What's new

Indonesia Defence Forum

Dirut maksudnya 2018 produksi prototipe kedua kali..... hehehehe....
yg ane penasaran sekarang itu mesin medium tank itu caterpilar model mana? Berapa horse power?
ane beranggapan ini tank harusnya jangan mentok di 20 hp / ton, klo bisa lebih.
Cv90 105 aja bisa 25hp/ton
 
. .
PROTOTIPE ‘CORNER SHOT’ TELAH DIUJI KOPASSUS
5 OCTOBER 2017 DIANEKO_LC 1 COMMENT
panglima-tni-jenderal-gatot-nurmantyo-memeriksa-corner-shot-indopos.jpg

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memeriksa Corner Shot. (Indopos)

Beberapa alat utama sistem senjata (alutsista) model uji terpajang di Politeknik Angkatan Darat (Poltekad), Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim), kemarin (4/10). Alutsista model uji itu bukan diproduksi negara lain seperti Amerika Serikat (AS), Rusia, Israel maupun bangsa lain yang dikenal jago memproduksi senjata.

Tapi alutsista model uji tersebut dirancang mahasiswa dan dosen Poltekad. Selain berani bersaing soal kecanggihan, harga perkiraan produksi jauh lebih murah jika dibandingkan impor. Ini bisa menjadi kado istimewa HU TNI ke-72 yang jatuh pada hari ini (5/10). Itu salah satunya corner shot atau senjata sudut yang pada ujung larasnya dapat dibengkokkan ke kiri-kanan dengan dilengkapi wireless mini DVR camera, flashlight dan pointer. Kemudian, robot tempur lemjiantek versi III (RTLV3), rudal rolex (robot latih experimen), dan mortir granat.

”Ini (corner shot, Red) bisa dibilang lebih (unggul, Red) dibandingkan buatan Israel,” kata Kepala Laboratorium Jurusan Balistik Poltekad Kapten Arh M. Ali ditemui di sela-sela menjalankan tugas, kemarin.

Menurut dia, inspirasi riset corner shot tersebut dari alutsista tentara Israel. Sengaja diproduksi untuk menumpas teroris atau senjata antiteroris. Namun, model uji milik Poltekad tersebut diklaim lebih unggul dibandingkan buatan Israel.

Jangkauannya atau dibelokkan ke kanan atau ke kiri bisa mencapai 80 derajat atau 160 derajat. Sementara corner shot buatan Israel hanya menjangkau 60 derajat atau 120 derajat. Dari segi penggunaan senjata, buatan Poltekad lebih fleksibel untuk diletakkan empat jenis pistol antara lain G2 Combat, G2 Elit, G17 Glock dan FN. Sementara buatan Israel hanya untuk satu senjata tiap corner shot.

”Dari segi harga juga lebih murah buatan Poltekad. Satu senjata hanya berkisar Rp 30- Rp 40 juta. Kalau impor menghabiskan dana Rp 175 juta per unit,” terang pria kelahiran Madura ini.

Ali memaparkan, corner shot tersebut sudah diuji oleh Komando Pasukan Khusus (Kopasus) di Batujajar, Bandung, Jawa Barat. Bahkan, saat ini telah proses uji kualitas dari Litbanghan (Penelitian dan Pengembangan Pertahanan) Pusat untuk diuji kelayakan produksi masal.

Namun, dari hasil uji Kopassus tersebut ada beberapa hal yang harus disempurnakan, misalnya tentang berat corner shot. Ali memaparkan, Kopassus menginginkan agar didesain lebih ringan. Saat ini beratnya 3,5 kilogram (kg). Saran pasukan elit TNI itu diharapkan bisa menjadi sekitar 2 kg. ”Ke depan akan kami sempurnakan dengan serba otomatis (menentukan arah bidikan, Red), saat ini masih sistem manual,” ungkapnya.

Sumber : Indopos
 
. .
Lagi2x kayak tahun lalu nonton HUT TNI di TV, kru kamera bingung fokusnya kemana. Padahal mereka tinggal ikutin apa kata MC-nya. Tapi kayaknya kru kamera nggak mudheng MC ngomong apa soalnya mereka ngak tau jenis2x alutsista. Kayak nggak ada koordinasi antara acara sama kru kamera. Mengecewakan.

At least you're lucky.. I didn't even have a chance to see it live. TV at home was occupied by viewer of Indian soap operas :hitwall: . Thank God for Youtube clips.

Our president however is probably not all that lucky as he was "forced" to walk to the event.

++++

Indonesia President Joko Widodo forced to walk 2km to avoid traffic jam

JAKARTA (AFP) - Indonesia's notorious traffic congestion was on display for the world Thursday (Oct 5) after the country's president was forced to walk 2km through the scorching heat to attend a military parade.

The country's traffic nightmares were aptly illustrated when President Joko Widodo had to walk more than 2km to attend a ceremony marking the 72nd anniversary of the Indonesian military's founding.

He and senior government officials were held up by gridlock as they approached the military parade in Cilegon, a port city about two-and-a-half hours drive from the capital Jakarta, the presidential palace said.

After a 30-minute wait, "the president then decided from inside the car that he would walk," his guard Ili Dasili said in a statement.

National police chief Tito Karnavian, who was also stuck in the jam, joined the president.

Video footage shows the president walking with a phalanx of security personnel while spectators yell and chant his name.

The president's unorthodox entrance wasn't lost on social media users, who questioned why the leader of South-east Asia's largest economy was compelled to walk to the event.

"How come the president walked for 2km to the military anniversary location, why didn't they give him the privilege of vacating the road or taking him in a helicopter?" Twitter user @Pujithegooners wrote.

http://www.straitstimes.com/asia/se...idodo-forced-to-walk-2km-to-avoid-traffic-jam

.
 
.
At least you're lucky.. I didn't even have a chance to see it live. TV at home was occupied by viewer of Indian soap operas :hitwall: . Thank God for Youtube clips.

Our president however is probably not all that lucky as he was "forced" to walk to the event.

++++

Indonesia President Joko Widodo forced to walk 2km to avoid traffic jam

JAKARTA (AFP) - Indonesia's notorious traffic congestion was on display for the world Thursday (Oct 5) after the country's president was forced to walk 2km through the scorching heat to attend a military parade.

The country's traffic nightmares were aptly illustrated when President Joko Widodo had to walk more than 2km to attend a ceremony marking the 72nd anniversary of the Indonesian military's founding.

He and senior government officials were held up by gridlock as they approached the military parade in Cilegon, a port city about two-and-a-half hours drive from the capital Jakarta, the presidential palace said.

After a 30-minute wait, "the president then decided from inside the car that he would walk," his guard Ili Dasili said in a statement.

National police chief Tito Karnavian, who was also stuck in the jam, joined the president.

Video footage shows the president walking with a phalanx of security personnel while spectators yell and chant his name.

The president's unorthodox entrance wasn't lost on social media users, who questioned why the leader of South-east Asia's largest economy was compelled to walk to the event.

"How come the president walked for 2km to the military anniversary location, why didn't they give him the privilege of vacating the road or taking him in a helicopter?" Twitter user @Pujithegooners wrote.

http://www.straitstimes.com/asia/se...idodo-forced-to-walk-2km-to-avoid-traffic-jam

.

People do love our armed forces thats why they flocking to attend the anniversary, and this will set many examples for future leader....

Bahasa, but the story is great Ken. Conboy is one of the most peculiar writer in his field

‘James Bond’ Indonesia Dilatih CIA dan Mossad
“Ia tak pernah tersenyum, tak pernah tertawa, dan tak pernah mau wanita.”

Ilustrasi: Edi Wahyono

Kamis, 5 Oktober 2017
Sebulan setelah Jepang mengibarkan bendera putih dalam Perang Dunia II, Frederick E Crockett tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada 15 September 1945. Crockett datang dengan menumpang kapal perang Inggris, HMS Cumberland. Di bawah payung Operasi Everest, tugas Crockett di Jakarta hanya dua, yakni membantu pemulangan tentara Amerika Serikat yang ditawan Jepang dan membuka kantor intelijen.

Crockett merupakan perwira dalam Office of Strategic Service (OSS). Selama Perang Dunia II, OSS bertugas mengumpulkan informasi intelijen untuk menopang operasi militer Amerika dan negara-negara Sekutu. OSS inilah yang beberapa tahun kemudian bersalin nama menjadi Central Intelligence Agency (CIA).

Setelah Perang Dunia II usai, OSS berniat membuka stasiun intelijen di tiga kota di Asia Tenggara: Jakarta, Saigon (kini Ho Chi Minh City), dan Singapura. Operasi tiga stasiun ini ada di bawah kendali Kolonel John G Coughlin, yang berbasis di Kandy, Sri Lanka. Coughlin punya rencana besar di Asia Tenggara. Dia berniat menempatkan 85 intel di Singapura.

“Untuk apa kalian menempatkan orang sebanyak itu?” pejabat dinas intelijen Inggris bertanya kepada Coughlin, dikutip William J Rust dalam artikelnyaTransitioning into CIA: The Strategic Services Unit in Indonesia. Lantaran protes Inggris, dia memangkas angka itu jadi tinggal 20 orang untuk seluruh Asia Tenggara. Masing-masing stasiun paling tidak terdiri atas empat orang dengan spesialisasi espionase, kontra-intelijen dan riset analisis. Menurut Coughlin, “Dengan tim yang kecil, kita tak akan menarik perhatian orang.”

Untuk stasiun intelijen Jakarta, selain Crockett, jebolan Universitas Harvard dan mantan perwira Angkatan Laut, ada lagi Jane Foster, seniman yang sudah punya pengalaman lumayan lama di bagian propaganda OSS. Jane juga lumayan paham bahasa dan budaya Indonesia. Dua orang lagi pembantu Crockett adalah Richard F Staples dan John E Beltz, keduanya prajurit Angkatan Laut Amerika. Sebagai kantor sementara, mereka menempati dua kamar Hotel des Indes, di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat.

Pada akhir September 1945, ditemani seorang perwira intelijen Angkatan Laut Amerika, Jane menemui Presiden Sukarno di kediaman Menteri Luar Negeri Achmad Soebardjo. Intel-intel Amerika itu menekankan bahwa mereka hanya berniat mengumpulkan informasi. Dari bulan ke bulan, jumlah intel Amerika di Jakarta makin banyak. Salah satu tokoh kunci pada masa-masa awal operasi Dinas Intelijen Amerika di Indonesia adalah Robert Koke. Dia punya hotel di Bali dan lumayan pandai bercakap Melayu.

-kqhsqr.png

Markas CIA
Foto: dok. ChicagoTribune

Saat intel-intel Amerika ini mulai beroperasi di Jakarta, badan intelijen Indonesia baru didirikan. Adalah Zulkifli Lubis, lulusan pertama sekolah intelijen yang dibikin oleh penjajah Jepang di Tangerang, yang jadi pelopornya. Zulkifli sempat ditempatkan Jepang di Singapura selama sekitar setahun.

Setelah Jepang menyerah pada Agustus 1945, Zulkifli kembali ke Jakarta. Ide besarnya menciptakan kemampuan intelijen bagi negara baru mendapat dukungan dari dua perwira militer Jepang, Yanagawa dan Yamazaki. "Saya menganggap untuk setiap gerakan apa pun, intelijen penting dan harus ada," ujar Zulkifli seperti yang dikutip dari bukuSenarai Kiprah Sejarah. Dia membentuk Badan Istimewa, yang anggotanya dibatasi 40 mantan perwira Pembela Tanah Air (Peta) dari seluruh Jawa dan bekas informan Jepang di Jakarta. Mereka dididik dasar-dasar intelijen di asrama pelayaran di kawasan Pasar Ikan.

Kepada murid-muridnya ini, Zulkifli menekankan bahwa mengabdi sebagai intelijen itu harus tanpa pamrih. Total pengabdian jadi hal mutlak. "TNI masih bisa dapat bintang, naik pangkat, dan kalau mati dimakamkan di makam pahlawan. Kalau intelijen tidak boleh begitu. Dia harus betul-betul mengabdi, semata-mata untuk negara dan orang banyak," kata Zulkifli.

* * *

Sejak awal dinas intelijen Indonesia beroperasi, sudah ada ‘jejak’ CIA. Pada 1952, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia saat itu, Merle Cochran, memberi penawaran pelatihan rahasia bagi para kader intelijen Departemen Pertahanan. Syaratnya, pemerintah Indonesia harus menolak kehadiran komunis di Indonesia.

Kenneth J Conboy dalam bukunya, Intel: Inside Indonesia's Intelligence Service, menulis, kepada Bung Hatta dan Menteri Pertahanan Sultan Hamengku Buwono IX, Cochran menjanjikan para kader ini akan bisa menjadi kekuatan gerilya apabila terjadi serangan komunis asal China di Asia Tenggara. Bujukan Cochran berhasil meluluhkan Hatta dan Sultan. Terlebih lagi Cochran menyanggupi bantuan akan diberikan diam-diam.

Menurut Kenneth, peserta angkatan pertama kursus intelijen dari CIA itu sebanyak 17 orang. Mereka diseleksi dari 50 orang pemuda usia 20-an tahun oleh Soemitro Kolopaking, bekas Bupati Banjarnegara, yang dikenal dekat dengan Bung Hatta. Tri Sedjati Kolopaking, anak Soemitro, mengatakan ayahnya tak pernah bercerita soal perannya dalam kursus intel CIA itu. Begitu pula anak Wakil Presiden Hatta, Gemala Hatta. "Ayah hanya cerita pernah menyiapkan pendidikan untuk diplomat muda, soal pelatihan intel nggak pernah. Mungkin karena rahasia, ya," ujar Gemala kepadadetikX beberapa hari lalu.

Menjelang akhir 1952, di tengah pekatnya gelap malam, para calon intel itu naik kapal dagang Maria Elisa, yang buang sauh di lepas pantai Semarang, Jawa Tengah. Setelah menerjang ganasnya lautan selama tiga hari, kapal dengan awak berkebangsaan Jepang itu tiba di Selat Makassar. Tak berapa lama sebuah pesawat amfibi PBY Catalina mendarat dan mendekati kapal dagang itu.

Baca Juga : Zulkifli dan Penggranatan Cikini

kamera-vdt0n0.png

Sebuah kamera robot yang disediakan oleh CIA.
Foto: KennethJ Conboy, dalam buku Intel: InsideIndonesia's Intelligence Service

Rata-rata calon intel Indonesia ini belum pernah naik pesawat. “Perut kami serasa dikocok-kocok,” ujar salah satu calon intel itu. Pesawat yang dioperasikan Civil Air Transport (CAT) di bawah kendali Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA) itu membawa mereka ke Pangkalan Udara Clark, Filipina. Pada malam itu pula, mereka kembali diterbangkan ke Pulau Saipan, sebuah pulau di bagian barat Samudra Pasifik.

Di pulau yang dikuasai Amerika Serikat sejak 1950 itu, CIA mendirikan pusat pelatihan Saipan Training Station dengan nama samaran Naval Technical Training Unit untuk melatih para anggota dinas intelijen dan pasukan khusus dari berbagai negara yang sepaham. Gilbert Layton, veteran Perang Dunia II, menjadi instruktur para calon agen intelijen Indonesia.

Kartono Kadri, calon intel asal Magelang, saat diwawancarai Kenneth menuturkan perintah pertama dari Gilbert adalah semua benda yang berhubungan dengan negara asal mereka harus disingkirkan. Mereka pun mendapat panggilan ala Amerika untuk memudahkan komunikasi dengan instruktur.

Tiga bulan mereka tinggal di Saipan. Latihan paramiliter dan komunikasi morse menjadi santapan mereka setiap hari. “Saya menembakkan peluru lebih banyak di sini dibanding lima tahun masa revolusi,” ujar salah satu calon intel. Siswa yang menonjol diberi keahlian khusus peralatan dan metode analisis intelijen.

Setelah kembali ke Indonesia pada Februari 1953, mereka menghadap Soemitro dan dikumpulkan dalam organisasi bernama Firma Ksatria. Alumni Saipan ini dikirim ke pelbagai tempat untuk tugas intelijen. Kartono alias Shorty dikirim ke Pontianak, Kalimantan Barat, untuk mempelajari dan berusaha menarik simpati komunitas keturunan Tionghoa.

Dianggap sukses, proyek kursus intelijen CIA dilanjutkan lagi pada pertengahan 1953. Pelatihan gelombang kedua ini diikuti 19 pemuda. Sayangnya, situasi politik dalam negeri yang tidak stabil membuat dinas intelijen Indonesia telantar. Keahlian intelijen para pemuda lulusan kursus intel CIA ini akhirnya tak terpakai. Beberapa dari mereka kemudian memilih kembali kuliah atau menjadi pegawai di beberapa departemen. Pada masa-masa itu, hubungan Indonesia dengan Amerika sempat memburuk.

Rezim berganti, haluan politik luar negeri berubah. Sejak awal berkuasa, Presiden Soeharto sudah merasakan perlunya dinas intelijen yang kuat di Indonesia. CIA kembali datang menawarkan bantuan uang dan pelatihan. Perwira Intelijen di Polisi Militer, Kolonel Nicklany Soedardjo, berperan besar dalam hal ini. Nicklany, yang menjabat Wakil Asisten Intelijen Kopkamtib (Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban) dan pernah menjalani pendidikan di Fort Gordon, Amerika, pada 1961, mengusulkan perlunya dibentuk unit baru untuk menangani kontra-intelijen asing kepada sejumlah petinggi Detasemen Pelaksana Intelijen Polisi Militer (Den Pintel Pom).

Komandan Den Pintel Pom Mayor Nuril Rachman menyiapkan 10 perwira aktif dan 50 sipil. Unit inilah yang menjadi Satuan Khusus Pelaksana Intelijen atau Satsus Pintel dan kemudian dipendekkan menjadi Satuan Khusus Intelijen atau Satsus Intel. Menurut Nuril, unit ini akan membutuhkan anggaran lumayan besar.

very-brm1m3.png

Very Pelenkahu (kiri) dengan penasihat Israel di Cipayung, 1971.
Foto: KennethJ Conboy, dalam buku Intel: InsideIndonesia's Intelligence Service

Nicklany menenangkannya. "Jangan khawatir, kalian akan mendapatkannya," ujar Kolonel Nicklany. Pada 1966, kepala stasiun CIA di Jakarta adalah Clarence ‘Ed’ Barbier, mantan intel Angkatan Laut Amerika. Tak lama setelah Ed Barbier ‘mampir’ ke Markas Besar Polisi Militer, bantuan pun datang.

Ken Conboy menulis, hingga akhir 1968, Amerika memberikan bantuan keuangan secara rahasia untuk menggaji 60 personel, kendaraan untuk pengintaian, biaya sewa rumah aman di Jalan Jatinegara Timur Jakarta Timur, tape recorder mutakhir merek Sony TC-800, serta peralatan penyadap telepon QTC-11. Tak hanya dana operasi, CIA juga mengirimkan instruktur seniornya Richard Fortin pada September 1969 untuk memberikan pelatihan teknik pengintaian dasar selama dua minggu.

Rupanya bukan hanya CIA yang bermurah hati kepada Satsus Intel. Dinas Intelijen Luar Negeri Inggris MI6 juga mengirimkan agennya sebagai instruktur. Dinas intelijen Israel yang kondang, Mossad, ikut ‘menyumbang’ intelnya untuk mendidik para agen Satsus Intel.

Pada November 1970, Anthony Tingle tiba di Jakarta dengan paspor Inggris. "Tingle sebenarnya seorang brigadir Israel berusia 50 tahun dan bekerja untuk Mossad," Conboy menulis. Tak mudah mendapatkan izin untuk seorang instruktur Israel karena Indonesia tak memiliki hubungan diplomatik. Nicklany mengabaikan persoalan sensitif itu dan mengambil risiko. "Kita mendatangkan instruktur Israel karena mereka yang terbaik di dunia," Nicklany menjelaskan kepada seorang perwira Satsus Intel.

Tingle mengajarkan bagaimana intel menyamarkan identitas selama empat pekan di Cipayung. Intel Mossad itu mengajar dengan sangat serius, dingin, tanpa lelucon sama sekali. “Ia tak pernah tersenyum, tak pernah tertawa, dan tak pernah mau wanita,” salah seorang muridnya, Very Pelenkahu, menuturkan kepada Conboy. “Dan saya belajar lebih banyak darinya dibanding dari instruktur mana pun.”

Pada Februari 1973, Mossad mengirim pelatih keduanya untuk memberikan pelatihan kontraspionase dan bagaimana menggunakan agen dalam melakukan kegiatan kontra-intelijen. Peserta kelas kedua ini seluruhnya dari Satsus Intel.

Hubungan dengan Mossad ini lumayan awet juga. Pada 1983, seorang penasihat Israel datang ke Jakarta untuk mengajarkan teknik intelijen kepada lima intel yang akan ditempatkan di luar negeri. Salah seorang peserta menuturkan, dia sampai 15 kali diajak ke hotel. Hingga satu kali sang instruktur menunjuk seseorang yang duduk seorang diri di lobi.

“Saya hanya diberi waktu 15 menit untuk mengarang cerita, memperkenalkan diri, dan meyakinkan orang itu untuk bertemu kembali di lobi jam tujuh malam…. Jika si target menunggu saya malam itu, berarti saya berhasil,” seorang mantan pejabat Badan Intelijen Negara menuturkan.

https://x.detik.com/detail/intermeso/20171005/James-Bond-Indonesia-Dilatih-CIA-dan-Mossad/index.php

Paragraf terakhir mirip adegan di The Bourne....
 
. .
Lagi2x kayak tahun lalu nonton HUT TNI di TV, kru kamera bingung fokusnya kemana. Padahal mereka tinggal ikutin apa kata MC-nya. Tapi kayaknya kru kamera nggak mudheng MC ngomong apa soalnya mereka ngak tau jenis2x alutsista. Kayak nggak ada koordinasi antara acara sama kru kamera. Mengecewakan.

I was komplening about camera crews' quality in covering live military parade.




Ask the Dutch because they're flying Dutch flags. :-)

I have same thought with you and also I noticed and found the MCs tone and voice everytime they describing the weapon and action were very annoying. Like when they're cheering, 'Apacheeeeeeeeee..'
They want to sound patriotic and cheerful but they didn't. They did a lot of wrong pronunciations also even for a simple Indonesian words.
 
. .
Diduga Menyusup Acara HUT TNI, Dua Tentara AS Diamankan

POM TNI mengamankan dua Warga Negara Amerika Serikat (AS) saat perayaaan HUT TNI Ke-72 di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10).

132364_12091706102017_WNA_AS.jpg


Diduga warga negara AS yang merupakan anggota militer itu ingin menyusup ditengah acara perayaan HUT TNI.

Awalnya pada pukul 13.00 WIB, Bais TNI mendapati adanya WNA di sekitar acara perayaan. Dalam proses introgasi, diketahui kedua WNA itu, datang ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta menggunakan Visa On Arrival pada tanggal 15 September 2017 lalu. Keduanya mengaku tinggal di Hotel Ritz Carlton Jakarta.

Saat ditanyakan mengenai tujuan ke daerah Cilegon, keduanya mengaku hanya sekedar berjalan jalan.

Meski tidak ditemukan pelanggaran keimigrasian atau dokumen keimigrasian, kedua WNA itu tetap mendapat kawalan menuju Jakarta. Pihak TNI juga berkoordinasi dengan kedutaan Amerika mengenai keberadaan dua warga AS di Cilegon.

Selain itu, atas tindakan dua anggota militer AS tersebut, TNI akan memberikan teguran keras kepada kesatuan dua anggota militer AS lantaran diduga melakukan penyusupan di wilayah tempat dilaksanakan HUT TNI.

http://keamanan.rmol.co/read/2017/1...usup-Acara-HUT-TNI,-Dua-Tentara-AS-Diamankan-
 
.
Diduga Menyusup Acara HUT TNI, Dua Tentara AS Diamankan

POM TNI mengamankan dua Warga Negara Amerika Serikat (AS) saat perayaaan HUT TNI Ke-72 di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10).

132364_12091706102017_WNA_AS.jpg


Diduga warga negara AS yang merupakan anggota militer itu ingin menyusup ditengah acara perayaan HUT TNI.

Awalnya pada pukul 13.00 WIB, Bais TNI mendapati adanya WNA di sekitar acara perayaan. Dalam proses introgasi, diketahui kedua WNA itu, datang ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta menggunakan Visa On Arrival pada tanggal 15 September 2017 lalu. Keduanya mengaku tinggal di Hotel Ritz Carlton Jakarta.

Saat ditanyakan mengenai tujuan ke daerah Cilegon, keduanya mengaku hanya sekedar berjalan jalan.

Meski tidak ditemukan pelanggaran keimigrasian atau dokumen keimigrasian, kedua WNA itu tetap mendapat kawalan menuju Jakarta. Pihak TNI juga berkoordinasi dengan kedutaan Amerika mengenai keberadaan dua warga AS di Cilegon.

Selain itu, atas tindakan dua anggota militer AS tersebut, TNI akan memberikan teguran keras kepada kesatuan dua anggota militer AS lantaran diduga melakukan penyusupan di wilayah tempat dilaksanakan HUT TNI.

http://keamanan.rmol.co/read/2017/1...usup-Acara-HUT-TNI,-Dua-Tentara-AS-Diamankan-

Contoh humint gagal
 
. .
Diduga Menyusup Acara HUT TNI, Dua Tentara AS Diamankan

POM TNI mengamankan dua Warga Negara Amerika Serikat (AS) saat perayaaan HUT TNI Ke-72 di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10).

132364_12091706102017_WNA_AS.jpg


Diduga warga negara AS yang merupakan anggota militer itu ingin menyusup ditengah acara perayaan HUT TNI.

Awalnya pada pukul 13.00 WIB, Bais TNI mendapati adanya WNA di sekitar acara perayaan. Dalam proses introgasi, diketahui kedua WNA itu, datang ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta menggunakan Visa On Arrival pada tanggal 15 September 2017 lalu. Keduanya mengaku tinggal di Hotel Ritz Carlton Jakarta.

Saat ditanyakan mengenai tujuan ke daerah Cilegon, keduanya mengaku hanya sekedar berjalan jalan.

Meski tidak ditemukan pelanggaran keimigrasian atau dokumen keimigrasian, kedua WNA itu tetap mendapat kawalan menuju Jakarta. Pihak TNI juga berkoordinasi dengan kedutaan Amerika mengenai keberadaan dua warga AS di Cilegon.

Selain itu, atas tindakan dua anggota militer AS tersebut, TNI akan memberikan teguran keras kepada kesatuan dua anggota militer AS lantaran diduga melakukan penyusupan di wilayah tempat dilaksanakan HUT TNI.

http://keamanan.rmol.co/read/2017/1...usup-Acara-HUT-TNI,-Dua-Tentara-AS-Diamankan-

Oh? WNA dilarang masuk ya? Masuk sana harus tunjukin KTP?

20171005_indonesia-military-3_article_main_image.jpg
 
. .
Diduga Menyusup Acara HUT TNI, Dua Tentara AS Diamankan

POM TNI mengamankan dua Warga Negara Amerika Serikat (AS) saat perayaaan HUT TNI Ke-72 di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10).

132364_12091706102017_WNA_AS.jpg


Diduga warga negara AS yang merupakan anggota militer itu ingin menyusup ditengah acara perayaan HUT TNI.

Awalnya pada pukul 13.00 WIB, Bais TNI mendapati adanya WNA di sekitar acara perayaan. Dalam proses introgasi, diketahui kedua WNA itu, datang ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta menggunakan Visa On Arrival pada tanggal 15 September 2017 lalu. Keduanya mengaku tinggal di Hotel Ritz Carlton Jakarta.

Saat ditanyakan mengenai tujuan ke daerah Cilegon, keduanya mengaku hanya sekedar berjalan jalan.

Meski tidak ditemukan pelanggaran keimigrasian atau dokumen keimigrasian, kedua WNA itu tetap mendapat kawalan menuju Jakarta. Pihak TNI juga berkoordinasi dengan kedutaan Amerika mengenai keberadaan dua warga AS di Cilegon.

Selain itu, atas tindakan dua anggota militer AS tersebut, TNI akan memberikan teguran keras kepada kesatuan dua anggota militer AS lantaran diduga melakukan penyusupan di wilayah tempat dilaksanakan HUT TNI.

http://keamanan.rmol.co/read/2017/1...usup-Acara-HUT-TNI,-Dua-Tentara-AS-Diamankan-

They should be invited to join the people to watch. In fact, is there any secret at all? Perhaps, they genuinely want to have fun and watch the show.
 
.
Back
Top Bottom