaksanaan Demo HUT TNI yang akan digelar pada tanggal 5 Oktober 2017 di Cilegon, Banten.

Dalam kesempatan tersebut Pangarmatim menyampaikan keberhasilan pelaksanaan latihan bukan hanya ditentukan oleh kemampuan dan kemahiran masing-masing personel, melainkan juga karena terciptanya suatu kerja sama tim yang kompak.

Pahami fungsi dan tugas masing-masing, jalin kekompakan antar prajurit dan bangun kesatuan komando untuk mewujudkan kesamaan pola pikir dan pola tindak dan perhatikan keamanan latihan dengan menepati semua prosedur, serta mekanisme latihan melalui perhitungan cermat, pertimbangan tepat dan pengawasan ketat untuk mencapai zero accident”, ujar Pangarmatim.

Selama pelaksanaan latihan mulai dari Pangkalan Surabaya sampai daerah latihan, Komandan Guspurlatim Laksamana Pertama (Laksma) TNI Rachmad Jayadi, M.Tr. (Han)., selaku Komandan Gugus Tugas (GT) Demo Tempur Laut onboard di KRI Dr Soeharso – 990 sebagai Kapal Markas.

Latihan ini bertujuan untuk menumbuhkan motivasi bagi seluruh prajurit TNI AL yang terlibat Demo Alutsista TNI AL dalam mendukung HUT TNI Ke-72. Dalam latihan ini TNI AL melibatkan 23 Unsur KRI, 6 Pesawat Udara (Pesud) dan 8 Kendaraan Tempur (Ranpur) Marinir.

Kegiatan latihan manuvra lapangan ini diikuti oleh seluruh unsur-unsur peserta latihan Pendahuluan Demo Aksi Tempur Laut Peringatan HUT TNI Ke-72. (Am)
more pictures ...

27_PANGARMATIM_TIJAO_GELAR_LATIHAN_DEMO_AKSI_TEMPUR_LAUT__7_.jpg


27_PANGARMATIM_TIJAO_GELAR_LATIHAN_DEMO_AKSI_TEMPUR_LAUT__6_.jpg


27_PANGARMATIM_TIJAO_GELAR_LATIHAN_DEMO_AKSI_TEMPUR_LAUT__1_.jpg
 
Kemhan 'Ngotot' Jualan Jet Tempur KF-X/IF-X
Mesha Madiani , CNN Indonesia
Jumat, 28/07/2017 14:05 WIB


824cc296-2b81-41cc-b374-16444477b8d4_169.jpg

Indonesia akan ikut menjadi penjual jet tempur hasil kerja sama dengan Korea Selatan. (CNN Indonesia/Prima Gumilang)

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertahanan menyatakan, kerjasama pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X dengan Pemerintah Korea Selatan jauh lebih menguntungkan daripada membeli pesawat.

"Kami tidak lagi menjadi pembeli (pesawat tempur), tapi menjadi penjual," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Anne Kusmayati di Jakarta, Jumat (28/7).

Anne menambahkan, pesawat tempur ini akan dipasarkan ke negara-negara Asia Pasifik, meski enggan merinci nama negara yang dituju.

Jet tempur jenis KF-X/IF-X ini merupakan implementasi kerjasama strategis antara Pemerintah RI dan Pemerintah Korea Selatan yang ditandatangani pada 2006.

Rencananya jet tempur jenis ini akan siap beroperasi paling lambat pada 2030.

Anne mengatakan, mengembangkan pesawat tempur secara mandiri lebih menguntungkan karena desain pesawat yang dibuat dapat menyesuaikan dengan persyaratan operasional dari PT Dirgantara Indonesia.

"Selain itu, terdapat kebebasan menentukan konfigurasi sehingga menjamin kemampuan pengembangan teknologi pesawat tempur yang berkelanjutan," kata Anne.

Ia menambahkan, dari segi biaya reparasi, memproduksi pesawat tempur sendiri lebih murah karena dapat menekan biaya operasional yang mencakup biaya produksi dan komponen.

Selain itu, kata Anne, akan lebih mudah dalam urusan perawatan (maintenance), perbaikan (repair), dan pembaharuan (upgrade) karena dapat dilakukan sendiri.

Sementara, urusan modifikasi dan integrasi persenjataan juga mudah karena tidak perlu menunggu persetujuan dari produsen pesawat.

Saat ini, PT DI telah mengirim 81 teknisi ke Korean Aerospace Industry (KAI) di Sacheon City untuk mempelajari sistem dan standar prosedur kerja di KAI.

Kerjasama pengembangan jet tempur Generasi 4,5 ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pesawat tempur TNI Angkatan Udara.

Dengan dilengkapi AESA radar, KF-X/IF-X diklaim mampu mendeteksi dan mengunci target pada waktu yang sama.

Kini, program tersebut masih dalam tahap peningkatan kesiapan teknologi PT DI untuk melakukan Engineering Manufacture Development (EMD).

Rencananya, KF-X/IF-X akan diluncurkan pada tahun 2021 untuk mendapat sertifikasi rancang bangun.

Kemudian pada 2026, prototype atau purwarupa akan dioperasikan untuk memastikan dapat terbang dan bermanuver dengan baik, sesuai spesifikasi operasional. (yns/gil)
 
Indonesia - South Korea Looking Europe Aircraft Technologyhttps://garudamiliter.blogspot.co.id/2017/07/indonesia-korsel-cari-teknologi-pesawat.html
https://garudamiliter.blogspot.co.id/2017/07/indonesia-korsel-cari-teknologi-pesawat.html
Indonesia-Korsel Cari Teknologi Pesawat Eropa


Pemerintah Indonesia dan Republik Korea Selatan menjajaki kerja sama dengan sejumlah negara di Eropa untuk memperoleh empat dari 25 pengetahuan teknologi yang diperlukan terkait pembangunan pesawat tempur Korea Fighter Xperiment-Indonesia Fighter Xperiment atau dikenal dengan KFX/IFX.

Hal itu dilakukan menyusul tak kunjung diberikannya empat lisensi pengetahuan teknologi itu oleh Amerika Serikat yang melarang Lockheed Martin, perusahaan dirgantara AS yang memiliki pengetahuan teknologi tersebut, menjualnya kepada Indonesia-Korsel.

"Empat teknologi inti tidak akan diberikan AS ke siapa pun termasuk Korea. Untuk teknologinya sendiri, dari 25 teknologi, masih minus sembilan. Lima di antaranya bisa disediakan Korea sementara empat tidak akan diberikan," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan, Anne Kusmayati di Kantor Kemenhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Juli 2017.

"Makanya sekarang sudah ada industri ditunjuk Korea. Mereka menjajaki kerja sama dengan Eropa. Tapi bukan kapasitas kami untuk menyampaikan dengan siapa mereka bekerja sama," lanjutnya.

Empat teknologi tersebut yakni Active Electronically Scanned Array atau sistem AESA, sistem perang elektronik, pencari dan pelacak infra merah IRST, electro-optical targeting pod serta pengacak radar.

Anne menyampaikan, langkah alternatif ini dilakukan untuk memperoleh pengetahuan teknologi yang dibutuhkan. Dengan demikian, Indonesia-Korsel tetap berupaya mencapai target penyelesaian program kerja sama pada tahun 2026.

Diketahui ada 175 pesawat tempur yang ditargetkan bisa diproduksi secara massal. Rinciannya, 150 pesawat untuk Angkatan Udara Korsel dan 25 pesawat untuk TNI AU.

"Mereka (rekanan di Eropa) akan memberi teknologi yang boleh digunakan di alat yang akan dipasang di pesawat," ujar Anne.

VIvanews
 
Banyakin pilotnya dulu lah

TNI AU KEKURANGAN 22 PENERBANG HELIKOPTER
28 JULY 2017 DIANEKO_LC 1 COMMENT


TNI AU hingga sekarang masih kekurangan penerbang pesawat heli. Sebab saat ini dari kebutuhan 72 penerbang baru ada 50 penerbang. Untuk itu, TNI AU terus berupaya menambah penerbang heli, yaitu dengan menambah perwira siswa (Pasis) sekolah penerbang (Sekbang).

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, untuk pesawat heli ini satu pesawat membutuhkan dua penerbang. Pesawat heli sendiri ada di tiga skuadron, yaitu skudron 6, 7 dan 8. Dimana untuk satu skuadron ada 12 pesawat.

Dengan jumlah tersebut, maka masing-masing skuadron membutuhkan 24 penerbang. Sehingga untuk tiga skudron perlu 72 penerbang heli. Padahal, sekarang baru ada 50 penerbang heli.

“Dari jumlah penerbang heli yang ada sekarang, untuk kebutuhan penerbang heli bisa dihitung berapa kekurangannya,” ujar Hadi Tjahjanto usai meresmikan monumen pesawat latih di Akademi Angkatan Udara (AAU) di Sleman, Jumat (28/7/2017).

Menurut Hadi, untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan menambah kuota Sekbang. Yaitu dari rata-rata 30 Pasis per angkatan menjadi 50 Pasis per angkatan. Dengan langkah ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penerbang pesawat militer, baik tempur, angkut dan heli.

“Kami optimis nantinya kebutuhan penerbang pesawat militer dapat terpenuhi,” paparnya.

Disinggung soal rencana mendatangkan 11 pesawat tempur Sukhoi-35. Menurut Hadi, untuk penambahan pesawat tempur itu, tidak ada masalah. Baik penerbang maupun infrastrukturnya. Sebab pesawat tersebut merupakan pesawat pengganti dari pesawat tempur F5 Tiger, sehingga semuanya sudah disiapkan dan tersedia.

“Pesawat tempur Sukhoi-35 itu nantinya akan di tempatkan di Madiun. Namun sebelum infrastruktur pendukungnya siap, untuk sementara akan ditempatkan di Makassar,” terangnya.

Soal penerbang pesawat tempur itu yang dulunya mengawaki F5 Tiger, untuk melatih dan mengasah kemampuan mereka, sementara melakukan latihan dengan pesawat tempur lain, yaitu Sukhoi-27 dan 30. Ini lantaran untuk Sukhoi-35 merupakan pesawat dengan generasi yang lebih canggih, yakni 4,5. “Karena itu latihan penting,” ucapnya.

Kepala Penerangan AAU Mayor Sus Ambar Rejiyati menambahkan, kedatangan KSAU tersebut, selain meresmikan monumen pesawat latih, juga dalam rangka Hari Bakti TNI AU, 29 Juli. Untuk peringatannya sendiri akan dipusatkan di AAU, Sabtu 29 Juli 2017.

Photo : EC-725 Cougar TNI AU (adrianus darmawan)

Sumber : Sindonews
 
Industry
Indonesia looks to China for combat UAVs
Jon Grevatt - IHS Jane's Defence Industry
28 July 2017


Indonesian defence officials have outlined a potential programme to procure unmanned combat aerial vehicles (UCAVs) from China.

In comments published by state-run news agency Antara on 26 July, Laksda Leonardi, head of the Ministry of Defence’s Defence Facilities Agency, said the Indonesian Air Force (TNI-AU) required an unmanned aerial vehicle (UAV) capability to “detect, identify, and attack” targets.

Leonardi added that China has offered to meet the requirement, which features six UCAV units each consisting of three batteries. He also indicated that Indonesia’s options to procure a UCAV system was limited to China, although he did not elaborate.

“Only China can sell the drones to us and the others cannot,” he said.

http://www.janes.com/article/72671/indonesia-looks-to-china-for-combat-uavs
 

Latest posts

Back
Top Bottom